17
4.2. Perubahan Sifat Fisik Tepung Biji Kurma Selama Penyimpanan
Perubahan sifat fisik tepung biji kurma yang dianalisis adalah derajat putih, densitas kamba, dan cemaran seranggakutu pada tepung. Sifat fisik awal dari tepung biji kurma yang dihasilkan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil analisis sifat fisik tersebut menjadi data awal dari mutu tepung biji kurma dan menjadi acuan untuk analisis perubahan sifat fisik tepung biji kurma
selama penyimpanan. Hasil analisis keseluruhan sifat fisik tepung biji kurma selama penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 2 derajat putih, Lampiran 3 densitas kamba, dan Lampiran 4 cemaran
seranggakutu. Tabel 4.1. Sifat fisik tepung biji kurma
Parameter Satuan
Nilai Derajat putih
53,83 Densitas kamba
gml 0,43
Cemaran seranggakutu -
Tidak ada
4.2.1. Derajat Putih
Derajat putih merupakan kemampuan suatu bahan untuk memantulkan cahaya yang mengenai permukaannya BPPIS, 1989. Menurut Kusfriyadi 2004, nilai derajat putih pada suatu bahan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti reaksi pencoklatan enzimatis, reaksi Maillard, reaksi karamelisasi, dan pigmen alami yang terdapat dalam bahan tersebut. Berdasarkan hasil analisis awal,
nilai rata-rata derajat putih tepung biji kurma yang dihasilkan adalah 53,83. Nilai tersebut masih rendah apabila dibandingkan dengan standar mutu tepung terigu yang memiliki nilai standar mutu
derajat putih minimum 85. Nilai derajat putih yang rendah diduga karena masih terjadi reaksi Maillard
, yaitu reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amino primer sehingga mengasilkan pigmen kecoklatan.
Setelah dilakukan penyimpanan selama 56 hari atau delapan minggu dan dilakukan pengamatan, variasi data pengamatan derajat putih yang dihasilkan adalah 52,22
– 55,00. Setelah dilakukan analisis ragam derajat putih Lampirn 13, hasil analisis ragam menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh nyata faktor kemasan, faktor lama penyimpanan, dan interaksi antar faktor terhadap derajat putih. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh jenis kemasan, baik
kemasan plastik PE K1, karung tenun plastik K2, maupun karung kain belacu K3 terhadap perubahan derajat putih dan tidak ada pengaruh lama penyimpanan, baik penyimpanan awal M0,
penyimpanan 14 hari M1, penyimpanan 21 hari M2, penyimpanan 28 hari M3, penyimpanan 48 hari M4, maupun penyimpanan 56 hari M5 terhadap perubahan derajat putih. Derajat putih tepung
biji kurma selama penyimpanan delapan minggu tidak ada perubahan, baik yang dikemas dengan kemasan plastik PE, karung tenun plastik, maupun karung kain belacu.
4.2.2. Densitas Kamba
Densitas kamba merupakan sifat fisik bahan yang dapat dipengaruhi oleh ukuran bahan dan kadar air. Pengetahuan mengenai densitas kamba diperlukan dalam hal kebutuhan ruang, baik pada
saat pengemasan, penyimpanan, maupun pengangkutan distribusi. Nilai densitas kamba dinyatakan dalam gml. Berdasarkan hasil analisis awal, nilai rata-rata densitas kamba tepung biji kurma yang
dihasilkan adalah 0,43 gml. Dari hasil tersebut, dapat diartikan bahwa untuk mencukupi 1.000 g atau 1 kg tepung biji kurma dibutuhkan minimal volume kemasan kira-kira sebesar 2,3256 L.
18 Setelah dilakukan penyimpanan 56 hari atau delapan minggu dan dilakukan pengamatan pada
tepung biji kurma, variasi data pengamatan densitas kamba yang dihasilkan adalah 0,44 – 0,42 gml.
Setelah dilakukan analisis ragam densitas kamba Lampiran 14, hasil analisis ragam tersebut menyatakan bahwa tidak ada pengaruh nyata antar perlakuan, baik dari faktor kemasan, maupun
faktor lama penyimpanan, serta juga tidak ada pengaruh nyata interaksi antar faktor terhadap densitas kamba. Dapat dikatakan bahwa penggunaan kemasan plastik PE K1, kemasan karung tenun plastik
K2, dan karung kain belacu tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan densitas kamba, serta tidak ada pengaruh lama penyimpanan, baik penyimpanan awal M0, penyimpanan 14 hari M1,
penyimpanan 21 hari M2, penyimpanan 28 hari M3, penyimpanan 48 hari M4, maupun penyimpanan 56 hari M5 terhadap perubahan densitas kamba. Densitas kamba tepung biji kurma
selama penyimpanan delapan minggu tidak mengalami perubahan, baik tepung yang dikemas dengan kemasan plastik PE, karung tenun plastik, maupun karung kain belacu.
4.2.3. Cemaran Serangga atau Kutu