Fungsi dan Peran Radio Komunitas

sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Pada rentan usia ini mulai timbul rasa percaya diri pada remaja yang menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya. 3. Remaja Akhir 18-21 Tahun. Remaja pada masa ini sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

2.1.3.2 Fungsi dan Peran Radio Komunitas

Radio komunitas merupakan bagian dari komunikasi massa, maka penting untuk melihat fungsi komunikasi massa sebelum melihat fungsi dan peran radio komunitas secara spesifik. Pada tabel 2 dapat dilihat fungsi komunikasi massa menurut menurut Alexis 1981 dalam Nurudin 2007. Tabel 2. Tujuan Komunikasi dari Sudut Pandang Komunikator dan Komunikan Tujuan Komunikator Penjaga Sistem Tujuan Komunikan Menyesuaikan diri pada sistem: pemuasan kebutuhan 1. Memberi informasi 2. Mendidik 3. Mempersuasi 4. Menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikan Mempelajari ancaman dan peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku, yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya. Memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima masyarakatnya. Menggembirakan, mengendorkan urat syaraf, menghibur, dan mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi. Sumber: Alexis 1981 dalam Nurudin 2007 Tingkat perkembangan masyarakat dan tekhnologi komunikasi, fungsi komunikasi di atas sudah terbilang usang, untuk tidak mengatakan sudah ketinggalan zaman. Dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah sebagai berikut ; 1 melawan kekuasaan dan kekuatan represif, 2 menggugat hubungan trikotomi antara pemerintah, pers, dan masyarakat, atau biasa disebut dengan kontrol sosial Nurudin 2007. Gunadi 2009 menyatakan media informasi mempunyai peranan penting dalam memajukan pendidikan, ekonomi, dan sosial; dan bahwa teknik-teknik komunikasi baru menawarkan kesempatan-kesempatan khusus untuk mempercepat proses pendidikan. Radio komunitas sebagai salah satu media pendistribusi informasi ditingkat lokal, mempunyai kesempatan yang besar dalam membantu perubahan aspek non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan keterampilan-keterampilan lain. Fraser dan Estrada 2001 mengemukakan bahwa fungsi-fungsi utama dari radio komunitas adalah: 1 mempromosikan dan mencerminkan budaya, karakter dan jati diri lokal. Radio komunitas menyediakan program yang khusus disesuaikan dengan identitas dan karakter dari komunitas tersebut, sehingga program tersebut akan sangat tergantung pada materi lokal. Programnya juga memusatkan diri pada budaya lokal, budaya komunitas, tentu saja juga merupakan ekspresi artistik melalui musik lokal, tarian, sajak, pementasan teater, menceritakan kisah, dan seterusnya; 2 membantu dalam menciptakan keberagaman suara di udara. Radio komunitas melalui keterbukaannya terhadap partisipasi di segala sektor, menciptakan berbagai pendapat dan opini di udara; 3 meningkatkan akses untuk suatu keberagaman suara di udara; 4 membantu menciptakan keberagaman dalam kepemilikan lembaga siaran; 5 tanggap terhadap kebutuhan komunitasnya; 6 memberikan sumbangan kepada sumberdaya manusia untuk bidang penyiaran; 7 mendorong para anggota dari komunitas terkait untuk berpartisipasi dalam produksi dan penyusunan program; 8 mendorong eksperimentasi dalam penyusunan program. Suryokusurno 2003 menyatakan bahwa peranan radio komunitas secara empirikal di lingkungan masyarakat Indonesia, adalah sebagai berikut: 1. Menafsirkan masa lalu dan memberi makna pada masa sekarang. 2. Melukiskan suatu masa depan yang ideal. 3. Menguak konflik antara nilai-nilai tradisional orang selalu dinilai atas kualitas warisan nenek moyang, seperti jenis dan ras dan nilai-nilai modern yang menilai orang berdasarkan prestasi kerja. 4. Menjelaskan alasan-alasan konflik antara nilai-nilai yang ideal dan actual, seraya menawarkan cara mengatasi konflik, guna mewujudkan perubahan. 5. Menyediakan forum publik, guna mengekspresikan berbagai opini, keyakinan dan gagasan. 6. Menyediakan informasi secara berkelanjutan guna membantu warga, agar mampu berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik, sekaligus juga memenuhi kelanjutan hidup sehari-hari, dan memungkinkan institusi- institusi komunitas berjalan mulus. 7. Mengevaluasi dan mengkritisi mereka yang berada pada kekuasaan dari kemungkinan penyalahgunaan kekuasaan fungsi anjing penjaga. 8. Menyediakan pelayanan-pelayanan berkaitan dengan hiburan dan pertukaran budaya. Penelitian Hadi 2005 menjelaskan bahwa radio komunitas di Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah, dikelola sendiri oleh warga masyarakat desa setempat sebagai media komunikasi dan pencerdasan diantara mereka. Berbagai macam hal dapat dikomunikasikan melalui siaran radio ini, termasuk hiburan- hiburan bagi warganya. Sebagai sarana pencerdasan bagi warga masyarakat, salah satunya adalah dengan menanggapi kampanye penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang ternyata justru merusak struktur tanah dan lahan pertanian. Melalui radio komunitas, masyarakat Desa Kapungan mampu menggalang opini dan semangat warganya untuk membuat pupuk kompos sebagai pengganti pupuk kimia dan pestisida. Hal ini dapat tercapai dikarenakan adanya penyesuaian informasi dengan kebutuhan komunitas dalam proses pendistribusian informasi oleh radio komunitas. Contoh pada penelitian di atas menggambarkan bahwa radio komunitas berperan sebagai pendukung perubahan sosial di tingkat komunitas, walaupun belum didukung hasil penelitian tentang dimensi waktu dan ukuran dari proses perubahan tersebut. Perubahan yang paling mendasar terjadi di tengah-tengah suasana kebebasan untuk memperoleh dan menyatakan informasi serta pengakuan negara atas suara rakyat. Sejak era reformasi di Indonesia, muncul keinginan, kebutuhan dan keberanian masyarakat untuk mengekspresikan eksistensi dirinya melalui radio komunitas. Rachmiatie 2007

2.1.3.3 Penilaian Format Siaran

Dokumen yang terkait

Strategi Dakwah Islam Radio Komunitas Santri (studi kasus pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami) Bogor Jawa Barat

3 27 134

Persepsi Petani Terhadap Siaran Pertanian DiRadio Fiska Fm Bogor : (Kasus Petani di Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

0 3 73

Evaluasi Keberhasilan Kelompok Belajar Paket A (Studi Kasus di Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Jawa Barat)

0 21 129

Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Susu Formula (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor)

0 9 5

Sikap, Preferensi, dan Loyalitas Konsumen Terhadap Susu Formula (Studi Kasus di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kotamadya Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 4

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Motivasi dan Perilaku Menonton serta Penilaian Khalayak Terhadap Program Acara Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di RW 01 Kelurahan Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan RW 17 Kelurahan Tegal Gundil Kecamatan Bogor Utara, Kota Bo

0 3 204

Motivasi dan Kepuasan Remaja Terhadap Televisi Lokal (Kasus Pemirsa Megaswara TV di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 149

Partisipasi, Keterdedahan, dan Kepuasan Pendengar Radio Komunitas R-One Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor

0 16 80

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu-Ibu Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Di Kelurahan Tegal Gundil Kota Bogor.

0 0 27