22
Paradigma sosial konflik yang dikembangkan oleh Karl Marx didasarkan pada dua asumsi, yaitu: 1 Kegiatan ekonomi sebagai faktor penentu utama semua kegiatan masyarakat,
dan 2 Melihat masyarakat manusia dari sudut konflik di sepanjang sejarahnya. Marx, dalam Materialisme Historis-nya memasukkan determinisme ekonomi sebagai basis struktur yang
dalam proses relasi sosial dalam tubuh masyarakat akan menimbulkan konflik antara kelas atas dan kelas bawah.
Jadi, ada sedikitnya empat hal yang penting dalam memahami teori konflik sosial, antara lain:
1. Kompetisi atas kelangkaan sumberdaya seperti makanan, kesenangan, partner seksual, dan
sebagainya. Dasar interaksi manusia bukanlah konsensus seperti yang ditawarkan fungsionalisme, namun lebih kepada kompetisi.
2. Terdapat ketidaksamaan struktural dalam hal kekuasaan.
3. Individu dan kelompok yang ingin mendapatkan keuntungan maksimal.
4. Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari konflik antara keinginan interest yang saling
berkompetisi dan bukan sekadar adaptasi. Perubahan sosial sering terjadi secara cepat dan revolusioner daripada evolusioner.
2.6 Teori Fungsionalisme Struktural
Teori Fungsionalisme Struktural mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial
dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.Teori fungsionalisme struktural yang dibangun Talcott Parsons dipengaruhi oleh para sosiolog Eropa
menyebabkan teorinya bersifat empiris, positivis dan ideal. Pandangannya tentang manusia besifat voluntaristik, artinya kerena tindakan tersebut didasarkan pada dorongan kemauan,
Universitas Sumatera Utara
23
dengan mengindahkan nilai, ide dan norma yang disepakati.Dengan demikian, berarti dapat diambil garis besar dari pemikiran Parsons, bagaimana dia berfokus pada sebuah sistem atau
tatanan yang ada dalam masyarakat serta sebuah sistem tindakan.Sebuah integrasi untuk menuju tatanan masyarakat ekuilibrium yang teratur dan berfungsi
. Pemikir fungsionalis menegaskan bahwa perubahan diawali oleh tekanan-tekanan
kemudian terjadi integrasi dan berakhir pada titik keseimbangan yang selalu berlangsung tidak sempurna. Artinya teori ini melihat adanya ketidakseimbangan yang abadi yang akan
berlangsung seperti sebuah siklus untuk mewujudkan keseimbangan baru. Variabel yang menjadi perhatian teori ini adalah struktur sosial serta berbagai dinamikanya.Penyebab perubahan dapat
berasal dari dalam maupun dari luar sistem sosial. Teori fungsionalisme struktural memfokuskan kajian pada struktur makro sosiologi makro yakni pada sistem sosial, melalui teori ini Parsons
menunjukkan pergeseran dari teori tindakan ke fungsionalisme struktural. Kekuatan teoritis Parsons terletak pada kemampuannya menggambarkan hubungan antara struktur sosial berskala
besar dan pranata sosial. Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu bahwa individu manusia memiliki tindakan yang diarahkan pada tujuan.Teori Fungsionalisme Struktural
beranggapan bahwa masyarakat itu merupakan sistem yang secara fungsional terintegrasi ke dalam bentuk keseimbangan.
https:dhayassamaronjie.wordpress.comteori-fungsionalisme- struktural.Diaksestanggal 10 desember 2015 pukul 13.00.
Menurut Talcott Parsons dinyatakan bahwa yang menjadi persyaratan fungsional dalam sistem di masyarakat dapat dianalisis, baik yang menyangkut struktur maupun tindakan sosial,
adalah berupa perwujudan nilai dan penyesuaian dengan lingkungan yang menuntut suatu konsekuensi adanya persyaratan fungsional. Parsons memandang suatu sistem haruslah memiliki
fungsi -fungsi tertentu yang harus dipenuhi agar ada kelestarian sistem.Suatu fungsi adalah
Universitas Sumatera Utara
24
kumpulan hal yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.Dalam pandangannya tersebut, kemudian dia membuat skema empat imperatif fungsional yang harus
dimiliki sebuah sistem, sebuah skema yang kita kenal dengan AGIL. Penjabaran mengenai AGIL, yakni Ritzer, 2008;257.
1 Adaptasi atau Adaptation
Sistem mesti mampu beradaptasi dengan lingkungannya sekaligus menyesuaikan lingkungan tersebut dengan kebutuhan-kebutuhan sistem.
2 Goal atau Pencapaian tujuan
Sistem mesti mampu mendefinisikan dan meraih tujuan utamanya. 3
Integration atau integrasi Sistem mesti dapat mengatur hubungan antarkomponen-komponen di dalamnya, selain
itu mengatur dan mengelola ketiga fungsi AGL 4
Latency atau laten Sistem mesti mampu memelihara dan memperbarui motivasi individu dan tatanan
kultural.Parsons membuat skema AGIL ini agar dapat menyatu dan mendukung asumsi lainnya dari dia, terutama mengenai sistem tindakan.
Pertama adaptasi dilaksanakan oleh organisme perilaku dengan cara melaksanakan fungsi adaptasi dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal. Sedangkan fungsi
pencapaian tujuan atau Goal attainment difungsikan oleh sistem kepribadian dengan menetapkan tujuan sistem dan memolbilisai sumber daya untuk mencapainya. Fungsi integrasi di lakukan
oleh sistem sosial, dan laten difungsikan sistem kultural. Pendekatan fungsionalisme-struktural dapat dikaji melalui anggapan -anggapan dasar berikut:
Universitas Sumatera Utara
25
1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem dari bagian-bagian yang saling
berhubungan satu sama lain. 2.
Hubungan saling mempengaruhi di antara bagian-bagian suatu sistem bersifat timbal balik
3. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapi dengan sempurna, namun secara
fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak kearah keseimbangan yang bersifat dinamis.
4. Sistem sosial senantiasa berproses ke arah integrasi sekalipun terjadi ketegangan,
disfungsi dan penyimpangan. 5.
Perubahan-perubahan dalam sistem sosial, terjadi secara gradual perlahan-lahan atau bertahap, melalui penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner.
6. Faktor paling penting yang memiliki daya integrasi suatu sistem sosial adalah konsensus
atau mufakat di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu
.
2.7 Definisi Konsep