Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Tujuan dari matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih detail. d. SWOT Matrix Strenght Kekuatan, Weakness Kelemahan, Opportunity Peluang dan Threat Ancaman Strenghts, mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan, Weaknesses, mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, Opportunities, mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan Threats, mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan. Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting dan membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi, yaitu strategi S-O, strategi S- T, strategi W-O, dan strategi W-T. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana kekuatan dan kelemahan internal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan. Strategi S-O dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi S-T merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi W-O diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi W-T didasarkan pada kegiatan untuk dapat berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. e. Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM Matriks ini berfungsi sebagai tahap akhir untuk rekomendasi strategi terbaik yang dapat di usulkan kepada perusahan. Dalam hal ini akan dipilih prioritas strategi terbaik dengan menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif. Rangkaian strategi dari QSPM dapat diamati secara berurutan atau bersamaan. Keistimewaannya adalah mendorong para penyusun strategi untuk memasukan faktor-faktor eksternal dan internal ke dalam proses keputusan David, 2009.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Dalam beberapa tahun terakhir, Jamur menjadi salah satu sayuran primadona dan semakin banyak peminatnya baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, tanaman ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan sangat membantu perekonomian petani khususnya di pedesaan. Besarnya manfaat jamur yang telah dirasakan oleh masyarakat, melimpahnya sumber bahan baku, kondisi alam Indonesia yang sangat menunjang untuk budidaya, serta banyaknya tenaga kerja yang terserap telah mendorong berbagai upaya menjadikan jamur sebagai salah satu komoditi unggulan yang terus dikembangkan. Agar pertumbuhan pasar dan perkembangan industri jamur di Indonesia dapat berkembang secara optimal dan signifikan, serta mempunyai daya saing yang tinggi, maka diperlukan arah kebijakan dan strategi operasional yang tepat. Hal ini dapat tercapai apabila stake holder pelaku agribisnis jamur dan intansi terkait lainnya yang tersedia dalam industri jamur dapat dimanfaatkan dan bekerjasama. Pada perusahaan Agro Jamur Arismajaya terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan dengan strategi tertentu. Diantaranya masalah tersebut yaitu produksi jamur belum optimal sehingga target produksi belum tercapai. Disamping itu, adanya kendala keterbatasan produsen bibit jamur tiram yang dapat menghambat tingkat produksi jamur itu sendiri, fluktuasi harga input media jamur tiram dan skala usaha pesaing lebih besar. Dengan adanya masalah tersebut maka perlu dirumuskan alternatif strategi yang harus dilaksanakan perusahaan Agro Jamur Arismajaya dan diputuskan strategi pengembangan usaha seperti apa yang akan dijalankan perusahaan tersebut. Dalam merumuskan strategi ini, pada tahap awal perlu diidentifikasi tujuan dari perusahaan itu sendiri mengenai visi dan misi yang akan dicapai perusahaan. Hal ini diperlukan untuk mencocokan dengan serangkaian kegiatan perusahaan yang dijalankan dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Langkah berikutnya menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal meliputi identifikasi aspek manajemen, keuangan, produksi, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Sedangkan lingkungan eksternal mengidentifikasi aspek ekonomi, sosial, budaya, demografi, hukum, politik, lingkungan serta pesaing perusahaan. Untuk mengidentifikasi alternatif strategi yang ada, dapat dirumuskan melalui sembilan matriks diantaranya tiga matriks tahap input, lima matriks tahap pencocokan dan satu matriks tahap keputusan. Beberapa analisis matriks yang digunakan pada perumusan strategi ini terdiri dari lima matrik, diantaranya dua matrik tahap input yaitu Internal Factor Evaluation Matrikx IFE Matriks dan Eksternal Factor Evaluation Matrikx EFE Matriks, dua matriks dari tahap pencocokan Internal Eksternal Matrikx IE Matriks dan SWOT Matriks Strenght Kekuatan, Weakness Kelemahan, Opportunity Peluang dan Threat Ancaman. Pada tahap akhir yaitu tahap keputusan untuk menentukan strategi pengembangan usaha yang harus dilaksanakan perusahaan yaitu dengan menggunakan satu matriks yaitu menganalisis Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. Dengan demikian alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih pada Perusahaan Agro Jamur Arismajaya Perusahaan Agro Jamur Arismajaya Produksi jamur belum optimal, terbatasnya produsen bibit jamur, fluktuasi harga input dan skala usaha pesaing lebih besar Identifikasi strategi pengembangan usaha Matriks EFE Matriks IFE Faktor Eksternal : · Ekonomi · Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan · Politik, Hukum · Teknologi · Kompetitif Faktor Internal : · Aspek pasar · Aspek produksi · Aspek manajemen · Aspek keuangan · Aspek SDM · Aspek Penelitian dan pengembangan

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu