Pembahasan UPAYA PENINGKATAN APRESIASI SENI BATIK SURAKARTA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJAR

commit to user 94

D. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan selama observasi awal, siklus I, dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan baik pada aspek afektif dan kognitif siswa dalam pembelajaran apresiasi seni rupa terapan daerah setempat dengan menggunakan media audio visual. Tabel 11. Data Perbandingan Ketercapaian Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Pembelajaran Apresiasi Seni. No. Pertemuan ke Aspek Afektif Aspek Kognitif 1 Observasi Awal 56 59 2 Siklus I 72 73 3 Siklus II 85 88 Berikut ini adalah grafik perbandingan capaian hasil ketuntasan siswa dari aspek afektif dan kognitif pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. 35 30 Kondisi Awal 25 Siklus I 20 Siklus II 15 10 5 56 72 85 59 73 88 A B Gambar 32. Grafik Presentase Afektif dan Kognitif Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II. Sementara itu rincian pelaksanaan pembelajaran apresiasi karya seni rupa daerah setempat di kelas X-4 SMA Negeri 1 Surakarta dapat dilihat pada tabel perbandingan kondisi awal, siklus I, dan siklus II berikut ini. Keterangan: A: Afektif commit to user 95 Tabel 12. Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Aspek Perbedaan Observasi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Pertemuan 4 kali 2 kali 2 kali Tanggal 24, 31, Juli 2010 7, 14 Agustus 2010 21 Agustus 2010 28 Agustus 2010 25 September 2010 2 Oktober 2010 Materi Apresiasi Seni Rupa Terapan Daerah Apresiasi Seni Batik Surakarta Apresiasi Seni Batik Surakarta Sub Materi Pengertian Seni Terapan Sifat-sifat Dasar Seni Terapan Fungsi dan Tujuan Seni Jenis-jenis Seni Rupa Terapan Daerah Menilai Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat. Sejarah Batik Surakarta Jenis-jenis Batik Berdasarkan Proses Pembuatannya Proses Pembuatan Batik Makna Gambar Pola Batik Surakarta dan Penggunaannya Metode Tindakan Guru Ceramah Pemberian tugas, yaitu mengerjakan LKS Melihat tayangan media audio visual yang diputar 1 kali. Diskusi Pemberian tugas berupa soal tes tertulis Melihat tayangan media audio visual yang diputar sebanyak 2 kali. Diskusi Pemberian tugas berupa soal tes tertulis Media yang digunakan guru Media visual yang berupa gambar print cetak ataupun fotokopi brukuran A4 yang tidak berwarna Gambar pola batik hasil karya kakak kelas sebelumnya Ditampilkan dengan cara dipegang oleh guru di depan kelas Media Audio Visual gabungan dari slide suara dan film dokumenter Pengetahuan Batik tentang ”Sejarah Batik Surakarta” dan ”Jenis- jenis Batik Berdasarkan Proses Pe mbuatannya”. Durasi keseluruhan tampilan selama ± 10 menit. Pada slide suara, gambar yang digunakan adalah berupa foto, dengan timeline per gambar ± 8 detik. Media diputar sebanyak 1 kali. Media Audio Visual gabungan dari slide suara dan film dokumenter Pengetahuan Batik tentang “Proses Pembuatan Batik” dan “Makna Gambar Pola Batik Surakarta dan Penggunaannya ”. Durasi keseluruhan tampilan selama ± 10 menit. Pada slide suara, gambar yang digunakan adalah berupa foto, dengan timeline per gambar ± 12 detik. Media diputar sebanyak 2 kali Kelebihan Metode Guru Guru menyampaikan ceramah materi dengan gaya humoris yang disukai oleh Metode Guru Gaya humoris guru dalam mengajar membuat pembelajaran semakin Metode Guru Guru meningkatkan keaktifan siswa dengan leih sering melontarkan commit to user 96 siswa-siswa. Guru menguasai materi Media Garis sudah membentuk sesuai dengan benda aslinya, sehingga siswa dapat mengetahui benda apa yang sedang ditampilkan guru Beberapa gambar memiliki keseimbangan bentuk yang sudah bagus, dengan point interest pada keseluruhan gambar. Pada gambar yang berwarna, teknik pewarnaan sudah cukup baik, yaitu menggunakan warna- warna kontras, sehingga dapat merangsang perhatian siswa. menarik Guru menguasai materi Media Gambar yang muncul sesuai dengan narasi, sehingga memudahkan siswa memahami yang disampaikan narator. Gambar yang digunakan berupa foto, sehingga gambar lebih menarik karena dapat menampilkan warna, tekstur, garis, maupun bentuk seperti aslinya. pertanyaan kepada siswa secara lisan sehingga siswa lebih aktif baik dalam berpendapat maupun bertanya. Siswa dapat termonitori secara menyeluruh, karena guru lebih banyak berkeliling kelas untuk memantau siswa selama pembelajaran berlangsung Gaya humoris guru dalam mengajar membuat pembelajaran semakin menarik Guru menguasai materi Media Ditayangkan 2 kali, sehingga siswa lebih memahami isi materi yang disampaikan melalui media audio visual. Kualitas gambar dan narator ditingkatkan berdasarkan wawancara dengan siswa dan guru Kekurangan Metode Guru Guru lebih sering duduk di depan kelas Seringnya guru dalam bercanda saat pembeajaran berlangsung justru membuat siswa menjadi tidak fokus Metode Guru Guru kurang memantau siswa yang duduk di belakang kelas Metode Guru - commit to user 97 dan terlalu santai, sehingga tidak dapat memahami materi dengan baik. Terlalu banyak waktu yang digunakan untuk ceramah materi, hal ini membuat pembelajaran menjadi monoton. Media Media yang digunakan adalah media visual dengan ukuran A4, dan diperlihatkan didepan kelas. Gambar ini tentu saja kurang terlihat jelas bagi siswa yang duduk di belakang kelas. Media Timeline setiap gambar yang muncul rata-rata ± 8 detik gambar. Hal ini masih terlalu cepat bagi siswa untuk memahami gambar tersebut, sehingga siswa menjadi bingung. Narator terlalu cepat dalam penyampaian pesannya Teksline masih terlalu banyak, sehingga membuat siswa bingung. Media - Hasil : Membantu guru dalam menjelaskan materi melalui gambar-gambar tersebut. Sebanyak 19 siswa atau 56 dari 34 siswa mampu mampu menunjukkan sikap menghargai terhadap karya seni terapan daerah . Sementara 15 siswa lainnya atau 44 dari 34 siswa kurang mampu menunjukkan sikap menghargai terhadap karya seni terapan daerah dengan baik. Pada pemahaman materi, sebanyak 20 siswa atau 59 dari 34 siswa memiliki nilai kognitif yang memenuhi standar KKM. Sedangkan 14 Mampu meningkatkan apresiasi seni siswa terhadap karya seni rupa terapan daerah khususnya Batik Surakarta. Terjadi peningkatan jumlah siswa yang mampu menunjukkan sikap menghargai terhadap karya seni terapan daerah setempat, yaitu 72 atau sebanyak 24 dari 34 siswa Terjadi peningkatan jumlah siswa yang nilainya memenuhi standar KKM, yaitu 73 atau sebanyak 25 siswa dari 34 siswa di kelas X-4. Hal ini juga menunjukkan kemampuan siswa dalam memahami materi apresiasi seni. Mampu meningkatkan apresiasi seni siswa terhadap karya seni rupa terapan daerah khususnya Batik Surakarta. Terjadi peningkatan jumlah siswa yang mampu menunjukkan sikap menghargai terhadap karya seni terapan daerah setempat, yaitu 85 atau sebanyak 29 siswa.dari 34 siswa Terjadi peningkatan jumlah siswa yang nilainya memenuhi standar KKM, yaitu 88 atau sebanyak 30 siswa dari 34 siswa di kelas X-4. Hal ini juga menunjukkan commit to user 98 siswa lainnya atau 41 dari 34 siswa belum memenuhi standar KKM yang menunjukkan siswa kurang memahami materi apresiasi seni dengan baik. Nilai rata-rata kelas X-4 pada materi apresiasi seni adalah 76. Nilai rata-rata kelas X-4 padasiklus I materi apresiasi seni meningkat menjadi 77,6. kemampuan siswa dalam memahami materi apresiasi seni. Nilai rata-rata kelas X-4 pada siklus I materi apresiasi seni meningkat menjadi 79,8. Berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan, dapat ditarik simpulan bahwa terjadi peningkatan prosentase hasil capaian indikator keberhasilan penelitian dari observasi awal, siklus I, sampai pada siklus II. Pada penelitian ini terjadi peningkatan pada aspek kemampuan siswa dalam menunjukkan sikap menghargai karya seni rupa terapan daerah setempat dari 56 siswa yang tuntas pada observasi awal, menjadi 72 siswa yang tuntas pada siklus I, kemudian pada siklus ke II meningkat menjadi 85 yang sudah tuntas. Sedangkan pada aspek kemampuan siswa dalam mengidentifikasi pengetahuan karya seni rupa terapan daerah terjadi peningkatan dari 59 siswa yang tuntas pada observasi awal, menjadi 73 pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 88 pada siklus ke II. Target indikator dalam penelitian ini yaitu minimal 80 apresiasi seni siswa meningkat. Sehingga tujuan dalam penelitian ini telah tercapai yaitu meningkatkan apresiasi seni siswa khususnya terhadap Batik Surakarta melalui pembelajaran menggunakan media audio visual. Hal ini didukung oleh pendapat Syafii bahwa: Penghargaaan atau penilaian terhadap karya yang sering diistilahkan dengan apresiasi adalah proses yang diawali dengan pengamatan dan penghayatan. Pada aspek ini sesungguhnya merupakan aspek pemberian pengalaman yang bersifat kultural kepada siswa. Pengalaman karya-karya masa lalu maupun kini dapat membentuk perspektif siswa atas sebuah karya. Dalam pembelajaran apresiatif ini dapat dilakukan dengan memberikan stimulus berupa karya melalui penunjukkan karya nyata, pemutaran slide atau film, pajangan karya, atau pameran. dalam Deddy Hartanto, 2007: 19 Dapat dikatakan pembelajaran apresiasi seni dapat dilakukan melalui slide atau film seperti yang telah diungkapkan Syafii tersebut di atas. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Imam Muhadjir bahwa “Penggunaan media sangat commit to user 99 dipujikan dalam kegiatan ini apresiasi seni, baik itu media dengan menggunakan tehnologi informasi maupun media tradisional. Efektifitas teknologi informasi memang tak dapat disangkal lagi. Penggunaan media audio visual, tentu amat membantu dalam proses belajar- mengajar”. dalam http:koranpendidikan.com . Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian siklus I dan II, serta didukung oleh pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat menguatkan dugaan bahwa pembelajaran apresiasi seni dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan apresiasi seni siswa terhadap karya seni rupa terapan daerah setempat yaitu Batik Surakarta. Hasil analisis ini juga didukung dengan pernyataan guru mata pelajaran seni budaya SMA Negeri 1 Surakarta yang berkolaborasi dengan peneliti, bahwa apresiasi seni siswa meningkat setelah menggunakan media audio visual pengetahuan batik dalam pembelajaran materi apresiasi karya seni rupa terapan daerah setempat. Dari hasil pembahasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa penggunaan media audio visual pengetahuan batik dalam pembelajaran apresiasi karya seni rupa terapan daerah setempat dapat meningkatkan apresiasi seni siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Surakarta. commit to user 100 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 5 110

PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA BANJIR MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 8

PENGETAHUAN MITIGAAUDIO VISUAL S Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 8

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Audio Visual Bagi Anak Tunagrahita Di SLB Negeri Surakarta.

0 1 19

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Audio Visual Bagi Anak Tunagrahita Di SLB Negeri Surakarta.

0 1 17

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA STUDENT UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA STUDENT WORKSHEET (PTK Siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajar 201

0 1 16

BAB 1 PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA STUDENT WORKSHEET (PTK Siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajar 2010/2011).

0 0 6

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI KELAS X SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERMAIN TRUMPET SISWA KELAS X A MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DI SMK NEGERI 8 SURAKARTA.

0 0 106