Total Fenol Analisis Kimia

43 serealia dan produk serealia di antaranya adalah hemiselulosa, selulosa, ester-ester fenolik, dan lignin. Muchtadi et al. 1992 juga menambahkan serat kasar pada awalnya adalah metode untuk mengetahui serat pangan. Namun, analisis serat kasar yang selama ini digunakan tidak menunjukkan nilai serat pangan sebenarnya karena proses hidrolisis asam dan basa yang dilakukan dapat menghilangkan lignin sekitar 50-90, hemiselulosa sekitar 80, dan selulosa hilang sekitar 20-50. Hal inilah yang menyebabkan hasil analisis total serat pangan selalu lebih besar daripada serat kasar. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diketahui bahwa tepung pragelatinasi yang dihasilkan memiliki kadar serat kasar basis kering sekitar 6.27 Produk yang dihasilkan memiliki kadar serat kasar basis kering sekitar 2.76 dan serat pangan sekitar 14.76 basis kering. Serat pangan memiliki sifat fungsional. Oleh karena itu, analisis serat pangan dilakukan terhadap produk yang dihasilkan. Aucamp 1961 yang dikutip oleh Rooney et al. 1980 menyebutkan kisaran kandungan serat kasar pada biji sorgum ada yang mencapai 3.4 – 7.3. Berdasarkan kisaran serat kasar yang dimiliki biji sorgum tersebut, kemungkinan telah terjadi penurunan kadar serat kasar pada tepung pragelatinasi akibat adanya proses penggilingan hingga diperoleh tepung ukuran 60 mesh. Akibatnya, terdapat bagian biji yang hilang atau tidak dipergunakan. Serat kasar pada produk lebih kecil karena tepung pragelatinasi yang digunakan hanya 40 bagian dalam satu takaran saji.

g. Total Fenol

Senyawa fenolik merupakan salah satu jenis antioksidan dalam pangan. Peran senyawa fenolik sebagai antioksidan dipertegas oleh Tang 1991 yang menyatakan bahwa senyawa fenolik dapat mencegah terjadinya autooksidasi yang disebabkan radikal bebas. Senyawa antioksidan alami polifenolik dapat bereaksi sebagai pereduksi, penangkap radikal, pengkelat logam, dan peredam 44 terbentuknya singlet oksidan. Peranan senyawa fenolik sebagai antioksidan berkaitan dengan peranannya sebagai donor atom pada senyawa radikal. Penelitian yang dilakukan oleh Habila et al. 2010 menunjukkan terdapat hubungan antara kandungan komponen fenolik dengan aktivitas antioksidan, yakni komponen fenolik tersebut memiliki aktivitas antioksidan. Webb 2006 menyebutkan bahwa antioksidan dapat mencegah terjadinya kerusakan akut pada tubuh dengan mengikat radikal bebas yang dapat membahayakan sel tubuh. Radikal bebas dapat bereaksi dengan berbagai komponen sel seperti DNA, protein, dan lipid. Reaksi ini dapat menyebabkan fungsi sel menjadi tidak normal. Fungsi sel yang tidak normal dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit. Webb 2006 menambahkan antioksidan dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti kanker dan arterosklerosis. Komponen polifenol terdapat dalam biji sorgum. Rooney et al. 1980 menyebutkan bahwa komponen polifenol merupakan salah satu pigmen utama pada sorgum, selain karotenoid. Namun, lebih dari 50 karotenoid akan hilang pada saat masa pemanenan. Jenis komponen polifenol yang terkandung di dalam sorgum adalah flavonoid, antosianidin, leukoantosianidin, dan tanin. Tanin terdapat pada lapisan testa pada sorgum. Komponen polifenol dapat dihilangkan sebagian melalui proses penggilingan. Namun, beberapa di antaranya tidak dapat dihilangkan tanpa menghilangkan lapisan endosperma secara berlebihan. Gambar 10. Kurva standar asam galat y = 0.0053x - 0.1258 R² = 0.9966 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 50 100 150 200 A b so r b a n si Konsentrasi Asam Galat mgL 45 Analisis total fenol dilakukan dengan pelarut etanol. Komponen fenolik mudah larut pada pelarut organik yang bersifat polar seperti etanol Hounghton et al., 1998. Oleh karena itu, ekstrak dengan pelarut etanol cenderung memiliki hasil yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan ekstrak aquades. Analisis yang dilakukan menghasilkan satu kurva standar asam galat seperti Gambar 10. Waterhouse 2006 menyebutkan asam galat sering digunakan sebagai standar pada analisis total fenol berdasarkan ketersediaan senyawa tersebut dalam keadaan murni dan stabil, harga asam galat yang tidak terlalu mahal apabila dibandingkan standar lainnya, serta kestabilan larutan asam galat yang hanya kehilangan 5 dari nilainya semula selama dua minggu. Analisis yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa produk masih mengandung komponen fenolik dengan nilai total fenol sebesar 3.28 mg AGE Asam Galat Ekuivaleng produk. Penelitian yang dilakukan oleh Habila et al. 2010 menunjukkan hubungan antara konsentrasi asam galat dengan aktivitas antioksidannya. Penelitian total fenol yang dilakukan pada produk dengan formula terpilih memperlihatkan hasil yang ekuivalen dengan konsentrasi asam galat rata-rata 62.5568 µgml Lampiran 3. Berdasarkan penelitian Habila et al. 2010 tersebut, dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan dari produk yang dikembangkan ekuivalen dengan aktivitas antioksidan asam galat sebesar 78.68 dan aktivitas antioksidan tersebut setara dengan konsentrasi asam askorbat sebesar 11.83 µgml. Mikulajova et al. 2007 menyebutkan kandungan total fenol rata- rata dari 13 varietas gandum sekitar 0.495 - 1.07 mg AGE Asam Galat Ekuivaleng dan kandungan total fenol rata-rata dari 20 varietas oat adalah 0.758 – 1.244 mg AGE Asam Galat Ekuivaleng basis kering serealia. Hasil ini lebih rendah daripada produk yang dikembangkan. Produk komersial menggunakan oat. 46 Produk komersial yang digunakan tidak memberikan keterangan mengenai kandungan total fenolnya dalam labelnya. Analisis total fenol tidak dilakukan terhadap produk karena diasumsikan bahwa kandungan total fenol produk komersial rendah akibat bahan baku oat yang memiliki total fenol yang lebih rendah daripada produk yang dikembangkan.

h. Kandungan dalam Satu Takaran Saji