Kadar Abu Perubahan Sifat Kimia Tepung Biji Kurma Selama Penyimpanan
21 yang dikemas dengan kemasan karung tenun plastik K2 dan tepung yang dikemas dengan kemasan
karung kain belacu K3 selama penyimpanan 0 hari sampai penyimpanan 56 hari M0, M1, M2, M3, M4, dan M5 masing-masing memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap perubahan kadar air
tepung biji kurma. Perubahan nilai kadar air tepung yang semakin meningkat terlihat pada tepung yang dikemas dengan kemasan karung tenun plastik K2 dan kemasan karung kain belacu K3, akan
tetapi perubahan nilai kadar air yang tertinggi dimiliki oleh tepung yang dikemas dengan kemasan karung kain K3 selama penyimpanan 0 hari sampai penyimpanan 56 hari dengan nilai kadar air
tertinggi sebesar 10,81 pada lama penyimpanan 56 hari M5 Kenaikan kadar air yang tinggi pada tepung yang dikemas dengan kemasan karung kain belacu
K3 dan tepung yang dikemas dengan kemasan karung tenun plastik K2 diperkirakan karena kemasan tersebut kurang melindungi tepung terhadap uap air yang berada dilingkungan luar kemasan.
Kemasan karung kain belacu memiliki sifat yang mudah menyerap uap air, karena bahan karung tersebut terbuat dari kain, serta memiliki rongga-rongga yang sangat kecil sehingga udara di luar
kemasan mudah masuk melewati rongga-rongga tersebut. Rongga-rongga yang sangat kecil juga terdapat pada karung tenun plastik. Rongga-rongga tersebut terbentuk dari celah-celah anyaman
plastik pada kemasan tersebut sehingga udara di luar kemasan mudah masuk melewati rongga-rongga tersebut. Hal ini sesuai dengan nilai permeabilitas kemasan karung plastik dan karung kain yang tinggi
terhadap uap air menurut Handayani 2008 dan Septianingrum 2008, dimana nilai permeabilitas kemasan karung kain belacu terhadap uap air sedikit lebih tinggi dibandingkan nilai permeabilitas
kemasan karung tenun plastik terhadap uap air. Kemasan plastik PE dibandingkan dengan kemasan karung tenun plastik dan karung kain
belacu ternyata lebih bisa menjaga tepung terhadap uap air. Terlihat dalam grafik perubahan nilai kadar air bahwa nilai kadar air tepung biji kurma yang dikemas dengan kemasan plastik PE hanya
naik sebesar 0,75. Hal ini dikarenakan permeabilitas kemasan plastik PE terhadap uap air sangat kecil bila dibandingkan dengan kemasan karung tenun plastik dan karung kain belacu.
Perubahan nilai kadar air tepung biji kurma selama penyimpanan delapan minggu atau 56 hari, baik yang dikemas dengan kemasan plastik PE, karung tenun plastik, maupun karung kain belacu,
apabila dibandingkan dengan standar mutu SNI beberapa tepung lainnya, ternyata tepung biji kurma masih memenuhi standar mutu SNI beberapa tepung lainnya, karena nilai kadar air tepung biji
kurma masih kurang dari 12 - 14 sehingga masih layak untuk digunakan. Menurut Fardiaz dan Winarno 1989, bahan pangan yang memiliki kadar air kurang dari 14 - 15 dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti khamir. Suatu bahan pangan dengan kadar air yang relatif tinggi akan cendrung mengalami kerusakan lebih cepat dibandingkan dengan bahan pangan yang memiliki
kadar air lebih rendah.