Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menyatakan tahun 470 H.
11
Syekh Abdul Qadir al-Jailani, seorang guru sufi, ulama, zahid, arif, panutan, Syekh al-Islam, seorang yang menonjol di antara
para wali. Begitu banyak riwayat yang menyebutkan karamah atau keluarbiasaan yang dimiliki beliau. Salah satu karamahnya adalah memberi petunjuk. Melalui
pembicaraannya, ia dapat menggiring ribuan orang untuk memeluk Islam atau bertobat.
12
Munculnya berbagai karamah yang dianugerahkan padanya, mungkin karena berkaitan erat dengan tugas yang diembannya sebagai pembina umat,
terutama dalam pemeliharaan aspek-aspek ruhaniyah Islam.
13
Kepercayaan terhadap karamah yang dimiliki Syekh Abdul Qadir ini juga menjadi alasan yang
membuat Pesantren al-Istiqlaliyyah melaksanakan ngahol.
14
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Haul berarti peringatan hari wafat seseorang yang diadakan setahun sekali biasanya disertai selamatan
arwah.
15
Sedangkan dalam bahasa Arab kata haul semakna dengan sanah, yaitu tahun. Karena haul mempunyai arti setahun, maka peringatan haul juga diartikan
sebagai peringatan genap satu tahun.
16
Atau dalam hal ini penulis mengambil pengertian bahwa haul merupakan peringatan hari wafat seseorang yang
11
Ajid Thohir, ed., Historisitas Dan Signifikansi Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani Dalam Historigrafi Islam Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang
dan Diklat Kementrian Agama RI, 2011, h. 94.
12
Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan: Antivirus Kebatilan dan Kezaliman. Penerjemah Zaimul Am Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007, h. 120.
13
Ajid Thohir, ed., Historisitas Dan Signifikansi Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani Dalam Historigrafi Islam, h. 125.
14
Wawancara Pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016 dan 25 Juni 2016.
15
Departemen Pendidikan Nasional, Tim Penyusun Kamus, Pusat Bahasa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 393.
16
Ghundar Muhamad Al-Hasan, Tradisi Haul dan Terbentuknya Solidaritas Sosial: Studi Kasus Peringatan Haul KH. Abdul Fattah Pada Masyarakat Desa Siman Kabupaten Lamongan
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013, h. 30- 31.
diadakan setahun sekali. Peringatan haul ini, masyarakat sekitar lingkungan Pesantren al-Istiqlaliyyah biasa menyebutnya dengan ngahol.
17
Menurut penelitian Martin van Bruinessen, masyarakat Asia dan Afrika memiliki persepsi yang kuat terhadap keberadaan dan popularitas dari Syekh
Abdul Qadir al-Jailani.
18
Snouck Hurgronye dalam bukunya Mekka menyatakan bahwa Syekh sangat dikenal di kalangan penganut ajaran tarekatnya. Penganut
ajarannya setiap tanggal 11 bulan Rabiul Akhir, hari-hari yang disebut kelahiran dan wafatnya kanjeng syekh, merupakan hari-hari pertemuan akbar para ikhwan
yang biasa disebut “hawl” kecil dan “hawl” besar, dalam pertemuan itu guru- guru spiritual membacakan kisah-kisah keagungannya.
19
Pelaksanaan ngahol atau haul ini juga dilakukan sebagai wujud untuk mengenang sejarah atau biografi seseorang yang ditokohkan sehingga dapat
meneladani jejak perjuangan orang yang diperingati hari wafatnya.
20
Haul juga mendatangkan banyak manfaat, baik bagi orang-orang yang sudah meninggal
dunia maupun yang masih hidup. orang yang telah meninggal dunia mendapat doa dari jamaah yang hadir. Sedangkan jamaah atau orang-orang yang masih
hidup memperoleh berkah dengan mengikuti haul.
21
Selain itu, pelaksanaan ngahol juga dapat menjadi pengingat akan kematian sehingga orang-orang yang
masih hidup selalu berbuat baik, siap siaga, dan selalu memperbaiki keadaannya.
17
Wawancara Pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016.
18
Ajid Thohir, ed., Historisitas Dan Signifikansi Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani Dalam Historigrafi Islam, h.7.
19
Ajid Thohir, ed., Historisitas Dan Signifikansi Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani Dalam Historigrafi Islam, h.7-8.
20
Wawancara Pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016.
21
Al-Hamid Al Husaini, Liku-Liku Bid’ah dan Masalah Khilafiyah Singapore: JBW Printers
Binders, 1998, h. 245.
Sebagimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Munafiiqun ayat 11:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa
yang kamu kerjakan ”. Q.S. Al-Munafiqun 63: 11
Meski sudah banyak yang mengetahui tentang adanya ngahol atau haul
Syekh Abdul Qadir al-Jailani, namun tidak semua umat Islam terbiasa untuk memperingatinya. Kehadiran ajaran tasawuf yang dibawa oleh kaum sufi di
dalam tradisi Islam masih kontrovesial, karena masih banyak perbedaan pandangan atau teori dari para ilmuwan Islam dan non-Islam khususnya
kalangan orientasi Barat.
22
Bahkan, sampai saat ini para ulama juga masih berbeda pendapat tentang hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
23
Walaupun masih menjadi kontroversi, namun nyatanya Pondok Pesantren Al- Istiqlaliyyah telah melakukan ngahol Syekh Abdul Qadir al-Jailani sejak 57
tahun yang lalu, dan hingga kini masih dilakukan setiap tahunnya. Sebelum ngahol ini diikuti oleh masyarakat, tujuan utamanya adalah untuk
melanjutkan mandat yang diberikan secara estafet. Sampai akhirnya pihak pesantren mengajak masyarakat untuk ikut serta karena pihak pesantren juga
ingin mengenalkan ajaran-ajaran Tuan Syekh Abdul Qadir. Di sisi lain, pihak pesantren juga memiliki keyakinan bahwa siapa saja yang mengikuti perayaan
ini dengan khusuk, maka akan mendapat keberkahan dan keselamatan dalam hidup.
24
22
Study Rizal LK, Tasawuf: Sebuah Kajian Awal tentang Pengertian dan Kehadirannya dalam Tradisi Islam, Dakwah, Vol. XIV, No. 2, Desember, 2010, h. 224.
23
Suhaimi, Maulid Rasulullah SAW. Dalam Perspektif Dakwah Islam Analisis Teks Tarikh Al-Rusul wa Al-
Mulk Karya Abu Ja’far Muhammad ibn Jaris Al-Thabari 224 H 639 M – 310 H 923 M, Dakwah Vol. XIV, No. 1, Juni, 2010, h. 149.
24
Wawancara Pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016 dan 25 Juni 2016.
Bukan hal yang mudah untuk mengajak dan mempertahankan masyarakat agar tetap ikut serta dalam perayaan tahunan tersebut. Akan tetapi, Pesantren Al-
Istiqlaliyyah dapat terus melaksanakannya, bahkan antusias masyarakat tidak berkurang. Setiap tahunnya, pihak pesantren selaku penyelenggara merasakan
adanya peningkatan dari jumlah jamaah dan masyarakat umum yang hadir.
25
Kini ngahol tidak hanya diikuti oleh para santri dan masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan pesantren, tapi masyarakat umum di luar pulau Jawa dan
ulama dari luar negeri juga sering ikut serta dalam haulan.
26
Perayaan haul di Pesantren Al-Istiqlaliyyah ini menjadi haulan terbesar di Jawa Barat dan
Banten.
27
Dalam mempertahankan perayaan ngahol tersebut, tentu pihak pesantren memiliki strategi atau cara komunikasi untuk mengajak masyarakat agar tetap
konsisten melaksanakan ngahol Syekh Abdul Qadir al-Jailani setiap tahunnya. Dalam hal ini komunikasi yang penulis maksudkan adalah komunikasi persuasif.
Strategi menurut Onong Uchjana Effendy merupakan perencanaan untuk mencapai tujuan, di mana untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak
berfungsi sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan taktik operasionalnya.
28
Sedangkan komunikasi persuasif dapat dipahami sebagai suatu pesan mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku
orang lain secara verbal maupun non-verbal. Proses tersebut adalah gejala atau fenomena yang menunjukan suatu perubahan sikap atau perlakuan secara terus
25
Wawancara Pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016.
26
Wawancara Pribadi dengan H. Masuri, Cilongok, 25 Juni 2016.
27
Wawancara Pribadi dengan H. Masuri, Cilongok, 25 Juni 2016.
28
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 32.
menerus.
29
Nortstine menjelaskan bahwa komunikasi persuasif bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar komunikan mau
mengubah sikap, pendapat dan perilakunya. Di antara faktor-faktor tersebut seperti kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi
dan memilih strategi yang tepat sehubungan dengan komunikasi.
30
Jadi yang dimaksudkan penulis dengan strategi komunikasi persuasif adalah adalah upaya yang dilakukan pesantren untuk membentuk, menguatkan
dan mengubah pengetahuan, sikap san perilaku agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Di mana upaya-upaya tersebut akan penulis bagi ke dalam tiga
tahapan strategi sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fred R. David yakni, Perumusan Strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi.
31
Pelaksanaan ngahol yang telah terjaga selama puluhan tahun ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk meneliti lebih dalam mengenai hal
tersebut. Bukan pada tata cara ngahol, tapi penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan Pesantren Al-
Istiqlaliyyah dalam mengajak masyarakat sekitar untuk terus ikut serta dalam perayaan tersebut. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui faktor pendukung
dan faktor penghambat apa yang dialami pesantren dalam pelaksanaan ngahol. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan
sebuah penelitian dengan judul
“Strategi Komunikasi Persuasif Pesantren Al- Istiqlaliyyah Dalam Mempertahankan Ngahol Syekh Abdul Qadir al-
Jailani ”.
29
Roudhonah, Ilmu Komunikasi Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013, h. 164.
30
Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 1.27.
31
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition New Jersey: Pearson Education Inc, 2007, h.37.