Evaluasi Faktor Eksternal EFE

laboratorium dan alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk pembuatan bibit jamur sendiri.

7.3 Evaluasi Faktor Eksternal EFE

Analisis faktor eksternal perusahaan merupakan identifikasi faktor-faktor kunci peluang dan ancaman perusahaan yang mempengaruhi langsung terhadap kegiatan usaha. Pada evaluasi ini, masing-masing faktor yaitu peluang dan ancaman diberikan bobot pada masing-masing faktor kunci. Dengan menggunakan hasil identifikasi faktor peluang dan ancaman sebagai faktor strategis eksternal kemudian didapat hasil bobot dan rating setiap faktor, seperti pada tabel 20. Hasil analisis EFE responden dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 9. Tabel 20. Hasil Analisis Faktor Eksternal EFE Perusahaan Agro Jamur Arismajaya Peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan adalah faktor pendapatan masyarakat yang meningkat. Hal tersebut berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin meningkat sehingga timbul pengetahuan dan produk baru yang ingin dikonsumsi seperti khususnya sayuran terutama jamur tiram putih.Nilai dari pendapatan masyarakat naik ini diberi bobot 0,111 dengan rating empat dan skor 0,444.Dengan nilai rating empat, perusahaan menjawab dengan efektif bahwa faktor tersebut sangat baik bagi perusahaan.Hal tersebut menjadi peluang yang paling utama dilihat dari penilaian perusahaan terhadap Faktor Eksternal Bobot Rating Skor Peluang A. Pendapatan masyarakat naik 0,111 4,000 0,444 B. Suplai bahan baku lancar 0,084 4,000 0,336 C. Permintaan pasar jamur masih tinggi 0,105 3,000 0,315 Ancaman D. Mayoritas penduduk petani sayuran 0,085 2,500 0,213 E. Fluktuasi harga input 0,109 2,000 0,218 F. Tergantung pada satu pengumpul 0,092 2,000 0,184 G. Tidak kelompok tani jamur 0,074 2,000 0,148 H. Skala usaha pesaing lebih besar 0,113 1,000 0,113 I. Produksi pesaing lebih tinggi 0,113 1,000 0,113 J. Produk subtitusi banyak 0,113 1,000 0,113 Total 1,000 22,500 2,197 faktor kunci tersebut. Peluang berikutnya adalah suplai bahan baku lancar. Bobot yang diberikan untuk faktor ini adalah 0,084 dengan rating empat dan skor 0,336.Selanjutnya peluang ke tiga adalah permintaan pasar jamur masih tinggi.Nilai bobot dari peluang pasar jamur ini adalah 0,105 dengan rating 3 dan skor 0,315. Faktor ancaman yang ada dilingkungan perusahaan adalah mayoritas penduduk petani sayuran.Hal tersebut menjadi ancaman karena dengan keadaan tersebut banyak petani yang tertarik beralih menjadi petani jamur tiram putih, sehingga menimbulkan pesaing-pesaing baru yang dapat menimbulkan persaingan kualitas dan harga jamur tiram.Menurut perusahaan Agro Jamur Arismajaya, dalam satu tahun terakhir yaitu tahun 2009, terdapat empat perusahaan yang berdiri dilingkungan sekitar baik skala menengah dan besar. Nilai bobot dari ancaman ini yaitu 0,085 dengan rating 2,5 dan skor 0,213. Ancaman berikutnya adalah fluktuasi harga input dengan bobot 0,109 dengan rating dua dan skor 0,218. Harga input yang tidak menentu menyebabkan terjadinya biaya yang tidak terduga bagi perusahaan untuk menyediakan sarana pembuatan baglog seperti harga plastik polipropiline yang cenderung naik dari Rp 1 500 sampai Rp 2 000 kenaikannya dalam satu kilogram. Kemudian ancaman selanjutnya adalah perusahaan masih tergantung pada satu pedagang pengumpul.Bobot dari faktor ini adalah 0,092 dengan rating dua dan skor 0,184. Tidak adanya kelompok tani jamur di lokasi setempat menjadikan ancaman yang keempat bagi perusahaan. Minimnya kerjasama untuk pengusahaan jamur tiram putih, menjadi kendala yang sangat serius untuk diperhatian.Karena usaha jamur tiram di kabupaten Cianjur sedang berkembang, hal tersebut diketahui dengan bermunculannya perusahaan-perusahaan baru baik skala kecil, menengah dan besar pada komoditi jamur tiram ini.Bobot dari faktor ini adalah 0,074 dengan rating dua dan skor 0,148. Ancaman yang ke lima, enam dan tujuh memiliki nilai bobot, rating dan skor sama yaitu dengan bobot 0,113, rating satu dan skor 0,113. Ancamannya adalah skala usaha pesaing lebih besar, hal tersebut dapat diamati dengan bentuk bangunan perusahaan pesaing, jumlah bangunan dan kapasitas isi bangunan.Dalam hal itu, perusahaan pesaing lebih unggul sehingga produksi jamur pesaing juga lebih unggul dari segi kuantitas. Ancaman terakhir yaitu produk subtitusi jamur tiram putih sangat banyak, baik dari produk sejenis ataupun dari beda jenis. Dari produk sejenis kebanyakan petani setempat membudidayakan jamur tiram putih. Sedangkan dari produk beda jenis adalah sayuran jenis lain seperti sawi, kol, bayam dan lain sebagainya yang berada di lokasi perusahaan.

7.4. Analisis Matrik Internal Eksternal IE