1.2. Perumusan Masalah
Perusahaan Agro Jamur Arismajaya merupakan salah satu perusahaan dibidang pertanian khususnya sayuran yang menjalankan bisnisnya pada komoditi
jamur tiram putih yang berdiri pada pertengahan tahun 2008. Berdirinya perusahaan ini, yaitu berdasarkan adanya prospek kebutuhan jamur tiram putih
yang semakin meningkat dan peluang pasar yang terbuka sesuai kebutuhan pasar jamur di kota-kota besar pada Tabel 3. Dengan kondisi manajemen yang baik,
menggunakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang terarah, perusahaan ini dapat meningkatkan
produksi jamur
secara berkesinambungan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pasar.
Dalam pertumbuhan produksi jamur tiram di Perusahaan Agro Jamur Arismajaya, terdapat beberapa kendala diantaranya produksi jamur tiram di
perusahaan tersebut belum optimal. Berdasarkan Tabel 4, hasil produksi dan penjualan jamur tiram dalam kurun waktu bulan Januari sampai Desember 2009
adalah sebesar Rp 63.217.000,- per tahun atau rata-rata Rp 5.268.084,- per bulan. Dari informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan belum mencapai target
penjualan, karena target perusahaan adalah Rp 42 jutabulan. Keadaan tersebut berkaitan dengan masalah produksi yaitu tingkat produksi seperti pada Tabel 4.
Tingkat produksi baru mencapai 9.571 kgtahun atau 13,25 persen dari target produksi optimal perusahaan yaitu 72.000 kgtahun atau 200 kghari, sedangkan
realisasinya adalah sebesar 797,5 kgbulan atau 26,5 kghari. Dengan demikian produksi tersebut masih dapat ditingkatkan sebesar 86,75 persen dari tingkat
produksi saat ini, melalui peningkatan kapasitas produksi. Dari informasi tersebut dapat dikatakan bahwa produksi belum optimal.
Disamping itu, permasalahan berikutnya adalah keadaan produsen bibit jamur yang terbatas. Dalam satu kali produksi, bibit jamur yang tersedia sebanyak
800 botol bibit jamur untuk satu kecamatan dari produsen yang ada di dekat lokasi usaha, sementara kebutuhan bibit belum terpenuhi yaitu sekitar 2.800 sampai
3.000 botol bibit dalam satu kali produksi untuk satu kecamatan, hal tersebut menjadi kendala untuk perkembangan usaha jamur, karena dalam satu perusahaan
jamur dalam satu kali produksi membutuhkan bibit jamur 60 sampai 70 botol bibit
jamur, sedangkan dalam satu kecamatan terdapat 50 perusahaan yang membudidayakan jamur tiram.
Dalam kegiatan produksi jamur tiram putih di Perusahaan Agro Jamur Arismajaya, membutuhkan input produksi yang sangat penting dalam
meningkatkan jumlah produksi. Dari input yang ada, beberapa diantaranya sering mengalami fluktuasi harga, seperti harga plastik Polypropiline untuk media jamur
dan plastik ukuran lima kilogram untuk kegiatan panen, sementara harga input lainnya cenderung stabil. Kenaikan harga plastik yang tidak stabil tersebut
berkisar antara Rp 1.500,- hingga Rp 2.000,-per kilogram, dari harga normal rata- rata Rp 40.000,- per kilogram menjadi Rp 41.500,- sampai Rp 42.000,- per
kilogram. Permasalahan berikutnya yaitu skala usaha pesaing jamur tiram putih lebih
besar di lingkungan Perusahaan Agro Jamur Arismajaya. Skala usaha jamur yang ada di lingkungan tersebut memiliki jumlah yang bervariasi seperti pada Tabel
berikut. Tabel 5. Skala Usaha Jamur Tiram di lingkungan Perusahaan Agro Jamur
Arismajaya pada Tahun 2009-2010
Sumber : Perusahaan Agro Jamur Arismajaya, 2010 Dengan adanya persaingan seperti pada Tabel 5 diatas, tentunya dapat
mempengaruhi kondisi pendapatan Perusahaan Agro Jamur Arismajaya, apabila produksi pesaing lebih tinggi, maka pendapatan pesaing akan lebih besar karena
permintaan pasar yang belum terpenuhi, sehingga pesaing dapat lebih banyak menguasai pangsa pasar jamur yang ada saat ini.
No Nama Pemilik Usaha
Kapasitas Kumbung Jamur Baglog 1
Anton 120.000
2 Haris
100.000 3
Irwan 100.000
4 JS
80.000 5
Johan 70.000
6
Aris Agro Jamur Arismajaya 60.000
7 Aceng
50.000 8
Wahyu 40.000
9 H. Umar
30.000 10 Trisno
25.000
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Perusahaan Agro Jamur Arismajaya harus melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi permasalahan serta
agar dapat memperbesar produksi jamur tiram untuk memenuhi kebutuhan pasar jamur tiram yang ada. Cara yang harus dilakukan dalam hal ini adalah melakukan
langkah strategis dengan mengidentifikasi beberapa faktor penting di dalam dan di luar perusahaan atau disebut dengan faktor internal dan eksternal perusahaan,
selanjutnya merumuskan indikator kekuatan untuk dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan perusahaan dan merumuskan peluang untuk mengurangi ancaman
yang ada di sekitar perusahaan. Dalam merumuskan strategi tersebut, maka dibutuhkan proses analisis internal dan eksternal untuk merumuskan
pengembangan usaha di Perusahaan Agro Jamur Arismajaya.
1.3. Tujuan