Proses Tumbuh Kembang Anak

56 tapi main-main dulu sama kawan-kawan. Kalau di Tanya mamak kenapa lama pulang aku bilang aja kerja kelompok tadi mak”. Tidak adanya waktu luang karena sudah sibuk membantu orang tua berjualan di pasar dan juga berjualan kantong plastik juga dirasakan oleh Samuel, Ia mengatakan: “Karna ikut Ibu bekerja waktu main-main sama kawan udah enggak ada lagi kak. Pulang sekolah saya harus ke Pasar bantu Ibu jualan kalau hari sabtunya harus jualan kantong plastik sampai di rumah udah malam Kak. kalau lihat kawan yang rame lagi bermain kadang penegn juga ikut gabung Kak, tapi karena ingat pesan Ibu yang bilang kalau udah pulang sekolah langsung ke pasar, enggak jadi gabung jadinya kak. Waktu bermain sama kawan Cuma hari minggu lah kak karena hari minggu kami cepat pulang kerumah kak, jadi sore bisa ikut main sama kawan-kawan di dekat rumah.” Semua pekerja anak hampir mempunyai jawaban serupa, mereka mengatakan tidak memiliki waktu luang untuk bermain bersama kawan lagi karena sudah sibuk membantu orang tua di pasar.Waktu bermain bersama teman-teman sebaya sudah banyak tersita oleh aktivitas mereka di Pasar.Sehingga mereka terpaksa mengisi waktu luang mereka dengan bekerja untuk membantu ekonomi keluarga karena pendapatan orang tua mereka rendah dan tidak bisa menutupi maupun memenuhi semua kebutuhan anggota keluarga.Hal inilah yang menyebabkan anak juga harus terlibat untuk mencari nafkah untuk menambah pendapan keluarga yang masih tergolong rendah.

4.4.4 Proses Tumbuh Kembang Anak

Dalam perkembangannya anak tumbuh dengan cepat, maka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan agar menjadi manusia yang produktif dan berguna. Anak-anak yang bekerja sambil sekolah perlu mendapat perhatian karena anak-anak yang bekerja akan mempengaruhi tumbuh kembang anak itu sendiri. Anak yang bekerja seringkali dihubungkan dengan proses belajar atau bersosialisasi dalam keluarga, agar kelak dewasa mereka siap dan produktif. Dengan Universitas Sumatera Utara 57 kata lain, pekerjaan yang mereka lakukan adalah sebagai sarana berlatih disamping tentunya memberikan kontribusi bagi keluarga. Dampak negatif bagi tumbuh kembang anak terlihat dari penjelasan pekerja anak yang bernama Riski, Ia mengatakan: “Kadang malu kak kalau kumpul sama kawan merasa minder, jadi kadang malas kalu gabung kumpul-kumpul sama kawan kak karena aku enggak punya uang jajan seperti mereka, dari pada jajan aku lebih suka uangnya ditabung kak. Untuk gabung sama kawan- kawan saya tidak percaya diri lah kak” Keterlibatan mereka dalam mencari uang memaksa mereka harus berpikiran dewasa, tidak bisa berpikiran seperti anak-anak sebagaimana mestinya yang masih polos.Pekerja anak harus memutar otak mereka dan lebih bergiat untuk bekerja agar menghasilkan uang.Pendapatan orang tua yang rendah membuat mereka harus merasakan bahwa mencari uang itu tidak mudah.Selain karena pendapatan orang tua yang rendah, ketidakharmonisan keluarga dan tidak berjalannya fungsi keluarga sebagaimana mestinya juga merupakan salah satu faktor mengapa anak harus terlibat dalam mencari nafkah. Seperti yang dikatakan Imme: “Saya dari kecil sudah tinggal bersama nenek kak, nenek setiap hari berjualan di Pasar, jadi sepulang sekolah saya menyusul nenek ke pasar untuk bantu nenek berjualan, kalau hari sabtu saya berjualan plastik kemudian uangnya saya berikan uangnya kepada nenek, sedangkan kakek sudah tidak bisa bekerja lagi karena sakit, jadi saya harus membantu nenek mencari uang”. Dari penjelasan pekerja anak penjual kantong plastik yang bekerja di Pasar Tradisional Pancur Batu tersebut terlihat bahwa keterlibatan mereka dalam bekerja membuat dampak negatif bagi tumbuh kembang anak itu sendiri.Karena di usia dini mereka harus berhadapan dengan dunia kerja, karena mereka sering mendengar keluhan orang tuawali mereka tentang biaya kehidupan yang banyak serta kurangnya ekonomi untuk menutupi semua biaya kehidupan tersebut. Hal ini membuat anak berinisiatif untuk mencari uang sendiri agar bisa membantu Universitas Sumatera Utara 58 ekonomi keluarga, sehingga di usia yang dini mereka harus merasakan betapa susahnya mencari uang. Masa depan mereka bisa suram karena pendidikan mereka tergangu atau bahkan mereka bisa saja tiba-tiba putus sekolah. Sehingga membuat mereka tidak bisa bersaing dengan pihak lain dalam era globalisasi ini. Perlindungan hak pendidikan bagi pekerja anak yang seharusnya hanya dibutuhkan membantu meringankan kebutuhan keluarga, akan tetapi anak dijadikan sebagai penopang ekonomi keluarga tanpa memperhatikan faktor lainnya. Hal ini akan berdampak terhadap fisik dan psikologis bagi anak dan terhambatnya hak merek untuk dapat tumbuh berkembang sesuai dengan usia mereka. Universitas Sumatera Utara 59

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada dasarnya anak bekerja tidak lepas dari kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendahmiskin yang serba berkekurangan. Inilah alasan utama mereka ikut terlibat dalam mencari nafkah karena keadaan sosial ekonomi yang demikian, keadaan tersebut melahirkan motivasi atau alasan anak-anak ini bekerja antara lain yaitu untuk memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak bisa dipenui seluruhnya oleh keluarga maupun orang tua mereka sebagaimana mestinya hal ini ini terlihat dalam alokasi penggunaan hasil kerja mereka yang digunakan untuk membantu orang tua dalam hal keperluan belanja rumah tangga, biaya sekolah, dan membantu kebutuhan anggota keluarga lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh pendapatan yang diperoleh anak sangat membantu kondisi ekonomi keluarga jika dibandingkan anak sebelum bekerja. Keterlibatan anak dalam bekerja dengan tujuan membantu ekonomi keluarga sebenarnya akan berdampak negtif bagi pekerja anak tersebut. Karena dengan usia yang masih dibawah umur mereka sudah diperkenalkan dengan dunia kerja,bagaimana sulitnya untuk mencari uang sehingga mereka sudah mengerti nilai uang sangat penting bagi kehidupan. Hal ini akan membuat mereka enggan ataupun malas untu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, mereka akan lebih memilih bekerja agar bisa memperoleh uang karena mereka sudah tau betapa pentingnya nilai uang itu sendiri bagi mereka. Keterlibatan mereka bekerja menjadi penjual kantong plastik di pasar dan juga membantu orang tua mereka berjualan akan membuat pembelajaran mereka terganggu begitu juga dengan konsentrasi belajar mereka, selain itu karena Universitas Sumatera Utara