Luas dan Status Kepemilikan Lahan

Tabel 15 Total nilai kerugian petani padi akibat variabilitas cuaca di Kabupaten Indramayu tahun 2014 Pendapatan usahatani Kelompok luas lahan 1hektar 1-1,5 hektar 1,5 hektar Tidak terkena puso 17.426.615 33.719.500 71.504.000 Terkena puso 10.216.769 19.556.250 34.914.333 Total kerugian 0,58627387 0,57996856 0,48828504 Total kerugian 58,62 57,99 48,82 Sumber : Data primer diolah, 2015 Keterangan : kondisi normal 2 kali tanam puso tahun 2014 Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa setiap penguasaan kelompok luas lahan memiliki pendapatan usahatani yang berbeda-beda. Pada pendapatan usahatani yang tidak mengalami puso dalam satu tahun memiliki nilai yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan pendapatan usahtani yang mengalami puso. Keadaan ini terjadi di Kabupaten Indramayu pada tahun 2014 yang mengakibatkan dua kali puso saat musim rendeng dan musim sadon. Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa total kerugian petani padi tertinggi akibat variabilitas cuaca pada tahun 2014 berada pada penguasaan lahan kurang dari satu hektar yaitu sebesar 58,62.

6.2.3. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi

Secara agregat pendapatan rumah tangga petani padi diperoleh dari dua sumber pendapatan, yaitu sumber pendapatan dari sektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan pertanian yang terdiri dari usaha pertanian dikelompokan menjadi tiga yaitu usahatani sawah, usahatani kebun dan usaha ternak, dan diluar usaha pertanian seperti berburuh tani. Sumber pendapatan non pertanian terdiri dari usaha non pertanian dagang, industri dan jasa, Pegawai NegeriTNI, pendapatan dari sumbangan dan lainnya. Sebagian besar rata-rata petani padi di Kabupaten Indramayu menanam tanaman padi sebagai pekerjaan utama mereka dan hasilnya sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Untuk melihat pendapatan rumah tangga petani padi di Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Struktur pendapatan rumah tangga petani padi menurut kelompok penguasaan lahan di Kabupaten Indramayu tahun 2014 Sumber Pendapatan Kelompok Luas Lahan Total 1 Hektar 1 – 1,5 Hektar 1,5 Hektar 1. Pertanian a. Usahatani padi 10.216.769 19.556.250 34.914.333 64.687.352 b. Kebun Timun suri 2.000.000 2.400.000 4.200.000 c. Buruh tani 3.048.333 4.447.059 7.495.392 2. Non pertanian 5.440.678 8.841.176 15.000.000 29.281.854 3. Kiriman keluarga 515.789 1.538.462 2.054.251 Total rata-rata 4.244.314 7.356.589 9.982.867 21.543.770 Sumber: Data primer diolah, 2015 Pada Tabel 16 menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga petani padi tahun 2014 pada kelompok penguasaan lahan yang semakin luas yaitu lebih dari 1,5 hektar terjadi kecenderungan yang mengakibatkan kontribusi pendapatan rumah tangga disektor pertanian semakin tinggi. Sebaliknya, pada kelompok penguasaan lahan yang kurang dari 1,5 hektar memiliki peran kontribusi pendapatan rumah tangga yang rendah. Hal ini dikarenakan variabilitas cuaca yang tidak menentu mengakibatkan para petani tidak siap dengan resiko yang ditanggung. Kerugian yang ditanggung petani pun tidak mampu tertutupi dikarenakan modal yang dimiliki petani terbatas. Umumnya sebagian besar pendapatan pertanian berasal dari usaha pertanian lahan sawah, kebun, ternak, kolamtambak dan kegiatan berburuh tani. Kemudian pendapatan usaha pertanian yang sangat dominan bersumber pada usahatani lahan sawah, terutama tanaman pangan padi dibandingkan pada usahatani lainnya. Berdasarkan Tabel 16, rendahnya sumber pendapatan pertanian pada kelompok penguasaan lahan yang sempit sebagai akibat kecilnya penguasaan lahan yang digarap karena ketimpangan distribusi penguasaan lahan yang semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran keragaman sumber pendapatan dari sektor pertanian ke luar sektor pertanian terutama bagi pemilik lahan yang sempit. Kontribusi sumber pendapatan yang terbesar diluar sektor pertanian tersebut yaitu melalui dagang, produksi barang dan jasa bahkan kegiatan berburuh non pertanian.