Altar sembahyang Dupa hio dan tempat dupa hiolo Lilin Tungwan Lentong

1. Altar sembahyang

Dalam upacara kematian masyarakat Tionghoa dibutuhkan dua buah altar. Altar berwarna merah untuk para dewa dan altar berwarna biru untuk roh yang disemayamkan. Altar ini adalah tempat untuk meletakkan persembahan serta tempat untuk meletakkan lilin, dupa, dan hiolo. Gambar 1. Altar dewa Foto: Nyerli 29062013 Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Altar Roh Foto: Nyerli 29062013

2. Dupa hio dan tempat dupa hiolo

Dupa merupakan media penghubung antara dunia dan akhirat. Salah satu fungsinya adalah dipakai untuk sembahyang sebagai wujud penghormatan kepada orang yang telah meninggal, cara menggunakannya adalah dengan dibakar. Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Dupa Gambar 4. Salah satu bentuk pemakaian dupa Foto: Nyerli 29062013 Foto: Nyerli 29062013

3. Lilin

Pada masing masing altar terdapat dua buah lilin. Lilin berwarna merah untuk altar dewa dan lilin berwarna putih untuk altar roh. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Lilin altar dewa Gambar 6. Lilin altar roh Foto: Nyerli 29062013 Foto: Nyerli 29062013

4. Tungwan

Tungwan adalah selembar kertas panjang bertuliskan nama orang yang telah meninggal dan dikaitkan dengan sebuah bambu. Tungwan berfungsi sebagai salah satu media pemanggil roh orang yang telah meninggal untuk datang dan mengikuti upacara kematian. Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Tungwan Gambar 8. Salah satu bentuk pemakaian Tungwan Foto: Nyerli 30062013 Foto: Nyerli 30062013

5. Lentong

Lentong adalah kertas yang digantung di pintu masuk menuju altar roh. Biasanya lentong berisi pujian atau syair kepada orang yang meninggal. namun tidak semua masyarakat Tionghoa memakai lentong dalam upacara kematian hal ini tergantung kemampuan dari pihak keluarga. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Lentong Foto: Nyerli 30062013

6. Lilin penerang jalan