Biochemical Oxygen Demand BOD Total Organic Matter TOM

tingginya nitrat. Di Wosi sumber nitrat berasal dari buangan antropogenik dari aktivitas manusia dan tinja hewan yang dipelihara di sepanjang sungai Wosi. Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan Riley Chester 1971. Kandungan fosfat di perairan alami biasanya relatif sedikit, dengan kadar yang lebih sedikit dari kadar nitrogen karena sumber fosfat lebih sedikit dibandingkan sumber nitrogen di perairan. Sumber fosfat di perairan alami adalah pelapukan batuan mineral di daratan dan dekomposisi bahan organik, sedangkan sumber fosfat yang berasal dari antropogenik adalah limbah industri dan limbah domestik rumah tangga. Nilai fosfat yang tinggi di lokasi Wosi diduga berasal dari limbah antropogenik rumah tangga dan pasar, serta tempat pemotongan hewan yang limbahnya masuk ke sungai. Pada lokasi Briosi dan Padarni di duga berasal dari limbah antropogenik, sedangkan pada lokasi Rendani yang masih relatif alami, nilai fosfat yang tinggi diduga berasal dari batuan mineral karena dasar perairannya terdiri atas tipe carbonat. Nilai yang tinggi dari ammonia, nitrat dan fosfat di perairan dapat menyebabkan ledakan pertumbuhan epifit Keough Jenkins 1995; Sand-Jensen Borum 1991, Duarte 1995 in Bach et al. 1998, yang pada akhirnya akan berdampak pada kecepatan pertumbuhan lamun serta menurunnya penetrasi dan pemencaran cahaya dalam kolom air Kirk 1983, Onuf 1994 in Bach et al. 1998.

4.3.8 Biochemical Oxygen Demand BOD

5 Biochemical oxygen demand 5 BOD 5 adalah ukuran banyaknya oksigen terlarut yang digunakan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik secara kimiawi dalam waktu 5 hari APHA 1989. Nilai BOD 5 Nilai rata-rata BOD merupakan petunjuk menurunnya kadar oksigen terlarut yang disebabkan oleh banyaknya limbah bahan organik yang masuk ke perairan dan mudah terurai. 5 yang terukur pada lokasi penelitian adalah 6.17-12.35 mgl Tabel 7. Nilai ini masih berada di bawah nilai baku mutu air untuk biota dalam KEPMEN Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, yaitu 20 mgl. Rendahnya nilai BOD 5 di lokasi penelitian diduga disebabkan oleh rendahnya konsumsi oksigen oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi. Hutagalung et al. 1997, mengemukakan bahwa banyaknya oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme sangat tergantung pada jumlah dan jenis bahan organik yang masuk ke perairan. Hal ini disebabkan karena bahan- bahan organik yang dikonsumsi oleh mikroorganisme selama lima 5 hari masa inkubasi merupakan bahan-bahan organik yang mudah terurai, sedangkan bahan-bahan organik yang tidak mudah terurai memerlukan waktu penguraian yang lebih lama.

4.3.9 Total Organic Matter TOM

Berdasarkan hasil pengukuran TOM pada Tabel 7, menunjukkan nilai rata- rata paling tinggi terdapat di Padarni 15.57 mgl dan terendah di Wosi 12.77 mgl. TOM dalam perairan laut sangat kompleks dan umumnya mudah terurai bersifat stabil dan dimanfaatkan secara biologis Chester 1990. Kelompok organik terlarut ini penting secara biokimia terutama sangat penting sebagai energi bagi mikroorganisme dan regenerasi nutrien. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis parameter fisika-kimia air pada keempat lokasi penelitian, menunjukkan bahwa Perairan Pesisir Manokwari masih tergolong baik untuk kehidupan lamun maupun gastropoda. Kondisi ini perlu dipertahankan agar keberadaan lamun dan gastropoda serta organisme lain yang berasosiasi dalam habitat lamun tetap ada dan lestari sustainable.

4.3.10 Karakteristik Substrat Dasar