Perubahan Produktivitas Nilai Kerugian Petani Padi Akibat Variabilitas Cuaca

oleh petani yaitu adaptasi ekonomi, ekologi dan sosial. Berikut adalah Tabel 19 mengenai adaptasi terhadap variabilitas cuaca. Tabel 19 Adaptasi Petani terhadap Variabilitas Cuaca Sumber : data primer diolah, 2015 Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa untuk pola adaptasi ekonomi sebesar 41 petani melakukan adaptasi dengan cara menyewa lahan petani lain yang hasilnya digunakan untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimnbulkan akibat variabilitas cuaca. Pada pola adaptasi ekologi, sebesar 63 petani melakukan adaptasi dengan cara melakukan upaya bersama membasmi penyakit. Hal ini dipilih oleh petani dikarenakan dari tahun ke tahun hama penyakit semakin bertambah jumlahnya sehingga diperlukan upaya yang kuat untuk dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Pada pola adaptasi No Adaptasi terhadap Variabilitas Cuaca Jumlah A. Adaptasi Ekonomi 1. Memanfaatkan tabungan 17 2. Menyewakan lahan 6 3. Menyewa lahan 41 4. Jual binatang ternak 13 5. Jual perhiasan 22 6. Jual tanah 4 7. Mengurangi konsumsi makanan per hari 8 8. Berhutang pada lembaga formal bank, koperasi 31 9. Berhutang pada lembaga non formal rentenir, pengepul gula, 2 10. Memaksimalkan pendapatan non pertanian 25 B. Adaptasi Ekologi 1. Menjadi nelayan 1 2. Mencari ikan di sungai 4 3. Menjadi buruh tani 36 4. Menjadi pekerja non farm di desa 21 5. Menjadi pekerja di kota 3 6. Memanfaatkan teknologi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi 52 7. Melakukan upaya bersama membasmi penyakit 63 8. Mengganti pola tanam 19 9. Mengganti komoditas pertanian perkebunan 22 C. Adaptasi Sosial 1. Pemanfaatan kiriman dari kerabat: kiriman uang, barang, dan makanan 19 2. Pemanfaatan jaringan pertetanggaan uang, barang, dan makanan 39 3. Pemanfaatan jaringan lembaga sosial kemasyarakatan arisan, pengajian, jimpitan, perelek dll 7 4. Pemanfaatan bantuan pemerintah 85 ekonomi, sebesar 85 petani bergantung kepada bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa petani sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah.

6.4.1. Implikasi Kebijakan Adaptasi

Hasil studi tentang analisis nilai kerugian petani padi akibat variabilitas cuaca dan proses adaptasi yang dilakukan oleh petani studi kasus Kabupaten Indramayu menunjukkan bahwa pilihan kebijakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah, gapoktan, petani dan bagi perguruan tinggi sebagai berikut : 1. Pemerintah Diperlukan adanya kebijakan dan program yang secara sistematis, konsiten, dan berkesinambungan efektif untuk meningkatkan kapasitas adaptasi petani dalam menghadapi variabilitas cuaca. Agenda kebijakan dan program tersebut mencakup perbaikan infrastruktur fisik irigasi dan pemeliharaan irigasi. Selain itu, perlunya penyediaan informasi cuaca yang lebih akurat dan dapat diakses oleh petani melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG Stasiun Jatiwangi. Perlunya perbaikan jadwal dan pemilihan jenis tanaman agar sesuai dengan ketersesiaan air serta lebih tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman. 2. Gapoktan Diperlukan dukungan para Gapoktan untuk memperkuat sarana dan prasarana pertanian khususnya padi yang rentan terhadap dampak variabilitas cuaca. Selain itu, perlunya penguatan anggota Gapoktan untuk menyalurkan informasi kepada para petani mengenai kalender tanam yang tepat dan informasi cuaca. 3. Perguruan tinggi Diperlukan pengembangan penangkar benih yang mampu menghasilkan benihvaritas tahan kekeringan dan berumur pendek di wilayah yang sangat rawan terhadap kekeringan. Selain itu, perlunya mengkaji potensi dampak positif variabilitas cuaca. Dalam kajian tersebut perlu diungkapkan: 1 cakupan wilayah yang berpotensi mengalami dampak positif akibat variabilitas cuaca akibat musim kemarau panjang atau akibat musim hujan berlebihan, 2 peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan