Observasi Siklus II Deskripsi Siklus II

commit to user 83

3. Observasi Siklus II

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan perbaikan di kelas berlangsung. Agar kegiatan ini berjalan dengan baik, peneliti menggunakan instrumen berupa tabel data yang harus diisi sesuai fakta yang terjadi di lapangan untuk membantu peneliti dalam mengamati kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan observasi ini peneliti juga dibantu oleh saudari Dwita Santiati dalam mendata maupun mencatat peristiwa- peristiwa yang terjadi di lapangan. Agar tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran menggunakan media audio visual, peneliti mengambil posisi paling belakang di kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran apresiasi seni terapan daerah setempat di kelas X-4 SMA Negeri 1 Surakarta. 1 Pertemuan 1 Pada pertemuan 1 siklus II ini, ada satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit. Sehingga jumlah keseluruhan siswa X-4 yang hadir pada pertemuan 1 siklus II ini adalah 33 siswa. Kemudian guru mengawali pelajaran dengan salam dan memberikan apersepsi terlebih dahulu mengenai sub materi pelajaran pada hari tersebut sesuai dengan RPP yang telah disepakati sebelumnya. Apersepsi diberikan dengan melontarkan pertanyaan kepada siswa. Guru bertanya adakah diantara siswa yang sudah mengetahui bagaimana kain batik dibuat. Dari pertanyaan tersebut, beberapa siswa menjawab sudah mengetahui, akan tetapi sebagian siswa lainnya menjawab belum mengetahui. Guru kemudian menunjuk dua siswa secara acak yang sudah mengetahui proses pembuatan batik untuk menjelaskan secara singkat kepada teman-temannya bagaimana kain batik dibuat. Akan tetapi jawaban yang disampaikan kedua siswa tersebut kurang lengkap walaupun secara garis besar sudah benar. Setelah melakukan apersepsi, guru kemudian melanjutkan memberi penjelasan materi te ntang “Proses Pembuatan Batik” dengan menayangkan media audio visual melalui layar proyektor LCD. Pada saat commit to user 84 media audio visual diputar, suasana kelas tampak tenang karena seluruh siswa memperhatikan tayangan audio visual tersebut. Dalam hal ini terjadi peningkatan perhatian siswa pada media audo visual yang ditayangkan. Tayangan ini memiliki durasi ± 10 menit. Posisi guru berada di belakang kelas untuk memantau siswa sekaligus ikut menyimak tayangan media audio visual. Pemutaran media audio visual ini dilakukan sebanyak dua kali, sehingga memakan waktu ± 20 menit. Media audio visual yang ditampilkan ini masih serupa dengan audio visual yang dipakai pada siklus I, hanya saja tampilannya diperbaiki dengan memperpanjang durasi munculnya gambar pada slide suara, dan perbaikan pada kualitas gambar serta lebih melambatkan suara narasi. Suasana kelas pada saat media audio visual ditayangkan tampak sangat tenang, dan seluruh siswa memperhatikan. Siswa tampak lebih antusias memperhatikan media yang sedang ditampilkan, dibandingkan dengan pertemuan pada siklus I. Kualitas gambar yang ditampilkan juga sudah diperbaiki, begitu juga dengan narasinya. Dalam kegiatan melihat tayangan media audio visual ini dapat dikatakan seluruh siswa memperhatikan. Gambar 25. Seluruh Siswa Memperhatikan dengan Seksama Media Audio Visual yang Diputar. Dokumentasi: Jauharsari, 2010 commit to user 85 Setelah menayangkan media audio visual, guru memberi penjelasan lagi mengenai isi materi kemudian mempersilahkan siswa untuk mengutarakan pendapatnya. Sambil menjelaskan sub materi pelajaran, guru sesekali berjalan mengelilingi kelas agar perhatian antara guru dan siswa merata sekaligus dapat memantau siswa secara keseluruhan. Gambar 26. Guru Berkeliling Kelas Untuk Memantau Siswanya Dokumentasi: Jauharsari, 2010 Pada saat guru memberi penjelasan mengenai sub materi pelajaran, sebagian besar siswa terlihat menyimak dan beberapa siswa ada yang mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Pada pertemuan 1 siklus ke II ini masih saja ada siswa yang melakukan aktifitas lain. Sebanyak 4 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Keempat siswa tersebut terlihat berbicara sendiri dan bercanda, namun guru yang mengetahui hal ini segera memberi peringatan pada keempat siswa tersebut. Guru memberikan penjelasan selama ±15 menit. Pada setiap penjelasan yang guru sampaikan, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas. Pada sesi ini, ternyata ada satu siswa yang bertanya mengenai “Proses Pembua tan Batik”. Pertanyaan yang disampaikan siswa tersebut intinya adalah “Dalam membuat batik apakah kain yang digunakan harus selalu commit to user 86 kain mori?”. Kemudian guru melempar pertanyaan siswa tersebut kepada seluruh siswa di kelas, jika ada siswa yang ingin berpendapat mengenai pertanyaan dari temannya. Ada 5 siswa yang menjawab pertanyaan dari temannya tersebut kemudian mengungkapkan alasannya. Setelah siswa mengungkapkan pendapatnya, kemudian guru menjelaskan bahwa membuat batik dengan bahan kain mori adalah bukan sebuah keharusan. Melainkan hanya secara umum, kain batik dibuat dengan menggunakan bahan kain mori. Setelah menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa, guru kembali mempersilahkan bagi siswa lainnya yang ingin bertanya, tetapi ternyata tidak ada. Guru melanjutkan kegiatan belajar dengan memberi soal tes kepada siswa. Siswa mengerjakan soal tes yang diberikan guru dengan alokasi waktu ± 25 menit. Pada saat mengerjakan soal tes, siswa terlihat serius dalam mengerjakannya. Setelah ± 25 menit, guru memerintahkan siswa untuk segera mengumpulkan lembar jawabannya. Siswa diberi waktu 2 menit untuk segera mengumpulkan lembar jawabannya. Jika lebih dari 2 menit, maka siswa dianggap tidak mengumpulkan tepat waktu. Pada saat pengumpulan lembar jawaban pada pertemuan pertama ini, sebanyak 30 siswa yang mengumpulkan lembar jawaban tepat pada waktunya, sedangkan 3 siswa lainnya tidak tepat waktu dalam mengumpulkan lembar jawaban dan 1 siswa tidak mengerjakan soal tes karena tidak hadir. Setelah semua lembar jawaban siswa terkumpul, kemudian guru mengajak siswa untuk mengulas kembali dan menjawab soal dengan lisan. Guru mempersilahkan bagi siswa yang ingin menjawab soal secara lisan dan menanggapi jawaban temannya. Kegiatan ini berlangsung selama ± 15 menit. Sebanyak 19 siswa ikut berpartsipasi mengutarakan jawabannya. Setelah pembahasan soal-soal tes, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran pada hari itu, kemudian guru dan siswa mempersiapkan diri untuk menutup pelajaran. commit to user 87 Penilaian tingkat apresiasi seni siswa meliputi penilaian afektif dan kognitif. Data hasil pengamatan aspek afektif siswa dapat dilihat pada lampiran. Dari data di lapangan tersebut dapat diketahui bahwa aspek afektif siswa pada pertemuan 1 siklus ke II ini siswa yang aspek afektifnya tuntas adalah 82 atau sebanyak 28 siswa dari 34 siswa. Kemudian dari penilaian kognitif, sebanyak 29 siswa yang mencapai nilai ≥75 untuk soal tes yang dikerjakan. Data hasil pengamatan aspek kognitif siswa dapat dilihat pada lampiran. Dari data tersebut terlihat bahwa dari segi kognitif siswa, kemampuan siswa dalam memahami materi mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai kognitif siswa yang ditandai dengan sebanyak 29 siswa atau 85 dari 34 siswa memiliki nilai ≥75. Sementara 5 siswa lainnya atau 15 masih belum mencapai standar KKM yang sudah ditentukan. 2 Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan dengan skenario pembelajaran yang masih sama dengan pertemuan pertama siklus II. Jenis media yang ditampilkan masih tetap sama, hanya saja berbeda judul sub materi. Pada pertemua kedua ini, sub materi yang disampaikan adalah “Makna Gambar Pola Batik dan Penggunaanya”. Siswa yang hadir pada pertemuan kedua kali ini adalah sebanyak 34 siswa. Sama seperti pertemuan pertama, guru mengawali pelajaran dengan salam kemudian menyampaikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari, yaitu “Makna Gambar Pola Batik dan Penggunaanya”. Kegiatan ini berlangsung selama ± 5 menit. Guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa apakah siswa mengetahui bahwa setiap gambar pola batik memiliki makna dan aturan penggunaan tertentu. Sebagian besar siswa menjawab secara bersamaan bahwa mereka belum mengetahui makna simbolis pola batik dan penggunaannya. Beberapa siswa lainnya hanya diam saja, dan hanya satu siswa saja yang mengaku sudah mengetahui hal tersebut. Kemudian guru commit to user 88 meminta siswa tersebut untuk menjelaskan apa yang diketahuinya mengenai makna simbolis pola batik dan penggunaanya. Siswa tersebut kemudian menjawab pola parang, menurutnya pola parang hanya boleh digunakan oleh raja. Gambar 27. Siswa Sedang Menyampaikan Pendapatnya Kepada Guru Dokumentasi: Jauharsari, 2010 Setelah melakukan apersepsi, guru meminta siswa untuk melihat tayangan media audio visual dengan seksama. Tayangan audio visual ini berisi sub materi “Makna Gambar Pola Batik dan Penggunaanya”. Di dalam media ini terdapat beberapa nama-nama pola Batik Surakarta beserta makna yang dikandung di dalamnya dan aturan-aturan penggunaannya. Kegiatan melihat tayangan media audio visual ini berlangsung selama ± 2 x 10 menit. Pada menit ke 8 dari pemutaran media audio visual yang ke dua, tampak 2 siswa mulai tidak memperhatikan media audio visual yang ditayangkan. Kedua siswa tersebut tampak sedang bercanda. Akan tetapi karena guru mengetahui hal tersebut, maka guru segera menegur kedua siswa tersebut agar tidak mengganggu siswa lainnya. commit to user 89 Gambar 28. Siswa Sedang Melihat Tayangan Media Audio Visual yang Sedang Diputar. Dokumentasi: Jauharsari, 2010 Seusai penayangan media audio visual, guru segera memberi penjelasan mengenai sub materi lebih lanjut, kemudian meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya mengenai seni rupa terapan daerah setempat. Pada saat guru memberi penjelasan mengenai sub materi pelajaran, sebagian besar siswa terlihat memperhatikan, dan sebanyak 4 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Keempat siswa tersebut berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Setiap kali menjelaskan materi, guru selalu menyisipkan kesempatan kepada para siswa jika ada yang ingin bertanya, terlihat beberapa kali guru juga melontarkan pertanyaan kepada siswanya untuk menarik tanggapan dan pendapat dari siswa. Dalam pertemuan ke 2 siklus II ini tidak ada siswa yang bertanya. Siswa lebih banyak berpendapat atau menanggapi pertanyaan yang dilontarkan guru. commit to user 90 Gambar 29. Siswa Memperhatikan Penjelasan Dari Guru Setelah Melihat Tayangan Media Audio Visual. Dokumentasi: Jauharsari, 2010 Kemudian siswa kembali mengerjakan soal tes tulis yang diberikan guru dengan batas waktu ± 25 menit. Pada saat mengerjakan soal tes, siswa tampak serius dalam mengerjakan. Setelah waktu yang diberikan habis, guru segera memerintahkan siswa untuk mengumpulkan lembar jawabannya. Ada 2 siswa yang terlambat dalam mengumpulkan lebar jawabannya. Gambar 30. Siswa Sedang Mengerjakan Soal Tes untuk Menguji Pemahaman Mereka Tentang Materi. Dokumentasi: Jauharsari, 2010 Setelah seluruh siswa mengumpulkan lembar jawabannya, guru mengajak siswa untuk membahas jawaban dari soal-soal yang sudah commit to user 91 dikerjakan siswa. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin menyampaikan jawabannya secara lisan. Sebanyak 21 siswa ikut berpartisipasi dalam menyampaikan jawabannya secara lisan. Setelah pembahasan soal-soal tes, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran, kemudian menutup pelajaran dengan salam. Hasil pengamatan aspek afektif siswa dapat dilihat pada lampiran. Dari data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pertemuan ke 2 siklus II ini sebanyak 88 atau 30 siswa yang tuntas pada penilaian afektif. Sedangkan dari aspek penilaian kognitif siswa dapat dilihat pada lampiran. Dengan demikian, capaian siswa yang sudah tuntas pada aspek afektif dan kognitif selama proses tindakan perbaikan siklus II dapat disimpulkan dalam tabel presentase sebagai berikut. Tabel 8. Data Ketercapaian Siklus II Pembelajaran Apresiasi Seni No. Pertemuan ke Aspek Afektif Aspek Kognitif 1 Pertemuan ke 1 82 85 2 Pertemuan ke 2 88 91 RATA-RATA 85 88 Berikut ini adalah grafik afektif dan kognitif siswa dari hasil rata-rata pertemuan pertama dan kedua pada siklus II. 35 30 25 Belum Tuntas 20 Sudah Tuntas 15 10 5 85 88 A B Gambar 31. Grafik Presentase Hasil Rata-rata Aspek Afektif dan Kognitif Siswa Pada Pertemuan Pertama dan Kedua di Siklus II. 15 Keterangan: A: Afektif commit to user 92

4. Refleksi Siklus II

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 5 110

PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA BANJIR MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 19

PENDAHULUAN Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 8

PENGETAHUAN MITIGAAUDIO VISUAL S Pengetahuan Mitigasi Bencana Banjir Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun 2013.

0 2 8

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Audio Visual Bagi Anak Tunagrahita Di SLB Negeri Surakarta.

0 1 19

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Audio Visual Bagi Anak Tunagrahita Di SLB Negeri Surakarta.

0 1 17

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA STUDENT UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA STUDENT WORKSHEET (PTK Siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajar 201

0 1 16

BAB 1 PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA STUDENT WORKSHEET (PTK Siswa Kelas X SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajar 2010/2011).

0 0 6

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI KELAS X SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BERMAIN TRUMPET SISWA KELAS X A MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DI SMK NEGERI 8 SURAKARTA.

0 0 106