18 Setelah dilakukan penyimpanan 56 hari atau delapan minggu dan dilakukan pengamatan pada
tepung biji kurma, variasi data pengamatan densitas kamba yang dihasilkan adalah 0,44 – 0,42 gml.
Setelah dilakukan analisis ragam densitas kamba Lampiran 14, hasil analisis ragam tersebut menyatakan bahwa tidak ada pengaruh nyata antar perlakuan, baik dari faktor kemasan, maupun
faktor lama penyimpanan, serta juga tidak ada pengaruh nyata interaksi antar faktor terhadap densitas kamba. Dapat dikatakan bahwa penggunaan kemasan plastik PE K1, kemasan karung tenun plastik
K2, dan karung kain belacu tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan densitas kamba, serta tidak ada pengaruh lama penyimpanan, baik penyimpanan awal M0, penyimpanan 14 hari M1,
penyimpanan 21 hari M2, penyimpanan 28 hari M3, penyimpanan 48 hari M4, maupun penyimpanan 56 hari M5 terhadap perubahan densitas kamba. Densitas kamba tepung biji kurma
selama penyimpanan delapan minggu tidak mengalami perubahan, baik tepung yang dikemas dengan kemasan plastik PE, karung tenun plastik, maupun karung kain belacu.
4.2.3. Cemaran Serangga atau Kutu
Adanya cemaran serangga atau kutu pada tepung merupakan hal yang tidak diinginkan. Adanya cemaran tersebut mengartikan bahwa tepung tidak higienis. Serangga atau kutu yang
mengkontaminasi tepung dapat meninggalkan feces kotoran sehingga feces tersebut dapat menjadi potensial besar bahaya mikrobiologis dan tidak higienis. Berdasarkan analisis awal, tidak terdapat
kontaminasi atau cemaran serangga atau kutu pada tepung biji kurma yang dihasilkan. Setelah dilakukan pengamatan selama delapan minggu penyimpanan Tabel 4.2, terlihat adanya cemaran
serangga atau kutu pada penyimpanan hari ke-42 pada tepung biji kurma dengan kemasan karung tenun plastik. Serangga yang mencemari bukan dari jenis kutu, melainkan semut. Adanya cemaran
serangga ini diduga pada saat proses produksi tepung terjadi kontaminasi telur serangga sehingga beberapa hari setelah tepung dikemas, telur tersebut menetaskan serangga. Dugaan lainnya adalah
serangga tersebut telah mengkontaminasi secara langsung tepung pada proses produksi dan luput dari penglihatan, karena serangga tersebut berada pada tumpukan tepung.
Tabel 4.2. Cemaran serangga atau kutu tepung biji kurma selama penyimpanan Kemasan
Cemaran Serangga atau Kutu Hari ke-0
Hari ke-14 Hari ke-21
Hari ke-28 Hari ke-42
Hari ke-56 Plastik PE
tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada
Karung Tenun Plastik tidak ada
tidak ada tidak ada
tidak ada Ada
tidak ada Karung Kain Belacu
tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada
tidak ada tidak ada
Hasil pengamatan ini menunjukkan bahwa kemasan plastik PE K1, karung tenun plastik K2, dan karung kain belacu K3 cukup baik menjaga cemaran seranggakutu dari lingkungan luar
kemasan. Cemaran seranggakutu bukan hanya bisa terjadi setelah tepung dikemas, melainkan bisa juga terjadi saat tepung belum dikemas atau pada saat proses produksi tepung berlangsung. Menurut
Amy 2010, kutu yang biasa ditemukan pada tepung, khususnya tepung terigu, adalah dari jenis Tribolium confusum
Confused flour beetles dan Tribolium castaneum Rust red flour beetles. Kutu tersebut secara penampakan memiliki panjang tubuh 2,5
–3 mm, berwarna coklat kemerahan-berkilat, dan memiliki antena. Larvanya berkepala coklat dan berwarna agak kekuningan, berbentuk silinder,
dengan panjang sekitar 6 mm dan memiliki 6 kaki.
19
4.3. Perubahan Sifat Kimia Tepung Biji Kurma Selama Penyimpanan