Daya Serap Air PENELITIAN UTAMA

43 dengan persentase Relugan GT 50 sebesar 1,5 dan persentase minyak 10, sedangkan nilai kekuatan sobek yang paling rendah terdapat pada perlakuan dengan persentase Relugan GT 50 sebesar 4,5 dan persentase minyak 10. Secara keseluruhan, nilai kekuatan sobek berada diatas SNI BSN, 1990 yaitu diatas 15 Nmm. Hasil analisis ragam pada pengujian kekuatan sobek seluruh perlakuan menunjukkan bahwa faktor bahan pretanning Relugan GT 50 dan persentase minyak biji karet tidak berpengaruh terhadap kekuatan sobek rata-rata perpendicular dan paralel kulit samak, demikian juga dengan interaksi keduanya. Sama seperti pada kekuatan tarik, uji kekuatan sobek juga sangat dipengaruhi oleh arah serat kolagen, dan sudut serat kolagen terhadap lapisan grain. Menurut Haines 1975 sudut yang kecil antara arah jalinan serat-serat kolagen terhadap permukaan grain kulit maka gaya tarik dapat didistribusikan lebih menyebar ke seluruh sumbu jalinan serat, sehingga kekuatan sobek kulit menjadi lebih besar. Sudut yang kecil juga memungkinkan adanya lebih banyak jalinan serat-serat kolagen jika dibandingkan dengan sudut yang lebih besar pada kulit samak dengan ketebalan yang sama. Begitu juga dengan faktor lainnya yang mempengaruhi nilai kekuatan tarik juga sangat mempengaruhi nilai kekuatan sobek.

5. Daya Serap Air

Daya serap air adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan mutu kulit samoa. Pengukuran daya serap air dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada saat 2 jam dan 24 jam, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Data hasil penelitian menunjukan bahwa daya serap air pada waktu 2 jam pertama memilki kisaran nilai antara 245-296 Gambar14a. Pada pengukuran daya serap waktu 24 jam, kisaran nilai antara 263-358 Gambar14b. Secara keseluruhan nilai daya serap air untuk waktu 2 jam dan 24 jam berada di atas nilai standar 44 100 200 300 400 500 D a y a S e ra p A ir 1.5 3 4.5 Konsentrasi Relugan GT 50 kons entra s i Mi nya k 10 kons entra s i Mi nya k 20 kons entra s i Mi nya k 30 100 200 300 400 D a y a S e ra p A ir 1.5 3 4.5 Konsentrasi Relugan GT 50 kons entra s i Mi nya k 10 kons entra s i Mi nya k 20 kons entra s i Mi nya k 30 Anonim, 1990 yaitu minimal 100 untuk waktu 2 jam dan 200 untuk waktu 24 jam. Nilai tertinggi dan terendah pada pengukuran dua waktu tersebut terdapat pada perlakuan yang sama, yaitu pada perlakuan dengan persentase Relugan GT 50 sebesar 4,5 dan persentase minyak biji karet 10, sedangkan nilai terendah pada perlakuan dengan persentase Relugan GT 50 sebesar 4,5 dan persentase minyak biji karet 10. a b Keterangan : : Kulit samoa minyak ikan : Standar Nasional Indonesia SNI 06-1752-1990 Gambar 14. Histogram hubungan antara persentase Relugan GT 50, persentase minyak dan daya serap air. a 2 jam b 24 jam. Hasil analisis ragam faktor persentase Relugan GT 50 dan persentase minyak biji karet tidak berpengaruh terhadap daya serap 45 1 2 3 4 5 6 7 K a da r M iny a k 1.5 3 4.5 Konsentrasi Relugan GT 50 kons entra s i Mi nya k 10 kons entra s i Mi nya k 20 kons entra s i Mi nya k 30 air pada waktu 2 jam kulit samak yang dihasilkan, begitu juga dengan interaksi keduanya baik pada waktu 2 jam maupun 24 jam. Secara keseluruhan nilai daya serapa air kulit samoa minyak biji karet telah memenuhi SNI BSN, 1990, yang bernilai sekitar 100 2 jam dan 200 24 jam, namun sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan kulit samoa minyak ikan Suparno, et al., 2009. Secara garis besar daya serap air pada waktu 24 jam lebih tinggi jika dibandingkan dengan daya serap air pada waktu 2 jam, semakin lama waktu penyerapan maka akan semakin banyak air yang terserap oleh kulit dan akan tetap pada saat tercapai titik jenuhnya.

b. Sifat Kimia Kulit

1. Kadar Minyak

Dokumen yang terkait

Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Pada Komposisi Media Dan Genotipe Berbeda

0 43 86

Induksi Tunas Mikro Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Dari Eksplan Nodus Pada Media Ms Dengan Pemberian Benzil Amino Purin (Bap) Dan Naftalen Asam Asetat (Naa)

9 88 81

Peningkatan Mutu Kayu Karet (Hevea braziliensis MUELL Arg) dengan Bahan Pengawet Alami dari Beberapa Jenis Kulit Kayu

2 55 78

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muall, Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora casiicola Berk & Curt.) di Lapangan

0 34 64

Respon Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Terhadap Pemotongan Akar Tunggang Dan Pemberian Air Kelapa

2 37 54

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brassiliensis Muel. Arg.) Terhadap 3 Isolat Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum Gloeosporioides Penz. Sacc.) Di Laboratorium

0 48 59

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Uji Resistensi Beberapa Genotipe Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Laboratorium

0 30 53