Struktur Organisasi Profil Pondok Pesantren Al-Istiqlaliyyah

berusia 18 tahun lalu pindah ke Bagdad pada tahun 488 H dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya. 9 Syekh Abdul Qadir al-Jailani memiliki tubuh yang kurus. Perawakannya sedang dan berdada bidang. Jenggotnya tebal dan panjang. Kulitnya hitam. Alisnya bersambung. Beliau memiliki suara yang keras. Meski demikian, pembawaannya tenang, berwibawa tinggi dan memiliki ilmu yang luas. 10 Menurut kebanyakan penulis biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani, watak keilmuan dalam diri beliau telah dimulai dari dalam keluarga. Ayahnya adalah ulama besar di Jilan dan ibunya adalah putri dari seorang sufi besar, yakni Abu Abdullah al- Shoma’i al-„Arif al-„Abid al-Zahid. Dalam usia muda, beliau belajar berbagai disiplin ilmu dari para ulama yang mempuni di zamannya. Memulai belajar al- Qur’an di bawah bimbingan Abu al-Wafa „Ali bin „Uqail al-Hanbali, Abu al-Khattab Mahfuz al-Kalwazani al-Hanbali dan ulama lainnya. Belajar hadits melalui para ahli hadits, seperti Abu Galib Muhammd bin Hasan al-Balaqalani dan ulama lainnya. Mempelajari fiqih melalui Abu „Said al-Muhrimi yang daripadanya mengambil hirqah yang mulia. Bahasa dan sastra dipelajari beliau antara lain dari Abu Zakariya Yahya bin „Ali at-Tibrizi, Sahib Hammad ad-Dabbas. 11 Dari latar belakang studinya tersebut, yang mengantarkan sosok Syekh Abdul Qadir al-Jailani ke posisi yang amat tinggi, yang membuat beliau mumpuni dalam berbagai ilmu. Beliau menjadi sosok yang terkemuka di antara para wali agung, dan digelari al-Ghawts al- 9 Ahmad Sunarto, Ensiklopedia Biografi Nabi Muhammad saw dan Tokoh-Tokoh Besar Islam, h. 235. 10 Ahmad Sunarto, Ensiklopedia Biografi Nabi Muhammad saw dan Tokoh-Tokoh Besar Islam, h. 235. 11 Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat: Dimensi Esoteris Ajaran Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014, Cet. Ke-2, h. 47-48. A’zham atau penolong terbesar, selain itu beliau juga dikenal sebagai seorang fiqih yang menonjol dari Mahzab Hanbali. 12 Selain beribadah dan mengajar, sosok Syekh Abdul Qadir al-Jailani juga banyak menulis dan melakukan penelitian dalam bidang keagamaan. Berikut ini beberapa karya dari Sultan al-Auliya: 13 1. Igasat al-‘Arifin wa Gayat Mina al-Wasilin, menjelaskan tentang zikir dan istigosah menurut Ilmu Tasawuf dan ahli tariqoh. 2. Aurad al-Jilani, khusus menjelaskan tentang wirid Syekh Abdul Qadir al- Jailani. 3. Adab as-Suluk wa at-Tawassul ila Manazil al-Muluk, membahas mengenai adab-adab para wali yang mendapatkan pangkat tertinggi di hadapan Allah. 4. Tuhfat al-Muttaqin wa Sabil al’Arifin, menjelaskan tentang jalan taqwa untuk mencapai kewalian. 5. Jala al-Khatir fi al-Batin wa az-Zahir, buku ini membahas tentang kesucian zahir dan batin. 6. Hizb ar-Raja wa al-Intihak, buku ini menjelaskan tentang Hizb wirid yang dibuat oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani. 7. Al-Hizb al-Kabir, buku ini menjelaskan tentang Hizb wirid yang dibuat oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani. 8. Du’a Aurad al-Fathiyah, buku khusus menjelaskan tentang doa. 9. Du’a al-Basmalah, buku khusus menjelaskan tentang doa. 10. Ar-Risalah al-Gausiyyah, buku ini berisi tentang Wali Gaus Wali Qutub. 12 Muhammad Hisyam Kabbani, Tasawuf dan Ihsan, Penerjemah Zaimul Am Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007, h. 119. 13 Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat: Dimensi Esoteris Ajaran Islam, h. 48-49. 11. Risalah fi al-Asma al-‘Azimah littariq ilallah, buku ini berisi tentang azimah hukum yang telah diisyaratkan oleh Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak semula hukum-hukum umum dan asma-asma Allah untuk menuju kepada Allah. 12. Al-Gunyah li Talibi Tariq al-Haq, buku ini membahas tentang wali yang mencari jalan Allah. 13. Al-Fath ar-Rabbani wa al-Faid ar-Rahmani, menjelaskan tentang perjalanan Ilmu Tasawuf dan suluk jalan cara menuju Allah. 14. Futuh al-Gaib, buku ini menjelaskan mengenai dibukanya hijab untuk menuju Allah. 15. Al-Fuyudat ar-Rabbaniyyah, buku ini membahas tentang kebebasan di jalan Allah. 16. Mi’raj Latif al-Ma’ani, buku ini menjelaskan tentang perjalanan menuju Allah. 17. Yawaqit al-Hikam, buku ini berisi tentang derajat para wali. 18. Tafsir al-Jilani, menjelaskan mengenai kesimpulan dari Ilmu Tasawuf yang dikarang Syekh Abdul Qadir al-Jailani di dalam tafsirnya. 19.