3. KERANGKA PEMIKIRAN
Variabilitas cuaca Indonesia sangat berkaitan erat dengan El Nino Southern Oscillation ENSO di Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole
IOD di Samudera Hindia. Menurut penelitian dari Allan 2000, penurunan curah hujan mengakibatkan kekeringan dan pada saat yang lain mengakibatkan
tingginya curah hujan sehingga dapat menimbulkan banjir yang tentunya merugikan para petani. Munculnya fenomena El NiƱo kuat sebanyak tujuh kali
sepanjang dua puluh tahun terakhir disertai dengan terjadinya fenomena IOD positif yang hampir terjadi bersamaan mengakibatkan deraan kekeringan yang
cukup serius. Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang terkena anomali cuaca
yang berdampak pada sektor pertanian. Variabilitas cuaca yang terjadi beberapa tahun terakhir telah memberikan dampak yang signifikan pada tanaman pangan
terutama padi. Pada saat yang bersamaan, beberapa dekade terakhir menunjukkan dampak variabilitas cuaca yang besar pada tanaman pangan padi di Kabupaten
Indramayu, seperti kekeringan dan banjir yang semakin meluas pada waktu-waktu tertentu. Salah satu dampak akibat terjadinya variabilitas cuaca adalah curah hujan
yang tinggi. Kesalahan strategi dari petani menjadi tidak tepat karena kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi dan sulit diantisipasi.
Walaupun sektor pertanian penyumbang emisi gas rumah kaca, pertanian juga merupakan sektor yang paling menderita bahkan terancam akibat adanya
variabilitas cuaca, salah satunya adalah padi. Padi dalam sistem produksinya sangat rentan dan akan mengalami dampak paling serius akibat variabilitas cuaca.
Adanya variabilitas cuaca tersebut menyebabkan penurunan produktivitas dan produksi padi akibat suhu udara, kekeringan maupun banjir, serta kualitas gabah
yang menurun. Hal ini terjadi di Kabupaten Indramayu sebagai sentra produksi lumbung padi terbesar di Jawa Barat. Dasar pemikiran penelitian ini mellihat
hubungan antara tahapan pelaksanaan dengan tujuan penelitian. Potensi dari adanya variabilitas cuaca menjadi dasar meneliti Analisis Nilai Kerugian Petani
Padi Akibat Variabilitas Cuaca dan Proses Adaptasi yang dilakukan oleh Petani. Untuk itu, diperlukan kajian secara komprehensif mengenai persepsi para petani
terhadap fenomena gejala-gejala variabilitas cuaca, dampak ekonomi yang ditimbulkan terhadap padi akibat fenomena variabilitas cuaca, faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai kerugian petani padi dan adaptasi yang dilakukan petani. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini akan melihat keterkaitan
antara empat komponen yang terbagi menjadi tiga langkah. Langkah pertama adalah mengkaji persepsi para petani padi di Kabupaten Indramayu mengenai
variabilitas cuaca. Langkah kedua yaitu mengkaji dan mengidentifikasi dampak variabilitas cuaca terhadap kegiatan usahatani dan rumah tangga petani padi di
Kabupaten Indramayu. Langkah ketiga adalah mengkaji dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kerugian petani padi. Langkah keempat
adalah mengkaji adaptasi yang dilakukan oleh petani. Hipotesis pertama adalah variabilitas cuaca berpengaruh terhadap
produktivitas padi. Namun sampai saat ini banyak para petani yang belum paham mengenai persepsi terhadap variabilitas cuaca tersebut. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan analisis deskriptif melalui wawancara atau kuesioner yang diberikan kepada para petani. Analisis persepsi petani tersebut menggunakan
analisis deskriptif menggunakan metode likert. Hipotesis kedua adalah mengkaji dan mengidentifikasi dampak variabilitas cuaca terhadap kegiatan usahatani dan
rumah tangga petani padi di Kabupaten Indramayu. Adanya variabilitas cuaca akan berdampak terhadap penurunan sumberdaya lahan, air dan infrastruktur
terutama irigasi, yang menyebabkan terjadinya ancaman kekeringan atau banjir. Ancaman bencana tersebut mengakibatkan kerugian yang diterima oleh petani
padi di Kabupaten Indramayu. Hal itu juga berdampak pada pendapatan rumah tangga usahatani padi. Analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis
deskriptif dan analisis pendapatan rumah tangga usahatani. Hipotesis ketiga adalah mengkaji dan mengidentifikasi nilai kerugian petani terhadap variabilitas
cuaca dengan menggunakan analisis model regresi berganda. Hipotesis keempat adalah mengkaji adaptasi yang dilakukan oleh petani dalam menghadapi
variabilitas cuaca dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.