Uji fisik Uji organoleptik

26 Blanko Blanko untuk serat pangan tidak larut dan larut diperoleh dengan cara yang sama, tetapi tanpa sampel B1 dan B2. Perhitungan : IDF = D1-I1-B1 x 100 W SDF = D2-I2-B2 x 100 W W : berat sampel g Total dietary fiber = IDF + SDF 8 Total Fenol Andarwulan dan Shetty, 1999 yang dimodifikasi Sampel kering ditimbang sebanyak 50 mg dan dilarutkan dalam 2.5 ml etanol 95, kemudian divortex. Campuran tersebut disentrifus pada 4000 rpm selama 5 menit. Supernatan atau larutan standar diambil sebanyak 0.5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan tersebut ditambahkan 0.5 ml etanol 95, 2.5 ml akuades, dan 2.5 ml reagen folin-ciocalteau 50. Campuran didiamkan selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 ml Na 2 CO 3 5 dan divortex. Campuran disimpan dalam ruang gelap selama 60 menit. Absorbansi diukur pada 725 nm. Sebagai larutan standar digunakan asam galat dengan variasi konsentrasi 50 – 250 mgL.

b. Uji fisik

Analisis sifat fisik meliputi pengujian indeks kelarutan air, waktu rehidrasi dan viskositas. 1 Indeks Kelarutan Air Sebanyak 5 g sampel ditambahkan 100 ml air, kemudian diaduk dengan magnetic stirrer hingga terdispersi merata. Setelah itu, disaring dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya W1. Kertas saring tersebut dikeringkan dalam oven selama 2 jam. Kertas saring tersebut kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang W2. 27 2 Waktu Rehidrasi Sebanyak 5 g sampel ditambahkan 50 ml air mendidih kemudian dihitung waktu yang diperlukan sampai air membasahi seluruh bagian contoh tersebut, sehingga tidak ada lagi bagian yang keras 3 Warna Uji dilakukan dengan bantuan alat chromameter minolta. 4 Viskositas Viscometer Brookfield Sampel dimasukkan ke dalam piala 500 ml. kemudian diukur viskositasnya dengan viskometer Brookfield LVT pada kecepatan 30-60 rpm, ukuran spindle disesuaikan dengan kekentalan sampel. Nilai viskositas diperoleh dari hasil pengkalian skala yang terbaca dengan faktor yang dapat dilihat pada alat.

c. Uji organoleptik

Dari kelima formula yang didapatkan, dilakukan pengujian organoleptik dengan 39 orang panelis tidak terlatih yang merupakan mahasiswa IPB. Pengujian formula meliputi uji rating hedonik meliputi atribut rasa, aroma, kekentalan, warna, dan secara overall, serta uji ranking secara overall. Uji rating hedonik menggunakan 7 skala penilaian yaitu : sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka, netral, agak suka, suka, dan sangat suka. Produk komersia turut dijadikan sebagai sampel uji pada uji organoleptik untuk mengetahui seberapa jauh tingkat penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Pengujian ini disebut pengujian organoleptik tahap I. pengujian tahap ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik formulasi yang dapat diterima. Pengujian organoleptik tahap II hanya menggunakan satu sampel, yaitu sampel dengan formulasi yang telah diterima pada tahap I. Bagian yang tidak larut = W2-W1 x 100 Berat sampel Kelarutan = 100 – bagian yang tidak larut 28 Pengujian ini dilakukan terhadap anak usia sekolah. Panelis yang dipilih yaitu anak sekolah dasar kelas 5 dan kelas 4 dari tiga sekolah dasar yang berbeda berdasarkan tingkat sosial ekonominya. Jumlah total panelis yang digunakan sekitar 121 panelis. Pemilihan sekolah dasar tersebut dilakukan secara acak. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produk dapat diterima. Pegujian meliputi uji hedonik terhadap atribut rasa, aroma, kekentalan, warna, kesukaan secara keseluruhan, dan keinginan mengkonsumsi yang terdiri dari pertanyaan pilihan ganda pada kuesioner. Kuesioner tersebut diisi setelah panelis mencicipi sampel yang diberikan. Pengolahan data uji ranking dilakukan dengan menggunakan Friedman test, sedangkan pengolahan data uji rating hedonik menggunakan uji ragam atau Analysis of Variance ANOVA. Jika hasil ANOVA menyatakan bahwa sampel yang diujikan berbeda nyata terhadap skor kesukaan pada taraf kepercayaan 0.05, maka dilakukan uji lanjutan post hoc. Uji lanjutan untuk skala hedonik menggunakan uji Duncan. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang nyata diantara keempat sampel yang diujikan. Pengolahan data hasil uji organoleptik kedua menggunakan analisis deskriptif dengan chi-square pada taraf signifikansi 0.05. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel yang diujikan. Variabel yang diujikan dalam pengujian ini adalah hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan atribut yang diujikan.

d. Analisis Finansial