Teori Kedisiplinan .1 Pengertian Kedisiplinan

11 2.1.2 Teori Kedisiplinan 2.1.2.1 Pengertian Kedisiplinan Menurut Hasibuan 2009 : 193 kedisipilinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Menurut Sutrisno 2009 : 87 disiplin merupakan sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan. Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan.terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Dengan demikian bila peraturan atau ketetapan yang ada dalam peruasahaan itudiabaikan, atau sering dilanggar, maka karyawan mempunyai disiplin kerja yang buruk.Sebaliknya, bila karyawan tunduk pada ketetapan perusahaan, menggambarkan adanya kondisi disiplin yang baik.Dalam arti yang sempit dan lebih banyak dipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil dengan penyeliaan untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah pada sementara karyawan Siagian, 2002.

2.1.2.2 Macam-macam Disiplin

Mangkunegara 2004:129, mengatakan ada dua bentuk disiplin diantaranya yaitu : Universitas Sumatera Utara 12 1. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.Dengan preventive, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun ikilm organisasi dengan disiplin preventif.Begitu juga pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi.Disiplin preventive suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan untuk semua bagian sistem yang ada di dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. 2. Disiplin Korektif Disiplin koerektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatakan suatu peraturan dan menggerakkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yangberlaku pada perusahaan.Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara pelanggar.

2.1.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin

Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara 2004 :129, ada beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu : Universitas Sumatera Utara 13 1 Jam Kerja Jam kerja adalah jam datang karyawan ketempat kerja maupun pulang kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2 Izin Karyawan Izin karyawan adalah karyawan yang meningglkan pekerjaannya pada jam kerja atau jam kantor., baik untuk kepentingan perusahaan ataupun kepentingan pribadi dengan terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga bagi karyawan yang mengambil cuti. 3 Absensi Karyawan Absensi karyawan adalah tingkat kehadiran karyawan di tempat kerja yang diadakan perusahaan untuk melihat kehadiran para karyawan ditempat kerja.

2.1.2.4 Indikator-indikator Kedisiplinan

Hasibuan 2009 : 194, menyatakan bahwa pada dasarnya baynyak indicator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi., diantaranya adalah : 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan Kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh- sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Universitas Sumatera Utara 14 2. Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.Pimpinan harus member contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik . Jika teladan pimpinan kurang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik kurang berdisiplin, para bawahan yang akan kurang disiplin. 3. Balas Jasa Balas Jasa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karenan balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. 5. Waskat Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku moral, sikap , gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada hadir di tempat Universitas Sumatera Utara 15 kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. 6. Sanksi Hukuman Saknsi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindaka tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. 8. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesame karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat yang baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship,direct group relationship, dan cross relationship hendaknya harmonis. Universitas Sumatera Utara 16 2.1.3 Teori Insentif 2.1.3.1 Pengertian Insentif