5.2.3 Peran Saikong dalam Upacara Pemakaman
Waktu untuk pemakaman juga ditentukan oleh Saikong berdasarkan penghitungan hari baik yang dihitung berdasarkan pedoman buku Tongsu. Sebelum
dimakamkan, Saikong akan memimpin sembahyang terlebih dahulu dengan tujuan meminta izin kepada dewa untuk menghantarkan jenazah ke peristirahatan yang terakhir.
Pada tahapan ini juga pihak keluarga akan mengikuti Saikong berjalan mengitari peti mati sebanyak 3 kali.
Setelah sembahyang selesai, maka jenazah dihantarkan ke peristirahatan terakhir. Ketika kendaraan yang membawa jenazah telah meninggalkan tempat persemayaman
menuju tempat pemakaman, maka di depan rumah atau tempat persemayaman dipecahkan sebuah semangka dengan tujuan untuk memberi minum dewa yang haus
dan juga sebagai penolak bala atau sial.
Gambar 25. Memasukkan jenazah ke dalam kendaraan Gambar 26. Pemecahan semangka Foto: Nyerli 30062013 Foto: Nyerli 30062013
Universitas Sumatera Utara
Sesampainya di pemakaman jenazah tidak langsung dimakamkan akan tetapi diadakan sembahyang terlebih dahulu. Kegiatan sembahyang tersebut ditujukan kepada
Tuapekongdewa tanah maksud dari upacara ini adalah sebagai tanda permohonan keluarga agar dewa tanah berkenan menerima arwah almarhum. Dalam tahapan upacara
ini, Saikong akan membacakan doa-doa agar arwah tenang di peristirahatan barunya. Setelah itu baru jenazah dimasukkan ke dalam liang kubur.
Setelah proses pelemparan biji-bijian oleh pihak keluarga, maka Saikong akan mengucapkan kata-kata baik dan akan menanyakan kepada semuanya
“好 好?” hao bu hao baik tidak? dan semuanya akan menjawab
“好” hao baik. Dengan demikian maka prosesi pemakaman telah selesai. Jika sebelumnya jenazah
disemayamkan di rumah, maka Saikong akan kembali ke rumah tersebut untuk membacakan mantera membersihkan rumah tersebut dari unsur-unsur atau hawa
negatif.
5.3 Pergeseran Peran Saikong