dilepaskan saat makanan dicerna atau tidak diabsorpsi dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan biologik mineral dijelaskan di bawah.
1. Interaksi mineral dengan mineral
Mineral yang mempunyai berat molekul dan jumlah muatan valensi yang sama bersaing satu sama lain untuk diabsorpsi, dengan demikian dalam ketersediaan
biologiknya. contohnya Mg, Ca, Fe, dan Cu yang mempunyai valensi +2. Ca yang dimakan terlalu banyak akan menghambat absorpsi besi. Demikian pula kebanyakan
makan Zn akan menghambat absorpsi Cu. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan suplemen mineral tanpa berkonsultasi dengan dokter.
2. Interaksi vitamin dengan mineral
Vitamin C meningkatkan absorpsi Fe bila dimakan pada waktu bersamaan. Vitamin D kalsiterol meningkatkan absorpsi Ca. Banyak vitamin membutuhkan
mineral untuk melakukan peranannya dalam metabolisme. Misalnya koenzim tiamin membutuhkan Mg untuk berfungsi secara efisien.
3. Interaksi serat dengan mineral
Ketersediaan biologik mineral banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan nonmineral di dalam makanan. Asam fitat dalam serat kacang-kacangan dan serealia
serta asam oksalat dalam bayam mengikat mineral-mineral tertentu sehingga tidak dapat diabsorpsi. Makanan tinggi serat lebih dari 35 gram sehari menghambat
absorpsi Ca, Fe, Zn, dan Mg.
2.3. Kalsium Ca
Tubuh orang dewasa yang gizinya baik mengandung 1 – 1,5 kg kalsium dan 90 terdapat di tulang dan gigi dalam bentuk garam kompleks. Sumber kalsium adalah
susu, ikan, udang kering, sarden, bayam, keju, es krim, melinjo, dan sawi. Kalsium juga dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup dari air mineral yang dapat
mengandung sampai 50 mg.
Kalsium diekskresikan lewat urine serta feses dan untuk mencegah kehilangan ini diperlukan kalsium melalui makanan. Kalsium tambahan diperlukan
8
Universitas Sumatera Utara
dalam keadaan tertentu, seperti pada masa pertumbuhan mulai dari anak-anak hingga usia remaja, dan pada saat hamil untuk memenuhi kebutuhan janin.
Kalsium mempunyai peranan penting dalam tubuh, seperti: a.
Pembentuk tulang dan gigi b.
Dalam cairan jaringan berfungsi untuk pengendali kerja jantung serta otot skleton
c. Iritabilitas syaraf otot
d. Proses pembekuan darah dalam sintesis trombin
e. Memberikan kekerasan dan ketahanan terhadap pengeroposan
f. Transmisi impuls
g. Relaksasi dan kontraksi otot
h. Adsorbsi dan aktivitas enzim
i. Memberikan rigiditas terhadap jaringan Moch. Agus Krisno Budiyanto, 2004.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok, dan rapuh. Semua
orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun. Hal ini dinamakan osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress. Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita
daripada laki-laki dan lebih banyak terjadi pada orang kulit putih daripada kulit berwarna, serta lebih banyak terjadi pada perokok dan peminum alkohol.
Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteomalasia pada orang dewasa: riketsia, biasanya terjadi karena kurangan vitamin D dan ketidakseimbangan
komsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun.
Kadar kalisum darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang. Kepekaan serabut syaraf dan pusat syaraf terhadap rangsangan meningkat
sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki. Tetani dapat juga terjadi pada ibu hamil yang makannya terlalu sedikit kalsium atau terlalu tinggi mengandung fosfor.
Tetani kadang terjadi pada bayi baru lahir yang diberi minuman susu sapi yang tidak diencerkan yang mempunyai rasio kalisum : fosfor rendah.
Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari karena dapat menyebabkan batu ginjal atau gangguan ginjal, konstipasi susah buang air besar.
9
Universitas Sumatera Utara
Kelebihan kalsium dapat terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain Sunita Almatsier, 2004.
2.4. Magnesium Mg