Kesimpulan Saran Ikan Pora-pora Mineral

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kadar Fe, Ca, Mg, dan P pada produk olahan ikan pora-pora dalam 100 gram sampel masing-masing yaitu 1,347 mg; 3178,81 mg; 521,92 mg; 595,13 mg. 2. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kandungan mineral produk olahan ikan pora- pora paling tinggi jika dibandingkan dengan ikan lainnya berdasarkan DKBM Daftar Kandungan Bahan Makanan

5.2. Saran

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis kadar mineral Na, K, Zn, Cu, Mn, Se dan kadar senyawa organik meliputi tiamin, riboflavin, niasin, asam folat, omega 3, omega 6, omega 9 dari produk olahan ikan pora-pora. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Pora-pora

Ikan pora-pora adalah ikan salah satu ikan air tawar yang hidup di perairan Danau Toba. Ciri-ciri ikan ini adalah berwarna putih keperakan, bersisik halus, ukurannya sekitar 10-12 cm, ekornya berwarna kuning. Perkembangbiakan ikan ini sangat pesat, bahkan bisa dipanen setiap harinya sekitar 10 ton dan dikirim ke luar daerah. Gambar 2.1. Ikan pora-pora Harga ikan pora-pora relatif lebih murah dibandingkan ikan lainnya. Harga jual ikan pora-pora basah mencapai Rp. 7.000 per kg sedangkan jika dalam bentuk olahannya dapat mencapai Rp. 15.000 per 100 gram. Dengan harga yang relatif murah ini banyak masyarakat yang menggemari.

2.2. Mineral

6 Universitas Sumatera Utara Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak 24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah ini bisa bertambah setiap waktu Sunita Almatsier, 2004. Tubuh tidak mampu mensintesa mineral sehingga unsur-unsur ini harus disediakan lewat makanan. Kebanyakan mineral yang diperlukan hanya dalam jumlah sedikit sekali disebut muatan trace mineral. Unsur-unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang dan gigi dan protein. Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65 adalah air dalam bobot tubuh. Air merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernapasan disamping lewat keringat, urine, dan feses yang berarti juga kehilangan mineral. Banyak mineral dalam makanan berbentuk garam, dan garam terdapat pada semua jaringan serta cairan tubuh. Mineral dalam tubuh memiliki 3 fungsi, yaitu: a. Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan kekuatan serta iriditas kepada jaringan tersebut misalnya: Fe, Ca, Mg, dan P. b. Mineral membentuk garam-garam yang dapat larut dan demikian mengendalikan komposisi cairan tubuh. Na dan Cl merupakan unsur penting dalam cairan ekstra seluler dan darah misalnya: Fe, Mg, dan P merupakan unsur penting dalam cairan intra seluler. c. Mineral turut membangun enzim dan protein dan merupakan bagian dari asam amino misalnya: Cysteine Moch. Agus Krisno Budiyanto, 2004. Walaupun bahan makanan mengandung berbagai mineral untuk keperluan tubuh, namun tidak semuanya dapat dimanfaatkan. Hal ini bergantung pada ketersediaan biologiknya. Ketersediaan biologik adalah tingkatan zat gizi yang dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Sebagian zat gizi mungkin tidak mudah Universitas Sumatera Utara dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral dijelaskan di bawah. 1. Interaksi mineral dengan mineral Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan valensi yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan biologiknya. contohnya Mg, Ca, Fe, dan Cu yang mempunyai valensi +2. Ca yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian pula kebanyakan makan Zn akan menghambat absorpsi Cu. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan suplemen mineral tanpa berkonsultasi dengan dokter. 2. Interaksi vitamin dengan mineral Vitamin C meningkatkan absorpsi Fe bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi Ca. Banyak vitamin membutuhkan mineral untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya koenzim tiamin membutuhkan Mg untuk berfungsi secara efisien. 3. Interaksi serat dengan mineral Ketersediaan biologik mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serealia serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan tinggi serat lebih dari 35 gram sehari menghambat absorpsi Ca, Fe, Zn, dan Mg.

2.3. Kalsium Ca