Berdasarkan gambaran tentang kondisi komunitas lamun di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang keberadaan gastropoda yang diduga merupakan
kelompok moluska yang dominan berasosiasi dengan lamun di Perairan Pesisir Manokwari. Asosiasi yang terjadi antar gastropoda dengan lamun maupun dengan
organisme lain dalam ekosistem lamun dapat memberikan gambaran betapa pentingnya peranan ekosistem ini bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di
wilayah pesisir, yang perlu dijaga kelestariannya. `
1.2 Perumusan Masalah
Adanya degradasi lingkungan yang menyebabkan penurunan kualitas air maupun gangguan terhadap substrat dasar perairan, akan berdampak pula terhadap
berkurangnya frekuensi, kerapatan dan tutupan lamun di Pesisir Manokwari. Akibatnya keberadaan organisme penghuni padang lamun terutama gastropoda
akan terancam dan dapat menurunkan keanekaragaman spesies dan kelimpahan gastropoda.
Menurut Lefaan 2008, Perairan Pesisir Wosi dan Briosi tergolong tercemar berat, sedangkan Perairan Pesisir Rendani tergolong tercemar sedang.
Penggolongan ini didasarkan pada hasil pengukuran fisika-kimia air yang dibandingkan dengan Baku mutu air laut untuk biota laut KEPMEN Lingkungan
Hidup no 51 tahun 2004 dan dianalisis dengan metode STORET. Gambaran permasalahan tersebut menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian tentang
distribusi spasial komunitas gastropoda dan asosiasinya dengan habitat lamun di Perairan Pesisir Manokwari Papua Barat. Selain itu, penelitian tentang distribusi
gastropoda di padang lamun khususnya di Perairan Pesisir Manokwari belum pernah dilakukan sehingga penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1.
Mengetahui dan menganalisis pengaruh parameter fisika-kimia perairan dan tekstur substrat terhadap komposisi spesies, frekuensi, persen tutupan dan
kerapatan lamun. 2.
Mengetahui dan mengkaji pengaruh kompleksitas habitat padang lamun terhadap kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman dan distribusi spesies
gastropoda.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk lebih memahami fungsi dan peranan ekologis padang lamun yang merupakan habitat gastropoda.
Disamping itu juga diharapkan untuk mengungkap informasi tentang keberadaan ekologis gastropoda di padang lamun pada perairan pesisir
Manokwari, sehingga khasanah pengetahuan ini dapat bermanfaat dalam pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu.
1.4 Konsep Pemecahan Masalah
Semakin meningkatnya aktivitas manusia di wilayah Pesisir Perairan Manokwari tidak terelakkan lagi, yang berdampak pada berkurangnya
frekuensi, kerapatan, tutupan dan luasan habitat lamun serta degradasi populasi gastropoda. Pemanfaatan dan pengambilan gastropoda yang
dilakukan oleh masyarakat, sebagian besar dijadikan sebagai hiasan maupun asesoris yang digunakan saat acara-acara adat masyarakat setempat Hal ini
merupakan masalah yang terjadi saat ini dan perlu suatu bentuk pengelolaan untuk mengurangi kerusakan ekosistem di wilayah pesisir, khususnya
ekosistem lamun. Langkah awal untuk melakukan pengelolaan lingkungan adalah
perencanaan. Dalam perencanaan diperlukan data dan informasi yang akurat dan terbaru untuk mengetahui kondisi lingkungan, sehingga diperlukan suatu
penelitian. Berdasarkan pernyataan ini maka penulis mencoba untuk mendekati permasalahan di atas dengan mengetahui keberadaan spesies
lamun berdasarkan frekuensi ditemukannya spesies lamun, persen tutupan lamun, kerapatan tiap tegakan lamun dan pola sebaran tiap spesies lamun.
Sebaran dan kelimpahan spesies lamun sangat dipengaruhi oleh tekstur substrat dasar, faktor fisika-kimia air dan aktivitas manusia, sehingga sangat
perlu mengetahui faktor-faktor tersebut. Keberadaan gastropoda yang berasosiasi dengan lamun dapat ditelusuri dengan mengetahui komposisi
spesies, kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi spesies dan pola sebaran gastropoda. Dalam pembahasan, akan dibandingkan kondisi
komunitas lamun pada tiap lokasi penelitian sehingga dapat diketahui lokasi mana yang memiliki kondisi ekosistem lamun yang masih baik dan lokasi
mana yang telah mengalami degradasi.
Gambar 1. Bagan alir pemecahan .masalah. Berdasarkan pada permasalahan yang ada, penulis membuat suatu
skema pendekatan masalah, sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian dan pengelolaan ekosistem lamun. Pendekatan masalah tersebut, secara
ringkas digambarkan dalam bagan alir pemecahan masalah pada Gambar 1.
Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu
Keterangan: . = Hubungan balik
= Hubungan saling mempengaruhi
1.5 Hipotesa