Titrasi Kompleksometri Penentuan Ca, Mg, Fe, Dan P Di Dalam Produk Olahan Ikan Pora-Pora (Mystacoleuseus Padangensis) Dari Danau Toba

2.9. Titrasi Kompleksometri

Selama bertahun-tahun, reaksi pembentukan kompleks digunakan dalam berbagai macam keperluan dalam analisis kimia dan dalam prosedur titrasi. Kompleksometri ialah jenis titrasi dimana titrant dan titrat saling mengkompleks, jadi membentuk hasil berupa kompleks. Kelebihan titrasi kompleksometri dengan menggunakan EDTA adalah: EDTA stabil, mudah larut, dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu, selektivitas kompleks dapat diatur dengan mengendalikan pH. EDTA sebagai natrium, Na 2 H 2 Y sendiri merupakan standar primer sehingga tidak perlu distandarisasi lebih lanjut, kompleks yang mudah larut di dalam air. Suatu titik ekivalen segera tercapai dalam titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk penentuan beberapa logam pada operasi skala semi-mikro http:www.chem-is-try.orgkategorimateri_kimia instrumen_analisispage16. Penentuan kadar kalsium dan magnesium dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti gravimetri, titrimetri secara permanganometri, titrasi secara kompleksometri, flame fotometri, dan spektrofotometri serapan atom. Namun dari berbagai metode tersebut, yang masih diakui baik secara internasional maupun secara nasional adalah dengan metode titrimetri secara kompleksometri, flame fotometri, dan spektrofotometri serapan atom. Prinsip penentuan kadar kalsium dan magnesium dengan menggunakan metode titrimetri dengan EDTA yaitu ketika EDTA etilendiamintetraasetat acid maupun garamnya ditambahkan ke dalam air yang mengandung baik kalsium dan magnesium. EDTA akan bereaksi terlebih dahulu dengan kalsium. Kalsium dapat ditentukan secara langsung dengan EDTA ketika pH dibuat cukup tinggi, sehingga magnesium diendapkan sebagai hidroksida dan indikator yang digunakan bereaksi hanya dengan kalsium. Beberapa indikator memberikan warna yang berbeda ketika semua kalsium telah membentuk kompleks dengan EDTA pada pH 12 sampai 13. Sedangkan magnesium ditentukan dengan menghitung selisih antara kesadahan total dengan kadar kalsium. Universitas Sumatera Utara Gangguan dalam penentuan kadar kalsium dan magnesium dengan metode ini adalah beberapa ion logam seperti Cu 2+ , Fe 2+ , Fe 3+ , Mn 2+ , Zn 2+ , Pb 2+ , Al 3+ , dan Sn 4+ . Gangguan ini dapat dihilangkan dengan penambahan inhibitor sebelum titrasi. Ortofosfat dapat mengendapkan kalsium pada pH uji. Material organik yang tersuspensi juga dapat mengganggu dalam titik akhir titrasi, gangguan ini dapat dihilangkan dengan menguapkan sampel sampai kering kemudian residu dipanaskan pada suhu 550°C dilanjutkan dengan pelarutan menggunakan penambahan asam klorida. Kemudian dinetralkan dengan NaOH 1N Greenberg, A.E. dkk.,1985.

2.10. Spektroanalisis