Cangara 2006 mengemukakan bahwa terdapat tiga aspek yang perlu diketahui tentang khalayak, yaitu aspek sosiodemografik, aspek profil psikologis, dan aspek
karakteristik perilaku khalayak. Aspek sosiodemografik meliputi jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, bahasa, agama, pekerjaan, ideology, dan
kepemilikan media. Aspek psikologis meliputi emosi, pendapat mengenai sesuatu, keinginan, kenangan buruk. Aspek karakteristik perilaku khalayak meliputi hobi, nilai
dan norma, mobilitas sosial, perilaku komunikasi.
2.1.3.5 Pola Mendengarkan Radio
Rosengen 1974 dalam Morissan 2005 mengartikan terpaan media media exposure sebagai penggunaan media yang terdiri dari jumlah waktu yang digunakan
dalam berbagai media, jenis media dan media yang dikonsumsi. Terpaan media tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media
massa, tetapi apakah seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Terpaan media adalah kegiatan mendengarkan,
melihat, membaca pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut, yang dapat terjadi pada tingkat individu ataupun kelompok
Shore 1985. Mengaitkan dengan radio, radio mempunyai keunggulan dalam sifatnya yang audioable, maka terpaan media disini digolongkan menjadi pola mendengarkan
radio. Lebih lanjut, mengaitkan pula dengan partisipasi pendengar radio, maka keikutsertaan pendengar dalam program siaran dirasa penting untuk digolongkan dalam
pola mendengarkan radio.
2.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian yang berjudul Perilaku Remaja dalam Mendengarkan Radio
Komunitas Kasus Pendengar BeTe Radio di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat ini merujuk pada sejumlah konsep dan
teori dalam konteks komunikasi massa pada umumnya, dan khususnya pada radio komunitas yang telah dijelaskan secara rinci dalam Tinjauan Pustaka.
Dalam penelitian ini “Perilaku Remaja dalam Mendengarkan Radio Komunitas” dipandang sebagai variabel terpengaruh dependent variables. Merujuk pada pendapat
Rosengen dalam Morissan 2005 tentang arti terpaan media, perilaku remaja dalam mendengarkan radio komunitas diukur melalui empat variabel terpengaruh yaitu:
Frekuensi Mendengar, Durasi Mendengar, Pilihan Program dan Keikutsertaan dalam Kegiatan Radio Komunitas.
Meskipun khalayak pendengar radio komunitas bersifat heterogen, penelitian ini membatasi khalayak pendengar BeTe Radio di Kelurahan Tegal Gundil hanya pada
kelompok remaja. Sehubungan dengan itu, karakteristik individu pendengar remaja diduga mempengaruhi perilaku remaja dalam mendengarkan radio komunitas Bete
Radio. Merujuk pada Cangara 2006, sejumlah variabel pada karakteristik pendengar yang diduga berhubungan adalah: Kategori Remaja, Jenis Kelamin, Keterdedahan
Media, dan Jenis Kegiatan Utama. Pada
dasarnya media
komunitas mempunyai
nilai tambah
dalam penyelenggaraannya untuk mempengaruhi pendengarnya, namun menurut Rachmiatie
2007 keeksistensian radio komunitas dalam proses penyiarannya tidak terlepas dari seberapa besar tingkat partisipasi dan kepedulian komunitasnya. Oleh karenanya
Rachmiatie 2007 memaparkan beberapa faktor yang dapat berhubungan dengan eksistensi radio komunitas, diantaranya yaitu penilaian penyajian informasi dalam
siaran, dan penilaian pendengar atas proksimitas penyiar radio. Melihat fungsi dan peranan radio komunitas yang sejalan dengan fungsi
komunikasi massa menurut Alexis 1981 dalam Nurudin 2007 yang diantaranya adalah memberi informasi, mendidik, mempersuasi, memuaskan kebutuhan komunitas,
dan juga sebagai kontrol sosial, maka hal ini dirasa dapat mempengaruhi pengetahuan, kemampuan berpikir dan sikap anggota komunitas, dimana dalam penelitian ini disebut
sebagai perilaku remaja. Perilaku remaja disini ditekankan pada tingkat afektif pendengar terhadap radio komunitas dan jaringan sosial yang mengarah pada perluasan
jaringan dengan adanya radio komunitas.
Gambar 1. Bagan Hubungan Antar Variabel Penelitian Keterangan:
: hubungan
2.3 Hipotesis