Perumusan Strategi Strategi Komunikasi Persuasif Pesantren Al-Istiqlaliyyah
itu para nabi, sahabat, syuhada, maupun ulama selama mereka mendapat izin dari Allah. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan betapa banyak malaikat di langit , syafa’at pertolongan mereka sedikit pun tidak berguna kecuali apabila Allah telah mengizinkan dan
hanya bagi siapa yang Dia Kehendaki dan Dia Ridai .”
Selain itu, pihak pesantren juga menyatakan bahwa masyarakat akan
mendapat keberkahan dengan mengikuti haulan. Keberkahan ini didapatkan karena pada saat mengikuti haul, banyak orang-orang sholeh berkumpul dan
saling bertemu. Berjumpa dan berkumpul dengan orang-orang sholeh tersebut, akan membawa keberkahan.
7
Ganjaran dan harapan-harapan baik yang disampaikan ternyata mampu menggerakkan masyarakat pada keputusan untuk mengikuti, berpartisipasi
serta turut andil dalam acara ngahol. Hal-hal yang diyakini pesantren juga diyakini oleh masyarakat. Bahwa dengan mengikuti haul, mereka berharap
menjadi bagian dari murid Tuan Syekh dan melalui zikir bersama, mereka berharap mendapat keselamatan dunia akhirat.
“Kitakan muslim, kita mengharapka ridho Allah, tidak ada lagi. Mungkin masyarakat juga yang dari jauh datang karena ingin selamat.
Sebetulnya ini momen yang paling tepat, yang paling utama umat muslim bisa berdzikir bersama, yang kedua mungkin tidak ada tujuan
lebih dari selamat, ingin selamat dunia akhirat, makanya antusias. Antusias masyarakat itu saja, karena mereka takut mati, ini momen kita,
mudah-mudahan kita dapat juga tujuan utamanya ingin diakui menjadi muridnya Tuan Syekh Abdul Qadir.
”
8
7
Wawancara pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016.
8
Wawancara pribadi dengan H. Masuri, Cilongok 19 Juli 2016.
Awalnya acara ngahol tersebut hanya diikuti oleh beberapa orang dari jamaah pengajian mingguan. Namun, semenjak ngahol diperkenalkan kepada
masyarakat luas di tahun 19871988 pihak pesantren merasa jumlah jamaah yang hadir selalu bertambah setiap tahunnya.
“Kalau secara umum, kita merasakan tahun ini sangat luar biasa ramai, kemudian tahun berikutnya terasakan dua kali lipat dari tahun
kemarin. Setiap tahun merasakan ada kelipatan-kelipatan. Masyarakat larut dalam kegiatan haulan. Kecintaanya kepada haulan, sehingga
terjadilah pergerakan alamiah tanpa ada pemaksaan, tanpa ada tekanan, Karena manusia pada hakekatnya butuh pencerahan, maka manusia
mencari sendiri pencerahan tersebut.
”
9
Peningkatan jumlah jamaah yang hadir dalam pelaksanaan ngahol ini tidak tercatat secara pasti, akan tetapi hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya
daerah yang digunakan pesantren untuk menampung para jamaah dan tempat untuk parkir, semakin banyaknya tenda yang dibuat oleh panitia. Kemudian,
jika sebelumnya panitia hanya mengandalkan sound system saat pelaksanaan, kini pihak panitia juga bekerja sama dengan Radio Sukamatri untuk
menyiarkan saat pelaksanaan ngahol. Hal ini dilakukan agar jamaah yang menempati posisi yang cukup jauh dari masjid utama tetap dapat mendengar
dengan jelas apa yang disampaikan, baik itu saat zikir bersama maupun tausiah.
10
Selain dari informasi yang diberikan menjelang pelaksanaan ngahol, pihak pesantren juga sering memberikan materi tentang Syekh Abdul Qadir al-
Jailani, baik itu mengenai biografi beliau, nasihat-nasihat, ajaran-ajaran yang dibawa beliau kepada masyarakat melalui pengajian mingguan. Dan untuk para
9
Wawancara pribadi dengan H. Entoh, Cilongok 20 Mei 2016.
10
Wawancara Pribadi dengan H. Masuri, Cilongok, 19 Juli 2016.
santri, pihak pesantren juga mengajarkan kitab-kitab yang berhubungan dengan syekh. Ini juga menjadi cara pesantren untuk mengenalkan sosok Syekh Abdul
Qadir kepada masyarakat. b.
Membentuk Panitia Acara Pembentukan panitia dalam perayaan ngahol dilakukan satu bulan
sebelumnya. Pembentukan panitia ini dilakukan secara musyarawah di kediaman KH. Uci Turtusi selaku pimpinan pesantren. Dalam proses
pembentukan panitia, tidak hanya melibatkan pengurus pesantren, tapi juga melibatkan masyarakat sekitar. Kepanitiaan yang dibentuk ini ada panitia
dalam dan ada panitia luar. Panitia dalam ini diisi oleh para pengurus pesantren, sedangkan bagian luar diisi oleh masyarakat.
“Acara haul ini acara yang besar, jadi kita melibatkan masyarakat. Dan biasanya ada musyawarah yang melibatkan pesantren dan
masyarakat untuk membentuk kepanitiaan. Ada bagian dalam dan ada bagian luar. Kepanitiaan ini adalah semuanya wewenang bagian luar.
Adapun bagian dalam, ini adalah hak prerogatif dari pesantren, dan orang luar tidak bisa juga dan memang tidak akan paham dalam
konteks dalam.”
11
Pihak pesantren yang mengisi panitia bagian dalam sepenuhnya bertanggung jawab terhadap bidang kerohanian dan keperluan konsumsi.
Selain itu, panitia dalam juga memegang tanggung jawab dalam acara inti haul. Adapun acara inti haul itu terbagi menjadi dua, pertama ialah zikir bersama,
dan kedua ialah pembacaan munaqib atau biografi dari Tuan Syekh Abdul Qadia al-Jailani. Pembacaan munaqib dapat dilakukan oleh guru atau seseorang
yang telah ditunjuk secara langsung oleh guru. Hal ini menjadi tanggung jawab
11
Wawancara pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 25 Juni 2016.
panitia bagian dalam karena runtutan ritual-ritual tersebut hanya diketahui oleh murid yang diberi mandat langsung oleh sang guru.
12
“Haulan inti yakni berzikir bersama sesuai dengan kepemimpinan guru, sesuai dengan apa yang telah diperintahkan guru sebelumnya.
Dan membacakan munaqib juga termasuk ke dalam haulan inti. Awalnya zikiran terlebih dahulu, sesuai dengan kalimat-kalimat yang
diperintahkan oleh guru. Kalau guru memerintahkan kita baca yaa syafi al amrod 1000 kali, padahal pada realitanya misalnya baru 50 kali sang
guru sudah menyetop, itu adalah hak prerogatif. Kemudian setelah itu berzikir, mengikuti alur dan gaya dan sebagainya dari guru. Kalau guru
pelan, murid pun pelan. Bacaan pada inti pertama ini baku, bacaan itu tidak bisa dilakukan sehari-hari. Kemudian baru berdoa. Setelah selesai
inti pertama dari ngahol, masuk ke inti kedua yaitu pembacaan munaqib. Kenapa disebut inti yang kedua, karena pembacaan munaqib
ini bisa dilakukan oleh guru sendiri, bisa juga dilakukan murid yang
ditunjuk oleh guru.”
13
Adapun untuk susunan kepanitiaan bagian luar yang dibentuk dalam musyawarah tersebut meliputi Penanggung Jawab, Penasehat, Pembina, Ketua,
Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Koordinator, Penanggung Jawab Keamanan, Seksi Rohani, Seksi Perlengkapan, Seksi Tamu, Seksi Kelistrikan,
Seksi Kotak, Seksi Dokumentasi, Seksi Dekorasi, Seksi Konsumsi, Seksi Keamanan, Seksi Usaha, Seksi Kebersihan, Seksi Kepemudaan, Seksi Dapur
Umum, Seksi Sound Sistem, Seksi Kesehatan, dan Seksi Radio.
14
Satu minggu setelah musyawarah pemilihan anggota kepanitiaan, kemudian diadakan rapat kerja. Rapat kerja yang dilakukan di masjid setempat
dihadiri oleh panitia yang sudah dipilih. Tujuan rapat kerja ini adalah untuk melakukan pembagian tugas kepada anggota panitia.
12
Wawancara pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 25 Juni 2016.
13
Wawancara pribadi dengan H. Entoh, Cilongok, 20 Mei 2016.
14
Wawancara pribadi dengan H. Masuri, Cilongok, 19 Juli 2016.
Setelah rapat kerja dilakukan, maka informasi mengenai perayaan ngahol ini dilakukan oleh pihak panitia luar. Informasi yang diberikan kepada
masyarakat biasanya hal-hal yang bersangkutan dengan hasil dari pengumpulan dana yang dilakukan oleh panitia, masalah konsumsi, khususnya konsumsi
yang disumbangkan oleh masyarakat sekitar. Selain itu, panitia juga menginformasikan tamu-tamu yang akan hadir dalam perayaan tersebut.
Berbagai informasi tersebut disampaikan melalui speaker masjid. Kemudian, satu minggu sebelum acara dilaksanakan, panitia menggelar rapat pemantapan.
Dalam rapat ini, penitia melakukan evaluasi terhadap hasil kinerja dari masing- masing seksi dan memantau kesiapan dari masing-masing seksi.
15
c. Menggalang Dana
Persiapan selanjutnya yang dilakukan adalah menggalang dana. Penggalangan dana untuk keperluan acara dilakukan melalui empat cara. Dua
cara dilakukan oleh pihak pesantren, yakni pertama dengan meminta sumbangan dari santri, kedua dengan meminta sumbangan dari jamaah
pengajian. Kemudian dua cara lainnya dilakukan oleh pihak panitia luar melalui seksi usaha dan seksi kotak.
1. Sumbangan dari santri
Sebelum acara berlangsung, santri diminta sumbangan dalam acara ini sebesar Rp. 100.000,00.- Seratus Ribu Rupiah per orang. Sumbangan ini
dapat dicicil oleh santri. Pengumpulan dana ini dilakukan oleh Rois Khos RT dalam setiap darul. Dana ini nantinya akan digunakan untuk kegiatan yang
15
Wawancara Pribadi dengan H. Masuri, Cilongok, 19 Juli 2016.
bersangkutan dengan kerapihan lingkungan, pembuatan kaligrafi dan tulisan Tuan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
16
2. Sumbangan dari jamaah pengajian
Sumbangan dari jamaah pengajian ini dilakukan selama tujuh minggu menjelang perayaan haul. Seperti yang telah penulis jelaskan di awal, bahwa
dipesantren al-Istiqlaliyyah ini setiap hari minggu rutin menggelar pengajian untuk masyarakat umum. Pengumpulan sumbangan dari jamaah pengajian ini
dilakukan oleh para santri.
17
3. Menggalang dana melalui seksi usaha
Penggalangan dana melalui seksi usaha ini dilaksanakan setelah kepanitian terpilih. Setiap tahunnya, yang bertanggung jawab dalam
penggalangan dana di seksi usaha adalah RT dan RW. Mekanisme dalam seksi usaha ini adalah di hari sabtu dan minggu setiap RT dan RW datang ke rumah
masyarakat. Hal ini dilakukan sampai seminggu sebelum perayaan. Seksi usaha ini melibatkan khususnya 22 RT, dan dibantu oleh seluruh RW yang ada di
Sukamantri.
18
4. Menggalang dana melalui seksi kotak
Jika penggalangan dana sebelumnya dilakukan sebelum perayaan, seksi kotak ini melakukan penggalangan dana saat ngahol berlangsung, melalui
kotak-kotak amal yang tersebar di tempat berlangsungnya acara. Menurut informasi dari Abah H. Masuri, seksi kotak pada ngahol Tuan Syekh Abdul
Qadir yang ke-57, melibatkan hampir 700 orang. Dimana orang-orang yang
16
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Humadi, Cilongok, 18 Juli 2016.
17
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Humadi, Cilongok, 18 Juli 2016.
18
Wawancara Pribadi dengan H. Masuri, Cilongok, 25 Juni 2016.
teribat di seksi kotak ini biasanya anak-anak muda dan anak-anak sekolah yang bersedia menjadi volunteer dalam acara tersebut. Pendaftaran untuk menjadi
volunteer dilakukan oleh seksi kotak, dan setiap pendaftar akan diberikan name tag. Hal ini dilakukan agar tidak ada orang yang memanfaatkan momen ngahol
ini untuk mencari keuntungan sendiri. d.
Menyebar Undangan Penyebaran undangan dilakukan oleh panitia 10 hari sebelum perayaan.
Undangan ini hanya diberikan kepada instansi pemerintahan, seperti kepolisian, bupati dan gubernur. Akan tetapi, undangan untuk bupati dan
gubernur disampaikan melalui camat. Penyebaran undangan ini hanya dilakukan sebatas di Instansi Pemerintahan. Panitia tidak menyebar undangan
kepada alim ulama dan sebagainya, karena hal tersebut tidak diperbolehkan oleh pihak pesantren.