Sosial Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

19

2.4 Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah suatu kondisi yang melatar belakangi anak turun bekerja didalam sektor informal untuk membantu ekonomi keluarga.Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat, sementara ituekonomi memiliki arti sebagai ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan.Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan cabang ilmuyang berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat.Salah satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. Definisi sosial pada dasarnya diartikan sebagai suatu keadaan yang menghadirkan orang lain dalam kehidupan manusia. Kehadiran manusia secara nyata bisa dirasakan baik melalui audio dan visual.Sedangkan untuk kehadiran manusia tidak nyata bisa berupa imajinasi, kenangan, khayalan dan sebagainya.Definisi sosia ini terkait pada hubungan-hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat, manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan kelompoknya dan manusia dengan organisasi yang diiutinya.Hal ini juga berkaitan langsung dengan istilah bahwa manusia merupakan makhluk sosial di muka bumi. Karena manusia tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya sehari-hari http:www.anneahira.comdefinisi-sosial.htm. Diakses pada 031215, 11.00 P.M Jadi, kesimpulannya adalah sosial ekonomi merupakan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sistem sosial yaitu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam satu kesatuan. Universitas Sumatera Utara 20 Berdasarkan dari pendapatan, pekerjaan dan pendidikan, maka masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain. 2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung. 3. Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya. http:tenagasosial.blogspot.com201308faktor- yang-mempengaruhi-status-sosial.html. Diakses tanggal 02 Desember 2015 pukul 11.00. Pada dasarnya kemiskinan merupakan faktor utama munculnya pekerja anak di sektor informal.Suatu rumah tangga dapat dikatakan miskin atau tidaknya tergantung pada pendapatan rumah tangga, sesuai yang sudah digolongkan dalam kedudukan sosial ekonomi. Semakin kecil pendapatan dalam suatu rumah tangga, maka lebih besar kemungkinan adanya kontribusi anak dalam membantu ekonomi keluarga dengan cara bekerja di sektor informal. Sebaliknya semakin besar pendapatan dari rumah tangga, maka kemungkinan adanya pekerja anak semakin kecil. Anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, merasa dirinya harus membantu orang tua khususnya dalam bidang ekonomi, oleh karena itu mereka memasuki dunia kerja yang tidak memerlukan keahlian ataupun kemampuan khusus, tetapi lebih mengandalkan tenaga, seperti yang dilakukan oleh anak-anak di Pasar Tradisonal Pancur Batu, mereka memilih bekerja Universitas Sumatera Utara 21 sebagai penjual kantongan plastik selain tidak memerlukan keahlian khusus juga tidak memerlukan modal yang besar. 2.5Teori Konflik Sosial Teori konflik lebih menitikberatkan analisisnya pada asal-usul terjadinya suatu aturan atau tertib sosial.Teori ini tidak bertujuan untuk menganalisis asal usulnya terjadinya pelanggaran peraturan atau latar belakang seseorang berperilaku menyimpang.Perspektif konflik lebih menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompoknya.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konflik adalah fenomena sosial biasa dan merupakan kenyataan bagi masyarakat yang terlibat di dalamnya. Konfllik dipandang sebagai suatu proses sosial, proses perubahan dari tatanan sosial yang lama ke tatanan sosial yang baru yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Perspektif konflik dianggap sebagai “the new sociology” sebagai kritik terhadap teori struktural fungsional yang berkaitan dengan sistem sosial yang terstruktur dan adanya perbedaan fungsi dan diferensiasi peran division of labor.Menurut pandangan penganut teori konflik sosial, keluarga sebagai sistem juga tidak terlepas dari konflik antar anggota didalamnya.Lembaga keluarga tidak selamanya akan berada dalam keadaan statis atau dalam kondisi seimbang equilibrium, namun juga akan mengalami kegoncangan didalamnya. Menurut teori konflik masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus diantar unsure-unsurnya Ritzer, 2008:26. Pertentangan konflik bisa terjadi antara anggota-anggota dalam keluarga itu sendiri, atau antara yang satu dengan keluarga yang lain. Universitas Sumatera Utara 22 Paradigma sosial konflik yang dikembangkan oleh Karl Marx didasarkan pada dua asumsi, yaitu: 1 Kegiatan ekonomi sebagai faktor penentu utama semua kegiatan masyarakat, dan 2 Melihat masyarakat manusia dari sudut konflik di sepanjang sejarahnya. Marx, dalam Materialisme Historis-nya memasukkan determinisme ekonomi sebagai basis struktur yang dalam proses relasi sosial dalam tubuh masyarakat akan menimbulkan konflik antara kelas atas dan kelas bawah. Jadi, ada sedikitnya empat hal yang penting dalam memahami teori konflik sosial, antara lain: 1. Kompetisi atas kelangkaan sumberdaya seperti makanan, kesenangan, partner seksual, dan sebagainya. Dasar interaksi manusia bukanlah konsensus seperti yang ditawarkan fungsionalisme, namun lebih kepada kompetisi. 2. Terdapat ketidaksamaan struktural dalam hal kekuasaan. 3. Individu dan kelompok yang ingin mendapatkan keuntungan maksimal. 4. Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari konflik antara keinginan interest yang saling berkompetisi dan bukan sekadar adaptasi. Perubahan sosial sering terjadi secara cepat dan revolusioner daripada evolusioner.

2.6 Teori Fungsionalisme Struktural