Teori Insentif .1 Pengertian Insentif

16 2.1.3 Teori Insentif 2.1.3.1 Pengertian Insentif Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa Insentif adalah “tambahan penghasilan uang, barang, dan lain sebagainya yang diberikan sebagai perangsang gairah kerja”. Menurut Samsudin 2006:194 mendefinisikan pada insentif adalah “pemberian upah atau gaji yang berbeda, bukan didasarkan pada evaluasi jabatan, namun karena adanya perbedaan prestasi kerja”. Sedangkan menurut Panggabean 2004:89” Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang dibeikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah diten tukan”.Menurut Simamora 2004:514yang dimaksud insentif adalah suatu program yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas kerja. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan salah satu bentuk rangsangan atau motivasi yang sengaja diberikan kepada karyawan untuk mendorong semangat kerja karyawan agar mereka dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan organisasi. Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akanmengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Pengukuran merupakan isu penting dalam merancang sistem insentif dan pengawasan. Sistem insentif yang efektif mengukur usaha karyawan dan penghargaan yang didistribusikan secara adil Panggabean, 2004 : 89. Universitas Sumatera Utara 17 Dengan demikian akan sangat mempengaruhi motivasi seorang dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhannya, individu membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan dari tempat ia bekerja, dan hal ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja. Selain tujuan, pemberian insentif kepada karyawan bermanfaat untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja. Nawawi 2001:382 menyatakan bahwa manfaat pemberian insentif adalah sebagai berikut: 1. Insentif merupakan satu paket yang dapat saling menunjang dalam meningkatkan motivasi yang berdampak pada peningkatan produktivitas pekerja. 2. Insentif dapat dijadikan suatu struktur ganjaran yang fleksibel, yang diselenggarakan untuk merefleksikan posisikekuatan nyata organisasi secara ekonomis. 3. Insentif dapat meningkatkan jaminan kesejahteraan bagi para pekerja. 4. Insentif berfungsi untuk memudahkan penarikan rekrutmen dan mempertahankan pekerja yang potensial. 5. Insentif dapat mendidik pekerja secara individual untuk memahami kedudukannya dalam memberikan kontribusi sebagai faktor yang menentukan suskses organisasi. Universitas Sumatera Utara 18

2.1.3.2 Jenis-jenis Insentif

Menurut Panggabean 2004 : 90Pada dasarnya, pemberian insentif ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok. Untuk mencapai tujuan pemberian diatas, maka insentif ada yang berupa insentif individu dan ada yang berupa insentif kelompok. 1. Rencana Insentif Individu Rencana atau program insentif individu ini bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu.Rencana insentif individu bisa berupa rencana upah perpotong dan rencana upah per jam secara langsung.Pada upah per potong untuk setiap unit barang yang diasilkan terlebih dahulu ditentukan berapa yang harus dibayarkan. 2. Rencana Insentif Kelompok Pembayaran insentif individu acapkali sukar untuk dilaksanakan karena untuk menghasilkan sebuah produk dibutuhkan kerja sama atauy ketergantungan dari seseorang dengan orang yang lain. Oleh sebab itu, insentif akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi standarayang telah ditetapkan. Para anggotannya dapat dibayarkan dengan tiga cara, yaitu : 1 Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya, Universitas Sumatera Utara 19 2 Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh karyawan paling rendah prestasinya, 3 Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata pembayaran yang diterima oleh kelompok. Sedangkan menurut Rowman dalam Manullang, 1996:32 Insentif dapat digolongkan kedalam 3 golongan, yaitu : 1. Financial Incentive Financial Incentive merupakan sesuatu sebagai rangsangan atau daya pendorong yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi upah atau gaji yang pantas tetapi termasuk keinginan untuk memperoleh bagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan., kesejahteraan, kesehatan, dan reaksi serta jaminan hari tua. Dengan demikian yang termasuk kedalam finansial incentive anatara lain adalah : a. Upah insentif b. Kesejahteraan c. Pemeliharaan kesehatan d. Program rekreasi hiburan e. Sarana olahraga f. Pendidikan g. Bagian dari keuntungan perusahaan h. dll Universitas Sumatera Utara 20 2. Non Financial Incentive Non financial incentive merupakan rangsangan yang berbentuk sikap dan tingkah laku yang diberikan oleh anggota kelompok. Selain itu, jenis-jenis insentif dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Material Insentif, terdiri dari : a. Uang b. Barang yang dinilai dengan uang c. Barang-barang lain 2. Non-Material Insentif, terdiri dari: a. Pujian b. Penempatan yang sesuai dengan keahhlian c. Kesempatan promosi d. Rasa berpartisipasi e. Kondisi kerja yang menyenangkan f. Kesehatan g. Keamanan h. Perumahan i. Rekreasi 3. Semi material a. Piagam penghargaan b. Diundang pada pertemuan khusus karena keistimewaannya c. Pemberian tanda kenang-kenangan Danim, 2004:42 Universitas Sumatera Utara 21

2.1.3.3 Pedoman Pemberian Insentif

Menurut Cascio, yang dikutip Panggabean 2002:92, syarat-syarat yang patut dipenuhi dalam pemberian insentif dapat digunakan tujuan pemberian insentif agar dapat diwujudkan terdiri atas hal-hal berikut: a Sederhana, peraturan dari sistem insentif haruslah singkat, jelas, dan dapat dimengerti. b Spesifik, tidak cukup hanaya dengan mengatakan, hasilkan lebih banyak atau jangan terjadi kecelakaan. Karyawan perlu tahu dengan tepat apa yang diharapkan untuk mereka lakukan. c Dapat dicapai, setiap karyawan seharusnya mempunyai kesempatan yang masuk akal untuk memperoleh sesuatu. d Dapt diukur, sasaran yang dapat merupakan dasar untuk menentukan rencana insentif. Program dolar akan sia-sia dan program evaluasi akan terhambat, jika prestasi tidak dapat dikaitkan dengan dolar yang dibebankan. 2.1.4 Teori Kinerja 2.1.4.1 Pengertian Kinerja