Radio Komunitas .1 Pengertian Radio Komunitas

2.1.2 Radio Komunitas 2.1.2.1 Pengertian Radio Komunitas Sudibyo 2004 menyatakan bahwa radio komunitas merujuk pada stasiun penyiaran radio yang didirikan oleh dan untuk komunitas tertentu, yang tidak bersifat komersial dan muatannya sebagian besar tentang dinamika dan kebutuhan komunitas itu sendiri. Adapun Fraster dan Estrada 2001 mengemukakan bahwa radio komunitas merupakan sebuah pelayanan non-profit yang dimiliki dan dikelola oleh komunitas tertentu, biasanya melalui sebuah yayasan atau perserikatan. Radio komunitas dikelola oleh komunitas dan operasionalnya secara utama bergantung pada sumber-sumber yang dimiliki komunitasnya yang merefleksikan kebutuhan tertentu dari komunitas. Selain itu, menurut Girard 1998 dalam Jankowski 2002, radio komunitas adalah satu bentuk radio yang dibuat untuk melayani masyarakat. Radio ini memberi ekspresi dan partisipasi serta menghargai budaya lokal. Tujuannya memberi suara pada mereka yang tidak bersuara, kelompok marginal dan komunitas yang jauh dari pusat kota, dimana populasinya terlalu kecil untuk menarik radio komersial atau stasiun radio skala besar. Radio komunitas dalam penyelenggaraannya merupakan sebuah proses atau peristiwa sosial dimana para anggota dari sebuah komunitas bergabung bersama-sama untuk merancang berbagai program, memproduksi, menyiarkan. Penekanannya disini adalah pada kepemilikan atas berbagai upaya pembangunan dan upaya-upaya demokratis oleh para anggota komunitas yang bersangkutan itu sendiri melalui penggunaan media, dalam hal ini radio untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam segala aspeknya ini merupakan komunikasi yang bersifat partisipatoris atau melibatkan semua pihak dan bukannya program-program yang dibuat oleh orang lain mengenai komunitas tersebut Fraser dan Estrada 2001. Radio komunitas, pertama, harus dikelola oleh komunitas, kedua, keberadaannya adalah untuk melayani komunitas tersebut. Radio komunitas menjawab kebutuhan komunitas yang dilayaninya, menyumbang pada pembangunan dengan cara yang progresif dengan memihak kepada perubahan sosial. Radio komunitas berjuang untuk mendemokratisasi komunikasi melalui partisipasi komunitas dalam bentuk-bentuk yang berbeda sesuai dengan masing-masing konteks sosial tertentu Fraser dan Estrada 2001. Contoh radio komunitas: 1. Radio Komunitas Suara kencana, yang memiliki prinsip utama penyelenggaraan “dari, oleh dan untuk” masyarakat dalam mengisi keterbatasan dari lembaga penyiaran lain yang belum mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang mereka butuhkan Pratiwi 2008. 2. Radio Komunitas Angkringan, radio komunitas ini menawarkan sebuah kesempatan yang memungkinkan terjadinya dialog interaktif antar berbagai pemangku kepentingan -warga dan pemerintah desa- dalam komunitas Syatori 2009. 3. Radio Ekspresi Mahasiswa REM 107.1 FM, merupakan radio komunitas bukan radio swasta tetapi merupakan tempat pembelajaran bagi para anggotanya dalam bidang kepenyiaran yang ada di Universitas Negeri Semarang, dimana Radio ini berusaha untuk menghibur akademia Semarang dan sekitarnya dengan menyuguhkan edukasi melalui berbagai programnya. Sebagai salah satu radio komunitas yang ada di kota Semarang, radio REM FM telah menunjukan eksistensinya Nugraha 2009. 4. Radio komunitas di Desa Srumbung, sebuah desa di kaki Gunung Merapi, Jawa Tengah. Radio komunitas ini sangat bermanfaat sebagai Early Warning System” atas aktivitas-aktivitas letusan Gunung Merapi yang sangat membahayakan itu. Radio ini dikelola oleh warga masyarakat bekerjasama dengan Badan Vulkanologi Merapi untuk sedini mungkin memberitakan aktivitas gunung Merapi agar segera diantisipasi oleh warga masyarakat setempat sebagai peringatan dini untuk segera menghindari bahaya letusan Hadi 2005. Fraser dan Estrada 2001 juga mengemukakan bahwa radio komunitas dicirikan oleh kepemilikan dan penyusunan programnya serta komunitas yang menjadi kewenangan pelayanannya, radio ini dimiliki dan dikontrol oleh sebuah organisasi nirlaba yang strukturnya memungkinkan keanggotaan, manajemen, kegiatan dan penyusunan programnya harus didasarkan pada akses komunitas dan partisipasi serta harus mencerminkan kepentingan khusus dan kebutuhan untuk melayani pendengar sebagaimana izin yang diperolehnya. Hal ini dapat diselaraskan dengan pernyataan Hendy 2002 dalam Ekayanti 2007 bahwa radio komunitas mendorong terciptanya demokrasi karena radio mampu memberi forum bagi publik, serta media radio adalah media yang murah dan mudah untuk diakses termasuk oleh masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah.

2.1.2.2 Sejarah dan Perkembangannya

Dokumen yang terkait

Strategi Dakwah Islam Radio Komunitas Santri (studi kasus pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami) Bogor Jawa Barat

3 27 134

Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian DiRadio Fiska Fm Bogor : (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

0 3 73

Evaluasi Keberhasilan Kelompok Belajar Paket A (Studi Kasus di Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

0 21 129

Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Susu Formula (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor)

0 9 5

Sikap, Preferensi, dan Loyalitas Konsumen Terhadap Susu Formula (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 4

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Motivasi dan Perilaku Menonton serta Penilaian Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di RW 01 Kelurahan Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan RW 17 Kelurahan Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara, Kota Bo

0 3 204

Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 149

Partisipasi, Keterdedahan, dan Kepuasan Pendengar Radio Komunitas R-One Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor

0 16 80

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu-Ibu Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Di Kelurahan Tegal Gundil Kota Bogor.

0 0 27