11. Risalah fi al-Asma al-‘Azimah littariq ilallah, buku ini berisi tentang azimah
hukum yang telah diisyaratkan oleh Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak semula hukum-hukum umum dan asma-asma Allah untuk menuju kepada
Allah. 12.
Al-Gunyah li Talibi Tariq al-Haq, buku ini membahas tentang wali yang mencari jalan Allah.
13. Al-Fath ar-Rabbani wa al-Faid ar-Rahmani, menjelaskan tentang
perjalanan Ilmu Tasawuf dan suluk jalan cara menuju Allah. 14.
Futuh al-Gaib, buku ini menjelaskan mengenai dibukanya hijab untuk menuju Allah.
15. Al-Fuyudat ar-Rabbaniyyah, buku ini membahas tentang kebebasan di jalan
Allah. 16.
Mi’raj Latif al-Ma’ani, buku ini menjelaskan tentang perjalanan menuju Allah.
17. Yawaqit al-Hikam, buku ini berisi tentang derajat para wali.
18. Tafsir al-Jilani, menjelaskan mengenai kesimpulan dari Ilmu Tasawuf yang
dikarang Syekh Abdul Qadir al-Jailani di dalam tafsirnya. 19.
Al-Mukhtasor fi Ulum ad-Din, buku ini menjelaskan tentang ringkasan Ilmu Agama di jalan tariqoh.
20. Sirrul Asror, buku ini membahas mengenai Ilmu Rahasia dan pembuka
hijab untuk menuju Allah. Selain dari karya-karya beliau, Syekh Abdul Qadir al-Jailani juga dikenal
sebagai sosok yang memiliki banya karamah. Begitu banyak riwayat yang menyebutkan karamah atau keluarbiasaan yang dimiliki beliau. Sehingga tidak
sedikit para sejarawan, murid-murid beliau atau para pengagum beliau, telah menjadikan kenyataan serta sifat-sifat istimewa dituliskan pada berbagai bentuk
“kitab munaqib”. Di antara karamah Syekh Abdul Qadir al-Jailani adalah:
14
1. Menurut Syekh Kamaluddin bin Syekh Abdul lathif al-Baghdady al-Syahy
al-Ghiyatsy dalam karyanya Lathaif al-Lathifah, bahwa ruh Syekh Abdul Qadir al-Jailani sebelum turun kedunia telah mengenal Rasulullah SAW,
bahkan berdialog secara spiritual dengan Rasulullah SAW saat beliau mi’raj ke langit ke tujuh.
2. Lahir pada malam awal Ramadhan, siangnya tidak mau menyusu kecuali
pada malam harinya. 3.
Derajat keilmuannya melingkupi dan mengatasi seluruh wali AllahSWT. 4.
Allah SWT mengistimewakan namanya dengan menghancurkan orang- orang yang menghinakannya, dan namanya disebut sepanjang zaman.
5. Menghidupkan orang dalam kubur untuk memberi kesaksian.
6. Beri’tikaf tiap hari dengan hati yang terus wushul pada Allah SWT.
7. Memberi hidayah pada jalan Allah terhadap seorang pencuri.
8. Berguru spiritual pada Nabi Khidir as.
9. Murid Syekh Abdul Qadir al-Jailani diampuni raja jin karena melihat
kewibawaan gurunya. 10.
Air dari madrasah Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjadi obat terhadap wabah yang berkecamuk di Baghdad.
11. Menyelamatkan murid wanitanya dari jarak jauh yang diperkosa penjahat.
12. Mencukupi menjamu buka puasa 70 orang dengan makanan yang sedikit.
14
Ajid Thohir, ed., Historisitas Dan Signifikansi Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani Dalam Historigrafi Islam, h.
13. Imam Ahmad bin Hanbal bermohon kepadanya untuk mengembangkan dan
melanjutkan madzhab fiqihnya. 14.
Pernyataan Jin „ifrit untuk takluk pada Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Dan masih banyak karamah yang lainnya yang dianugerahkan Allah SWT
kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
C. Sejarah Ngahol Di Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah
Tradisi ngahol di Pesantren Al-Istiqaliyyah dimulai sejak tahun 1953. Tradisi yang dilakukan di setiap minggu kedua di bulan Rabiul Akhir ini pada
awalnya hanya dilakukan di lingkungan keluarga dari Abuya Dimiyati. Keluarga dari Abuya Dimiyati mulai melaksanakan ngahol ini setelah abuya mendapatkan
mandat dari sang guru untuk melakukan ngahol Tuan Syekh Abdul Qadir al- Jailani. Saat mendapat mandat tersebut beliau Abuya Dimiyati masih berusia
25 tahun.
Pelaksanaan ngahol ini merupakan sebuah mandat yang diberikan secara estafet oleh guru kepada murid. Di mana, guru yang memberi mandat kepada
muridnya tersebut juga sebelumnya diberi mandat oleh gurunya untuk melakukan ngahol dan begitu seterusnya. Guru-guru yang memberi mandat
tersebut, adalah orang-orang yang telah belajar kepada seorang guru yang menurut silsilahnya merupakan orang yang menjadi murid dari Syekh Abdul
Qadir al-Jailani. Guru memberikan mandat kepada murid yang dianggap mempuni dan mampu untuk melanjutkan estafet dalam pelaksanaanya.
Saat ini, estafet pelaksaan ngahol ini diberikan kepada KH. Uci Turtusi yang merupakan putra dari KH. Abuya Dimiyati. Pemilihan KH. Uci ini bukan
berdasarkan pada adanya ikatan darah, namun saat itu memang posisi dari KH. Uci adalah murid dari KH. Abuya Dimiyati yang dianggap mampu dan
mempuni untuk melanjutkan tradisi tersebut. sebelumnya, KH. Abuya Dimiyati juga mendapatkan mandat dari sang guru, yakni KH. Arsyad Cilongok. KH.
Arsyad mendapat mandat dari sang guru, KH. Dahlan Tanjakan. KH. Dahlan mendapat mandat dari sang guru, KH. Husein Carita. KH. Husein mendapat
mandat dari sang guru, KH. Syekh Agung Asnawi Caringin. KH. Syekh Agung Asnawi juga mendapat mandat dari sang guru, yakni KH. Abdul Karim
Banten. KH. Abdul Karim mendapat mandat dari sang guru, yakni KH. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan. Dan KH. Ahmad Khotib Sambas ini mendapat
mandat dari gurunya, gurunya mendapat mandat dari gurunya, dan begitu seterusnya hingga pada Tuan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
15
Pada awal pelaksanaan ngahol, KH. Abuya Dimiyati tidak melibatkan orang lain selain sanak saudara. Kemudian setelah beberapa tahun berlangsung,
barulah masyarakat luar juga turut merayakan ngahol. Keikutsertaan masyarakat luar ini berawal dari adanya informasi yang diberikan oleh keluarga Abuya
Dimiyati melalui pengajian rutin yang digelar oleh keluarga Abuya Dimiyati. Hanya masyarakat yang rutin mengikuti pengajian itulah yang mengetahui
adanya perayaan ngahol tersebut. akan tetapi, semakin berjalannya waktu, semakin banyak masyarakat yang mengikuti pengajian rutin tersebut, sehingga
semakin banyak pulalah masyarakat sekitar yang mengetahui tentang adanya tradisi tersebut.
15
Wawancara Pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016.
Perayaan yang awalnya hanya diikuti oleh beberapa orang dari jamaah pengajian tersebut mulai diikuti secara umum sekitar tahun 1987 atau 1988 saat
pelaksanaan ngahol dipindahkan ke masjid yang baru di bangun. Di mana pelaksanaan ngahol dilakukan secara berbarengan dengan peresmian masjid.
Saat itulah masyarakat mulai mengetahui adanya ngahol atau haul Syekh Abdul Qadir al-Jailani, dan itu menjadi awal mula masyarakat luas ikut bergabung
dalam pelaksanaan ngahol. Jadi, pelaksanaan ngahol di Pesantren al-Istiqlaliyyah pada awalnya
hanya bertujuan untuk melanjutkan mandat. yang diberikan kepada KH. Dimiyati. Setelah beberapa tahun berjalan, pihak pesantren yang meyakini
banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti perayaan ini, kemudian mengajak para jamaah pengajian untuk turut serta dalam perayaan
tersebut. Perayaan yang dilakukan setahun sekali itu ternyata setiap tahunnya mendapat perhatian dari masyarakat hingga akhirnya perayaan ini menjadi acara
ngahol yang terbesar di daerah Banten dan Jawa.
51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Strategi Komunikasi Persuasif Pesantren Al-Istiqlaliyyah
Dalam mempertahankan ngahol Syekh Abdul Qadir al-Jailani Pesantren al-Istiqlaliyyah juga melakukan beberapa strategi. Strategi yang digunakan
dibagi dalam tahapan strategi sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fred R. David yakni, Perumusan Strategi, Implementasi Strategi dan Evaluasi Strategi.
1
1. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi ini, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, Pesantren Al-Istiqlaliyyah melakukan berbagai persiapan yang berkaitan
dengan pelaksanaan ngahol atau haul. Berbagai persiapan ini dilakukan agar para jamaah yang hadir merasa nyaman dan khusuk saat mengikuti perayaan
tersebut. Adapun berbagai persiapan yang dilakukan antara lain: a.
Memberi Informasi Informasi mengenai pelaksanaan ngahol dilakukan oleh pihak pesantren
tiga bulan sebelumnya. Dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, pihak pesantren tidak menggunakan media komunikasi. Informasi hanya
disampaikan secara langsung oleh Kyai melalui pengajian mingguan. Dalam penyampain informasi ini, penulis menemukan adanya pentahapan komunikasi
persuasif. Adapun pentahapan komunikasi persuasif yang dilakukan pesantren ialah sebagai berikut:
1
Fred R. David, Strategic Management Concepts and Cases Thirteenth Edition New Jersey: Pearson Education Inc, 2007, h.37.