Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis dalam mengikuti prosesi upacara, diperoleh peran Saikong dalam tiga tahapan upacara kematian yaitu: Peran Saikong
dalam upacara sebelum masuk peti yaitu menentukan hari baik ketiga tahapan upacara. Yang kedua adalah peran Saikong dalam upacara masuk peti dan penutupan peti yaitu
memimpin upacara sembahyang pada saat persemayaman. Sembahyang bertujuan untuk memanjatkan doa kepada dewa dan menunjukkan penghormatan kepada jenazah. Dan
yang ketiga adalah peran Saikong dalam upacara pemakaman yaitu memimpin sembahyang terakhir di tempat persemayaman dan di tempat pemakaman.
5.2.1 Peran Saikong dalam Upacara Sebelum Masuk Peti
Pada upacara sebelum masuk peti pihak keluarga akan mengabarkan berita duka dengan menghubungi keluarga terdekat, membuat tanda di depan rumah, atau
mengabarkan di surat kabar. Jenazah biasanya akan segera dimandikan dan dikenakan pakaian yang bersih, selain itu di bawah jenazah akan di letakkan semangkuk nasi dan di
atasnya ditancapkan sepasang sumpit. Pada hari pertama, biasanya pihak keluarga segera menghubungi seorang
Saikong untuk meminta kesediaanya memimpin upacara kematian, sekaligus juga untuk menentukan hari baik upacara memasukkan jenazah ke dalam peti, upacara penutupan
peti hingga upacara pemakaman. Pada tahapan ini pihak keluarga akan betemu dengan Saikong dan mendiskusikan seputar kegiatan Saikong pada saat itu dengan maksud
untuk mengetahui apakah Saikong sedang memiliki kesibukan memimpin upacara kematian masyarakat Tionghoa yang lain. Jika seorang Saikong tidak menyanggupinya,
Universitas Sumatera Utara
maka pada umumnya beliau akan merekomendasikan Saikong yang lain. Tetapi jika Saikong tersebut menyanggupinya maka akan dilanjutkan dengan pembicaraan
mengenai apa keyakinan almarhum, berapa usianya, di mana disemayamkan dan di mana rencana akan dimakamkan.
Pada tahap berikutnya adalah penentuan hari baik, untuk menentukan hari baik seorang Saikong biasanya menggunakan semacam buku primbon yang dinamakan buku
Tongsu. Pada tahap ini pada umumnya pihak keluarga akan mengetahui waktu yang tepat untuk memasukkan jenazah ke dalam peti, waktu upacara penutupan peti bahkan
upacara pemakaman. Proses penentuan hari baik ini merupakan tahapan yang cukup penting bagi masyarakat Tionghoa. Hal ini didasarkan kepercayaan masyarakat
Tionghoa bahwa jika tahapan upacara kematian tidak didasarkan pada pemilihan hari baik yang ditentukan oleh Saikong, maka akan mendatangkan sial bagi pihak keluarga
yang ditinggalkan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 17. Buku Tongsu yang digunakan untuk penentuan hari baik Foto: Nyerli 01072013
Pada hari pertama sesudah kematian, pada umunya Saikong telah memimpin upacara persemayaman jenazah dengan diikuti oleh pihak keluarga sebagai peserta
upacara. Dalam tahapan ini juga terdapat pengaruh ajaran Buddha. Seperti contoh adanya pelafalan paritta yang ditujukan kepada sang Buddha dan doa-doa yang
ditujukan kepada dewi Kwan Im . Tujuannya adalah agar setelah arwah tiba di neraka bisa dilindungi oleh sang Buddha. Sedangkan jika yang meninggal merupakan penganut
Konghucu maka Saikong akan membacakan doa yang ditujukan kepada Ta Shiang atau para dewa dalam agama Konghucu. Doa-doa yang dilafalkan Saikong dalam upacara
sembahyang dewa tertulis dalam sebuah buku yang menggunakan aksara China atau Hanzi . Doa ini dipercaya sebagai doa yang dapat menghapus dosa almarhum semasa
hidupnya. Pada penutupan Sai Kong akan menginstruksikan sanak keluarga untuk berlutut, kemudian berdiri lagi sebanyak tiga kali, sebagai tanda penyelesaian upacara
yang telah dilakukan.
5.2.2 Peran Saikong dalam Upacara Masuk Peti dan Penutupan Peti