KERANGKA PEMIKIRAN . Analisis Nilai Kerugian Petani Padi Akibat Variabilitas Cuaca Dan Proses Adaptasi Yang Dilakukan Oleh Petani (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu)

udara yang ekstrim. Akibatnya, pada setiap perubahan stabilisasi produksi pada kondisi cuaca yang berubah akan memakan biaya yang sangat tinggi, misalnya dengan meningkatkan sarana irigasi, pemberian input bibit, pupuk, insektisidapestisida tambahan. Bencana alam seperti bencana banjir dan kekeringan yang terjadi di Indramayu, menyebabkan gagal panen sehingga berimbas pada produksi padi dan berdampak pada kehilangan hasil. Kehilangan hasil yang menimpa petani padi di Kabupaten Indramayu akibat variabilitas cuaca terjadi setiap tahunnya. Jika dilihat selama 5 tahun terakhir, Indramayu berturut-turut mengalami puso akibat kekeringan dan bencana banjir pada tahun 2014. Dampak fenomena variabilitas cuaca telah dirasakan oleh petani padi di Kabupaten Indramayu seperti penambahan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani mereka sebagai pengganti dari kegagalan panen. Kehilangan hasil tersebut tentunya berpengaruh terhadap kesejahteraan petani padi di Kabupaten Indramayu karena sebagian besar dari mereka sangat bergantung terhadap mata pencaharian ini.

4.4.2.2 Nilai Kerugian Petani Padi Akibat Variabilitas Cuaca

Puso yang terjadi akibat kekeringan dan bencana alam banjir menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi petani padi di Kabupaten Indramayu. Pada tahun 2014, Indramayu mengalami dua kali puso yang terjadi pada musim rendeng dan musim sadon yang disebabkan oleh bencana alam banjir dan juga kekeringan. Kondisi curah hujan yang sangat tinggi pada musim tanam pertama menjadi alasan terjadinya puso yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Sedangkan pada musim tanam kedua, curah hujan cenderung menurun sangat drastis yang menyebabkan kemarau panjang sehingga mengakibatkan puso. Kerugian tertinggi yaitu disebabkan oleh puso saat terjadinya kemarau panjang. Hal ini disebabkan pada saat terjadi bencana banjir, petani melakukan replanting sehingga kerugian yang diterima menjadi berkurang karena adanya pemasukan dari hasil panen setelah replanting tersebut. Saat terjadi puso akibat kekeringan, petani enggan untuk mengambil risiko yang besar dan lebih memilih untuk mencari sumber pendapatan lain di luar usahatani padi seperti berdagang, kuli bangunan, maupun berkebun.

4.4.2.3 Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi akibat Variabilitas Cuaca

Secara umum pendapatan rumah tangga petani padi diperoleh dari dua sumber pendapatan, yaitu sumber pendapatan dari sektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan pertanian dalam usaha pertanian dikelompokkan menjadi tiga yaitu sumber pendapatan usahatani sawah, usahatani kebun dan pekarangan dan usahatani ternak, dan diluar usaha pertanian seperti berburuh tani. Untuk sumber pendapatan non pertanian yaitu terdiri dari usaha non pertanian berdagang, industri, angkutan maupun jasa, Pegawai NegeriTNI, pendapatan dari sumbangan dan lainnya Sugiarto, 2008. Untuk menghitung pendapatan rumah tangga tani, Patty 2010 dalam penelitiannya menggunakan rumus : Prt = Put + Plut ....................................................... 1 Keterangan: Prt = Pendapatan rumah tangga tani Put = Pendapatan usahatani Plut = Pendapatan luar usahatani Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya. Menurut Soekartawi 1995 penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan didefinisikan sebagai nilai produksi total usahatani padi dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Biaya total didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam produksi. Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang relatif jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tetap tidak bergantung pada besarnya produksi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh Hernanto, 1989. Biaya variabel jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya produksi. Biaya yang termasuk dalam biaya variabel adalah bibitbenih dan sewa tenaga kerja. Biaya tetap terdiri dari sewa lahan, pajak, penyusutan dan bunga modal kredit. Variabilitas cuaca memiliki dampak yang sangat besar bagi pendapatan rumah tangga petani padi. Dampak yang ditimbulkan menyebabkan perubahan terhadap pendapatan yang diterima oleh petani. Kekeringan dan bencana banjir yang melanda lahan persawahan mereka mengakibatkan kerugian sehingga menurunkan pendapatan rumah tangga petani padi dan berdampak pada kesejahteraan petani.

4.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kerugian Petani

4.4.3.1 Analisis Model Regresi Berganda

Model regresi berganda merupakan salah satu model dalam ekonometrika Juanda, 2009. Model ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kerugian petani akibat variabilitas cuaca. Model ini memodelkan nilai kerugian yang bertambah atau berkurang secara linier jika faktor nilai kerugian diubah. Menurut Kurniawan 2008, analisis data mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk tujuan deskripsi dari fenomena data atau kasus yang sedang diteliti, untuk tujuan control, dan tujuan prediksi. Data variabel X independen pada regresi linier berganda dapat berupa data pengamatan yang telah ditetapkan oleh peneliti experimental of fixed data maupun data yang belum ditetapkan sebelumnya oleh peneliti observational data. Jika menggunakan fixed data data yang telah ditetapkan, informasi yang diperoleh akan lebih kuat ketika menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel X dan variabel Y. Namun apabila menggunakan observational data maka informasi yang diperoleh belum tentu merupakan hubungan sebab akibat. Untuk fixed data biasanya diperoleh melalui percobaan laboratorium dimana peneliti telah memiliki beberapa nilai variabel X yang ingin diteliti. Berbeda dengan observational data, variabel X yang diamati tergantung keadaan di lapangan dimana data biasa diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan data berupa observational data dengan membentuk persamaan regresi melalui variabel-variabel yang dapat merepsentasikan hubungan data-data yang diperoleh. Persamaan model regresi berganda secara umum adalah sebagai berikut : ………………………..2 Pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kerugian petani terhadap variabilitas cuaca. Bentuk persamaan model regresi berganda respon nilai kerugian petani padi pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : ……………….……………………………………………………..3 Dimana: NKP = Nilai kerugian petani Rptahun PPT = Pengeluaran petani padi Rptahun PDK = Pendidikan formal petani tahun UMT = Umur tanam padi hst MSM = Musim tanam skala: 1=normal, 2=hujan dan banjir, 3=kemarau dan kekeringan, 4=banjir dan kekeringan KTL = Ketinggian Lahan mdpl ε = galat Hipotesis dari faktor yang mempengaruhi nilai kerugian petani padi adalah sebagai berikut : 1. Pengeluaran petani padi Jika dilihat dari kondis lapang, pengeluaran petani diharapkan bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa semakin meningkatnya pengeluaran petani padi akibat variabilitas cuaca maka akan meningkatkan nilai kerugian petani. 2. Pendidikan formal petani Jika dilihat dari kondisi lapang, pendidikan formal diharapkan bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa semakin meningkatnya pendidikan formal petani maka akan menurunkan nilai kerugian petani. Peningkatan pendidikan tentunya menyebabkan petani memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih terkait dampak akibat variabilitas cuaca. 3. Umur tanam padi Jika dilihat dari kondisi lapang, umur tanam padi diharapkan bernilai negatif. Hal ini mendadakan bahwa setiap peningkatan umur tanam padi maka akan menurunkan nilai kerugian petani padi. Peningkatan umur tanam tentunya menurunkan tingkat kerentanan terhadap variabilitas cuaca seperti adanya bencana alam banjir yang melanda lahan persawahan. 4. Musim tanam Jika dilihat dari kondisi lapang, musim tanam padi diharapkan bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa setiap peningkatan tingkat skala musim maka akan meningkatkan nilai kerugian bagi petani. Skala satu yaitu normal, artinya bahwa saat kondisi normal tidak menutup kemungkinan adanya kerugian yang ditimbulkan meskipun dengan nilai yang tidak terlalu besar. Begitu pula dengan skala 2 sampai dengan skala 5. Semakin mendekati skala 5, nilai kerugian petani akan semakin besar. 5. Ketinggian lahan Jika dilihat dari kondisi lapang, ketinggian lahan diharapkan bernilai negatif. Hal ini menandakan bahwa setiap peningkatan ketinggian lahan maka akan meningkatkan nilai kerugian bagi petani. Peningkatan ketinggian lahan tentunya menurunkan tingkat kerentanan terhadap ancaman variabilitas cuaca seperti terhindarnya dari bencana alam banjir. Model yang baik hendaknya memenuhi asumsi klasik yaitu tidak ada multikolinearitas, tidak ada heteroskedastisitas, tidak ada autokolerasi, dan error term galat menyebar normal. Model analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square OLS. Menurut Gujarati 2002, OLS dapat menduga koefisien regresi dengan baik, karena : 1 memiliki sifat tidak bias dengan varian yang minimum, 2 variabelnya konsisten dimana dengan meingkatnya ukuran sample maka koefisien regresi mengarah pada nilai populasi yang sebenarnya,dan 3 koefisien regresinya terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh faktor-faktor yang telah ditentukan dalam persamaan akan mempengaruhi nilai kerugian petani terhadap variabilitas cuaca, dilakukan pengujian ketelitian dan pengujian kemampuan model regresi. Pengujian model regresi ini terdiri dari uji koefisien determinasi, uji koefisien regresi menyeluruh, dan uji koefisien regresi parsial.