Reaksi Interesterifikasi Perubahan Nilai Kandungan Lemak PadatSFC

tidaknya pencantuman kadar TFA didalam lemakkhususnyamentega. Disamping itu perlu dikembangkan pembuatan lemakpenggantimentega dengan kandungan asam lemak trans atau tanpa asam lemak trans zero trans. Analisis kandungan TFA didalam makanan orang Indonesia perlu dilakukan untuk menentukan asupan TFA yang dapat dikaitkan dengan insiden PJK Tjeng, 2011.

4.2.4. Reaksi Interesterifikasi

Reaksi interesterifikasi dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan katalis Natrium Metoksida.Mekanisme reaksi interesterifikasi ini terjadi melalui dua tahap.Tahap pertama adalah pembentukan ion enolat sebagai zat antara yang bertindak sebagai inisiator pada trigliserida dan tahap kedua adalah adisi inisiator terhadap gugus karboksil dari trigliserida tersebut maupun trigliserida yang lain secara intermolekular dan intramolekular. Adapun mekanisme reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut: O C O C O C C H O H 2 C H 2 C O O H R 1 R 2 R 3 + O C O C O C - CH O H 2 C H 2 C O O R 2 R 3 R 1 O C O C O C H 2 C H 2 C O O R 2 R 3 O - C H R 1 O C O C O C H 2 C H 2 C O O R 2 R 3 C H R 1 - - OCH3 O Universitas Sumatera Utara O C O C O C - CH O H 2 C H 2 C O O R 2 R 3 R 1 + O C O C O C H 2 C O H 2 C H 2 C O O R 4 R 5 R 6 R 2 H 2 C C O O O C O H 2 C R 3 O C O - O C H R 1 C O CH 2 R 4 O C O H 2 C R 5 O C O H 2 C R 6 Universitas Sumatera Utara R 2 H 2 C C O O O C O H 2 C R 3 O - + O O O C O C H R 1 C C C O H 2 C R 5 O H 2 C R 4 O H 2 C R 6 Gambar: 4.2 Mekanisme Reaksi Pertukaran Ester-Ester secara Intermolekular Sari, 2016 Universitas Sumatera Utara Gambar: 4.3 Mekanisme Reaksi Pertukaran Ester-Ester secara Intramolekular Sari, 2016 Universitas Sumatera Utara

4.2.5. Perubahan Nilai Kandungan Lemak PadatSFC

Kandungan lemak padat Solid Fat Content dari hasil interesterifikasi antara RBDPS, RBDPO dan Minyak Kelapa dianalisa dengan Pulse Nuclear Resonance NMR Analizer Bruker NMS 120. Dari hasil penelitian, perbandingan antara SFC dengan temperatur dari hasil interesterifikasi, dapat dilihat gambar 4.1 pada grafik dibawah ini : Gambar: 4.4 Grafik perbandingan SFC dengan Suhu hasil interesterifikasi Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kandungan lemak padat SFC dari setiap perbandingan blending daninteresterifikasi, kandungan lemak padat akan menurun dengansemakinbertambahnyapersentase RBDPKO. Hal ini disebabkan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 5 1 1 5 2 2 5 3 3 2 .5 3 5 3 7 .5 4 4 5 5 S F C Temperatur o C Grafik SFC vs Temperatur 90:10 Blending 90:10 Interesterifikasi 80:20 Blending 80:20 Interesterifikasi 70:30 Blending 70:30 Interesterifikasi 60:40 Blending 60:40 Interesterifikasi 50:50 Blending 50:50 Interesterifikasi 40:60 Blending 40:60 Interesterifikasi 30:70 Blending 30:70 Interesterifikasi 20:80 Blending 20:80 Interesterifikasi 10:90 Blending 10:90 Interesterifikasi Universitas Sumatera Utara karena sejumlah lemak padat akan mencair pada suhu 35 - 40 o C karena karakteristik lemak pada RBDPKO yang cair pada suhu 25-30. Komposisi asam lemak dalam trigliserida sangat berpengaruh pada kandungan lemak padatnya.Kandungan lemak padat digunakan sebagai metoda untuk konsistensi lemak. Pengukuran ini diperlukan karena berhubungan dengan rasa dimulut dan plastisitas produk Tjeng,2011. Hal ini menunjukkan bahwa interesterifikasi antara RBDPS dan RBDPKO mempunyai kandungan lemak padat relatif rendah pada 35 C yaitu 1.10. Maka analisis CBS dari reaksi interesterifikasi dari perbandingan 20:90 bb mempunyai karakteristik yang paling sesuai karena mempunyai nilai SFC yaitu 1.10 yang sesuai dengan syarat CBS dimana mendekati suhu tubuh 32-37 C. Sehingga mudah dicerna dan diabsorbsi oleh usus. Oleh karena itu perbandingan hasil interesterifikasi RBDPS dan RBDPKO pada perbandingan 20:80 bb tersebut layak digunakan sebagai pengganti mentega coklat. Solid fat contentSFC berkaitan dengan persentase minyak yang berupa padat pada berbagai suhu. Keseluruhan kurva tidak dapat diperkirakan hanya dengan penentuan pada satu variasi suhu ; keseluruhan kurva SFC diperlukan untuk memahami karakteristik produk minyak pada berbagai suhu. Solid fat contentSFC merupakan analisa minyak dan lemak yang diterima secara umum dalam industry makanan dan NMR merupakan metode analisa yang telah diakui oleh system standarisasi AOCS Cd 16b-93 revisi pada tahun 2000 di USA dan ISO 8292 diEropa. Gunstone dan Norris 1983 mengemukakan bahwa SFC yang terlalu rendah dapat menurunkan plastisitas produk lemak pengganti coklat, sebaliknya bila kandungan lemak padat terlalu tinggi dapat meningkatkan rasa seperti lilin didalam mulut. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perbandingan antara RBDPS dengan RBDPKO untuk menghasilkan lemak pengganti mentega coklat dengan parameter yang sesuai dengan syarat maksimum 1 TFA, kandungan lemak padat pada suhu kamar dan cair pada suhu tubuh baik menggunakan blending maupun interesterifikasi adalah pada rasio 20:80 bb. 2. Perubahan komposisi trigliserida pada proses blending dan interesterifikasi terjadi berdasarkan rasio pencampurannya dimana: a Semakin tinggi penambahan RBDPKO pada rasio RBDPS : RBDPKO maka komposisi trigliserida rantai panjang pada TG-C48, TG-C50, dan TG-C52 semakin berkurang dan proses interesterifikasi disamping proses ini juga terjadi perubahan posisi asam lemak. b Kandungan TFA pada proses blending dibandingkan dengan proses interesterifikasi pada tabel 4.5 tidak mengalami perubahan dan masih sesuai dengan syarat maksimum 1 TFA. 3. Perubahan nilai kandungan lemak padat pada blending dan interesterifikasi menurun dengan semakin tinggi penambahan RBDPKO pada semua rasio RBDPS:RBDPKO dan parameter yang sesuai, padat suhu kamar dan cair pada suhu tubuh adalah pada rasio 20:80 RBDPS:RBDPKO bb dengan nilai SFC masing-masing 1.06 dan 1.10 pada suhu 35 C. Universitas Sumatera Utara