14 dengan pasti. Sebagian besar peneliti sepakat bahwa gugus aldehidik
berikatan dengan gugus amino bebas dari lisin dan membentuk ikatan silang Covington, 1997.
Bahan penyamak aldehida, glutaraldehida dapat digunakan untuk menyamak kulit domba. Dengan jenis penyamakan ini, kulit domba dapat
menghasilkan berbagai produk yang sangat berguna untuk clothing yang dapat dicuci seperti pakaian dan pada umumnya sangat tahan terhadap
pengerutan pada kondisi dibawah normal. Bahan penyamak ini juga mempunyai kemampuan untuk menjaga stabilitas kulit dari pembusukan,
peluh dan dapat menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan Churchill, 1983.
G. Penyamakan Minyak
Penyamakan minyak adalah penyamakan kulit menggunakan minyak, biasanya minyak ikan, untuk menghasilkan kulit samoa chamois
leather. Metode
tradisional pembuatan
kulit chamois
adalah mengimpregnasi kulit domba split basah dengan minyak ikan dalam
fulling stocks dan kemudian menggantungnya dalam stoves hangat untuk oksidasi minyak. Minyak yang teroksidasi tersebut memiliki kemampuan
menyamak kulit. Kedua proses tersebut dapat diulang sampai kulit tersamak dengan memadai. Kelebihan minyak dari kulit dihilangkan
dengan pengepresan hidrolik dilanjutkan dengan pencucian akhir dalam air alkalin hangat. Kulit tersebut kemudian digantung untuk pengeringan dan
kemudian dilanjutkan ke finishing Sharphouse, 1981; Dewhurst, 2004. Dalam finishing, kulit diwarnai dengan bahan pewarna dye untuk
meningkatkan keindahannya atau untuk keperluan mode fashion. Umumnya, warna diperoleh dengan cara menggunakan pewarna asam atau
premetallised yang menghasilkan warna-warna cerah Covington et al., 2005.
Dasar penyamakan minyak modern adalah mengoksidasi minyak ikan yang sudah diaplikasikan pada kulit setelah penghilangan kapur
Kolagen + NH
2
Kolagen-NH
2
-CH
2
OH
15 delimed pelt dengan bantuan oksigen atmosfir pada kondisi terkendali.
Bahan penyamak gliserida tak jenuh yang biasa digunakan adalah minyak cod dan minyak sardine. Asam-asam lemak tersebut memiliki sampai
enam ikatan ganda dalam rantai alifatiknya yang memberikan produk reaksi dari oksidasi dan polimerisasi untuk memberikan efek penyamakan
minyak pada kondisi penyamakan normal Sharphouse, 1985. Menurut Judoamidjojo 1981, penyamakan minyak berlangsung
dalam dua fase, mula- mula minyak diambil oleh kulit secara mekanis, kemudian dilanjutkan dengan proses oksidasi. Dalam proses pengikatan
yang penting adalah terdapatnya paling sedikit dua ikatan rangkap dalam molekul. Pada proses oksidasi, ikatan rangkap mengambil dua atom
oksigen dan membentuk peroksida. Sebagian dari peroksida dapat bereaksi dengan gugus amino dari kolagen.
Minyak yang dibutuhkan dalam penyamakan tergantung dari jumlah bahan kulit yang akan disamak. Minyak tersebut akan melakukan
crosslink dengan protein yang ada di kulit untuk membentuk kulit samak. Suparno, 2006.
Serat kolagen adalah komponen utama yang akan bereaksi dengan minyak sehingga kebutuhan minyak yang akan digunakan sebagai bahan
penyamak disesuaikan dengan jumlah bahan kulit yang akan disamak. Kelebihan minyak dari kulit dihilangkan dengan pengepresan hidrolik
dilanjutkan dengan pencucian akhir dalam air basa hangat. Kulit tersebut kemudian digantung untuk pengeringan dan kemudian dilanjutkan ke
finishing Sharphouse, 1981; Dewhurst, 2004. Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara
sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak. Proses oksidasi tidak ditentukan oleh besar kecilnya jumlah lemak dalam bahan sehingga bahan
yang mengandung lemak dalam jumlah kecilpun mudah mengalami proses oksidasi. Oksidasi spontan lemak tidak jenuh didasarkan pada serangan
oksigen terhadap ikatan rangkap ikatan tidak jenuh sehingga membentuk hidroperoksida tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam
molekul trigliserida terdiri dari asam oleat mengandung 1 ikatan
16 rangkap, asam linoleat 2 ikatan rangkap, dan asam linolenat 3 ikatan
rangkap Ketaren, 1986.
H. Kulit Samoa Chamois Leather