33 Menurut Covington di dalam Suparno 2009b model tersebut
memberikan sebuah rasional untuk menerangkan tiga ciri penting kulit samoa :
1. Stabilitas hidrotermal. Suhu pengerutan kulit samoa adalah sedikit
lebih tinggi daripada bahan awalnya. Dengan demikian, pandangan konvensional
mengenai penyamakan
tidak berlaku.
Pada penyamakan minyak, sedikit interaksi antara bahan penyamak dan
serat kolagen. Ini merupakan salah satu contoh bahan penyamak yang memiliki afinitas lebih besar untuk dirinya sendiri daripada
untuk substratnya. 2.
Retensi air. Efek menjaga struktur serat berjauhan berarti kolagen
dapat dihidrasi dan menahan air berlebih dalam matrik minyak
polimerisasi hidrofobik. 3.
Efek Ewald. Kulit samoa adalah satu dari sedikit kasus yang kulit
samak menunjukkan suatu reversibilitas pengerutan hidrotermal. Jika kulit tersebut direndam dalam air panas, pada atau di atas suhu
pengerutannya, kulit tersebut akan mengerut sebagaima na diharapkan. Namun jika kulit tersebut segera dimasukkan ke dalam
air dingin, kulit tersebut kembali mendapatkan sekitar 90 dari luas
awalnya. 4.
Analisis Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik a.
Sifat Fisik Kulit 1.
Ketebalan Thickness
Dari pengukuran ketebalan kulit samoa didapatkan ketebalan kulit berkisar antara 0,66-0,93 mm dengan ketebalan rata-
rata adalah 0,79 mm Lampiran 2. Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan kulit samoa pada penelitian ini telah memenuhi SNI
BSN, 1990, yakni 0,3-1,2 mm. Ketebalan kulit domba pada umumnya berkisar antara 1-2
mm dengan jalinan serat kolagen pada lapisan corium yang relatif lebih halus serta lapisan grain yang hampir setengah dari ketebalan
kulit total Haines, 1975. Ketebalan kulit dapat disesuaikan dengan
34
5 10
15 20
25 30
K e
k ua
ta n
T a
ri k
N m
m
2
1.5 3
4.5
Konsentrasi Relugan GT 50
kons entra s i Mi nya k 10
kons entra s i Mi nya k 20
kons entra s i Mi nya k 30
mudah sesuai dengan keinginan pada waktu pembuatan kulit samoa. Pada proses shaving selain bertujuan untuk menghilangkan bagian
rajah grain kulit serta daging flash, kegiatan ini juga dapat mengatur ketebalan kulit sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu
pada proses buffing selain bertujuan untuk menghaluskan kulit samak, pada proses ini juga dapat mengatur ketebalan kulit.
Ketebalan kulit awal dapat berbeda-beda menurut umur, jenis kelamin, dan tebal tipisnya bulu hewan. Semakin tua hewannya,
makin tebal bulunya dan makin tipis, lapisan papilarisnya Purnomo, 1985.
2. Kekuatan Tarik Tensile Strength