Upacara Sebelum Masuk Peti

tertinggi yaitu nirwana sehingga rohnya tidak kesasar ke dunia. Selain itu, masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa jika sanak keluarga yang telah meninggal memperoleh tempat yang baik di nirwana, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan keluarga yang ditinggalkan di bumi. Sanak keluarga akan memperoleh rejeki yang melimpah, kesehatan yang baik serta memiliki umur yang panjang. Upacara kematian pada masyarakat Tionghoa terbagi atas 3 tahapan yaitu; upacara sebelum masuk peti, upacara masuk peti dan penutupan peti, serta upacara pemakaman.

4.2.1 Upacara Sebelum Masuk Peti

Ketika terjadi kematian dalam masyarakat Tionghoa, biasanya pihak keluarga segera menutup kaca atau benda yang dapat memantulkan bayangan. Hal ini dilakukan karena menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa apabila kaca tidak ditutup maka arwah akan terkejut melihat bayangan dirinya terpantul lewat kaca atau cermin. Pada saat itu, pihak keluarga akan segera mengenakan pakaian yang menggambarkan kondisi atau suasana berkabung yaitu pakaian berwarna hitam atau putih. Setelah itu jenazah dibersihkan dengan cara dimandikan dengan air bunga atau berbagai jenis biji-bijian dan dedaunan. Kemudian pada jenazah dikenakan pakaian yang bersih, wanita biasanya mengenakan pakaian putih sedangkan pria mengenakan pakaian berupa setelan jas. Hal ini menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa bahwa manusia Universitas Sumatera Utara datang ke dunia dalam keadaan yang bersih maka ketika berpulang juga harus dalam keadaan yang bersih. Jenazah biasanya disemayamkan di rumah atau di balai persemayaman. Di tempat inilah tahapan upacara kematian akan dilaksanakan. Di bawah jenazah diletakkan semangkuk nasi dan di atasnya ditancapkan sepasang sumpit. Jika jenazah diletakkan di rumah, biasanya pihak keluarga segera menyiapkan altar roh dan pada altar roh diletakkan hiolo tempat dupa beserta sesajian berupa nasi, mie, dan teh. Tetapi jika jenazah disemayamkan di balai persemayaman, maka pihak keluarga tak perlu repot menyiapkan altar dan kebutuhan upacara, karena di balai persemayaman segala kebutuhan upacara telah tersedia. Sambil menunggu datangnya malam, pihak keluarga biasanya akan terus membakar lembar demi lembar uang kertas dan perak yang dipercaya sebagai uang pegangan arwah di akhirat. Pada hari pertama setelah kematian, biasanya sanak saudara atau para pelayat sudah mulai datang. Para pelayat biasanya memberikan sumbangan berupa uang atau dalam istilah masyarakat Tionghoa Pek Kim. Kepada para pelayat biasanya disuguhi makanan kecil berupa kacang, roti-rotian dan air mineral.

4.2.2 Upacara Masuk Peti dan Penutupan Peti