Rangkaian Acara Haul Ngahol atau Haul
Pada awalnya, pesantren ini dikenal dengan nama Pesantren Cilongok, merujuk pada lokasi pesantren. Kemudian pada tahun 1970 pesantren diberi
nama Al-Istiqlaliyyah, yang berarti kemandirian. Maksud dari nama tersebut adalah untuk mencerminkan kehidupan santri maupun pesantren agar
mandiri. Adapaun visi misi dari pesantren ini adalah menjaga keutuhan ajaran yang dibawa Rasulullah, serta mendidik masyarakat supaya memahami nilai-
nilai agama. Setelah wafatnya KH. Dimiyati, kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh sang putra, yakni KH. Uci Turtusi. KH. Uci
Turtusi adalah putra ketiga dari KH. Dimiyati. Semenjak kecil, KH. Uci dididik langsung oleh sang ayah, kemudian pendidikan selanjutnya dilakukan
diberbagai pesantren. Pesantren Al-Istiqlaliyyah berdiri di tanah seluas ± 5 ha, terdiri dari 11
buah kobong tempat tinggal untuk santri yang terbagi dalam 17 Darul , tiga buah masjid, satu dapur umum, kantin, toko kitab dan majlis pengajian
disetiap depan rumah keluarga pesantren. Pesantren Al-Istiqlaliyyah ini memang dibangun disekitar lingkungan keluarga dari KH. Romli. Jadi selain
bangunan untuk menunjang kegiatan santri, ada pula kediaman atau tempat tinggal dari keluarga pendiri pesantren. Sedangkan untuk jumlah santri, saat
ini ada sekitar 600 orang yang mondok dipesantren tersebut.
1
Pesantren membuka pendaftaran untuk santri baru setiap satu tahun sekali. Jadwal ini disesuaikan dengan jadwal penerimaan siswa di sekolah
umum. Saat pendaftaran, santri baru dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 100.000,00.- Seratus Ribu Rupiah, ini sudah termasuk dengan uang listrik
1
Wawancara Pribadi dengan Ahmad Humadi, Cilongok 18 Juli 2016.
selama satu bulan. Sedangkan untuk biaya selanjutnya, santri hanya dikenakan biaya listrik, yakni sebesar Rp. 15.000,00.- Lima Belas Ribu
Rupiah per bulannya.
2