commit to user
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah dari Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian dipaparkan,
pada bab ini diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal pratindakan pembelajaran menulis karangan narasi serta kemampuan menulis karangan narasi
siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro. Dengan demikian, pada bab ini akan dikemukakan tentang: 1 kondisi awal proses pembelajaran serta kemampuan
menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro, 2 pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian, dan 3 pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan
dilakukan dalam 3 siklus dengan 4 tahap dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta evaluasi dan
refleksi.
A. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran
menulis karangan narasi serta kemampuan awal siswa dalam menulis karangan narasi . Kondisi awal ini menjadi acuan untuk menentukan tindakan apa saja yang
akan dilakukan pada pembelajaran dalam siklus selanjutnya. Survei awal dilakukan pada hari kamis, 29 April 2010 pukul 07.30 sampai 09.00 WIB.
Pada kegiatan pratindakan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kemudian menanyakan siswa yang tidak masuk. Beberapa siswa menjawab
“nihil”. Apersepsi dimulai dengan sebuah pertanyaan yang diajukan oleh guru di depan kelas, yaitu, “Sudah pernahkan kalian mengarang?” Kemudian siswa pun
menjawab dengan serempak, “Sudah, Bu”. Pertanyaan selajutnya yang bertujuan
memancing siswa, “Kalian pernah mengarang tentang apa saja ?”. Beberapa
siswa menjawab dengan antusias, dengan suara keras. Ada yang menjawab pengalaman pribadi, obyek wisata bu, dst. Guru kemudian menjelaskan tentang
pembahasan materi pada pertemuan saat itu, yaitu narasi. Guru kemudian
commit to user 63
menerangkan mengenai pengertian karangan narasi dan meminta siswa untuk membuka buku panduan mereka. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan tema
apa saja yang cocok untuk karangan narasi dengan teman sebelahnya. Berdasarkan hasil pengamatan pratindakan tersebut dapat dikatakan bahwa
hasil karangan siswa SD Negeri Yosodipuro Surakarta dikategorikan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain : 1 siswa belum
mampu menuangkan ide; 2 perbendaharaan kosakata diksi siswa masih terbatas, sehingga banyak siswa yang masih menulang kata-kata dalam satu
alenia; 3 belum mampu menggunakan ejaan dan tanda baca secara tepat. Hal ini dapat dilihat dari hasil menulis yang diberikan guru pada saat survai awal
sebagian besar siswa tidak mendapatkan nilai yang memuaskan. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa secara keseluruhan belum memenuhi
aspek-aspek yang terdapat dalam karangan. Dalam hal ini, karangan siswa belum sesuai dengan aspek-aspek yang dinilai, yakni aspek isi, organisasi, kosakata,
penggunaan bahasa, dan mekanik tata bahasa, ejaan, kerapian tulisan. Jumlah siswa yang bisa mengorganisasikan gagasan secara baik dan lancar, serta memilih
kata dan penggunaan ejaan secara tepat masih dikategorikan rendah. Sehubungan dengan metode yang dipilih guru dalam pembelajaran,
diakui oleh guru bahwa beliau belum menemukan metode yang tepat dan mudah untuk mengajarkan materi menulis karangan narasi. Kesulitan ini diperparah
dengan rendahnya kemampuan menulis siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro . Di lain pihak, kesulitan yang dialami oleh guru sedikit banyak
dipengaruhi oleh ketiadaan media serta sumber pembelajaran yang tidak bervariatif. Adapun sumber belajar lain yang digunakan sekaligus sebagai bahan
evaluasi adalah LKS Bahasa Indonesia. Melihat kenyataan tersebut, tidak mengherankan jika siswa tampak tidak aktif selama proses pembelajaran. Metode
yang konvensional, ketiadaan media, sumber pembelajaran yang tidak bervariatif membuat siswa jenuh dan enggan mengikuti pembelajaran menulis narasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa diketahui bahwa pembelajaran menulis karangan narasi memang membosankan. Guru selalu
menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Di akhir
commit to user 64
pembelajaran, guru selalu memberikan tugas sebagai evaluasi. Selain menyebabkan kejenuhan, metode tersebut tidak memudahkan siswa untuk
memahami materi sebuah karangan meskipun materi tersebut diajarkan berulang- ulang oleh guru. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara pratindakan yang
dilakukan pada siswa. Dari 29 siswa, 14 siswa 48 menyatakan tidak menyukai cara mengajar yang digunakan guru. Di samping itu, materi yang diajarkan guru
kurang mengena. Siswa membutuhkan materi yang bisa menjawab pertanyaan “bagaimana cara menulis sebuah cerita yang baik?” bukan sekadar “apa yang
disebut dengan karangan narasi atau cerita yang baik?”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa kesulitan terbesar siswa dalam menulis karangan narasi disebabkan oleh tidak adanya ide.
Siswa tidak tahu apa yang mesti mereka tulis meskipun tema telah ditentukan. Ada juga beberapa siswa yang sudah memiliki ide tetapi tidak tahu cara
menuangkannya dalam sebuah karangan. Siswa kesulitan mengembangkan gagasannya dalam beberapa paragraf utuh. Sering kali di tengah kegiatan menulis,
siswa mandeg seakan kehabisan ide. Di samping itu, siswa merasa tidak bebas untuk menulis karena terbatasnya alokasi waktu yang diberikan. Dalam benak
siswa, siswa hanya ingin menyelesaikan cerita tanpa mempedulikan bagus atau tidaknya cerita.
Berdasarkan pretes yang dilakukan pada survei awal diketahui bahwa kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro masih tergolong
rendah. Rendahnya kemampuan menulis narasi tersebut tampak dalam indikator berikut ini:
1. Ide Cerita Tidak Digarap Secara Kreatif
Pada dasarnya, ide cerita yang dimiliki siswa tergolong segar. Akan tetapi pada praktiknya, siswa tidak dapat mengembangkan ide ceritanya secara
kreatif. Kebanyakan karangan yang dihasilkan siswa bertema cinta dan persahabatan dengan alur cerita yang hampir sama. Banyak pula ditemui
karangan narasi siswa yang memiliki alur hampir mirip dengan alur cerita dalam sinetron. Ide cerita yang tidak terkembangkan dengan baik berpengaruh
pada panjang cerita yang dihasilkan. Cerita yang ditulis siswa rata-rata tidak
commit to user 65
lebih dari 400 kata. Padahal sebuah karangan fiksi minimal terdiri atas 500 kata.
2. Siswa Kurang Bisa Mengembangkan Bahasa
Berdasarkan karangan narasi yang ditulis siswa diketahui pula bahwa siswa kurang bisa mengembangkan bahasa. Sejumlah kesalahan masih banyak
ditemui dalam penggunaan bentuk bahasa. Kata tidak disusun menurut aturan sintaksis yang tepat. Konstruksi kalimat yang disusun mengaburkan makna.
Hasilnya, bahasa menjadi tidak komunikatif sehingga maksud yang terkandung dalam sebuah cerita tidak tersampaikan dengan baik.
3. Pemanfaatan Potensi Kata Kurang
Berdasarkan beberapa cerita yang ditulis siswa, tampak bahwa potensi kata tidak dimanfaatkan secara maksimal. Siswa belum mampu memanfaatkan
kata dalam bentuk ungkapan-ungkapan yang indah. Akibatnya, bahasa terasa “garing” dan membosankan untuk dibaca.
4. Siswa Belum Mampu Mengorganisasikan Gagasan dengan Baik
Hal ini terlihat pada ekspresi tulisan yang kurang lancar. Gagasan dalam paragraf terpotong-potong sehingga kurang runtut. Hal ini menyebabkan
maksud yang terkandung tidak tersampaikan dengan baik. Di samping itu, gagasan yang tidak diorganisasikan dengan baik berpengaruh pada kelogisan
cerita. 5.
Siswa Masih Banyak Melakukan Kesalahan Mekanik Kesalahan yang ditemui dalam beberapa karangan siswa adalah
penggunaan ejaan seperti penulisan huruf kapital serta penggunaan tanda baca. Siswa juga sering menyingkat kata, misalnya “yg, pd, q, mk dan lain-lain”.
Berdasar hasil tes survei awal pada siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro rendahnya kemampuan menulis narasi teridentifikasi dari nilai
rata-rata menulis narasi yakni 55,13 sumber dari nilai menulis siswa kelas V SD Negeri Yosodipuro hanya 7 siswa 24,13 yang tuntas, sedangkan 22
siswa 75,86 belum mencapai ketuntasan belajar dari 29 siswa standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah
63 Data tersebut dapat dirinci pada Tabel 5 berikut.
commit to user 66
Tabel 5. Daftar Nilai Menulis Narasi Survei Awal Kelas V SD Negeri Yosodipuro Tahun Ajaran 20092010
No. Nama
Pre test
Jumlah keterangan
I II III IV V
1 Ifan Rizki Sunarto
17 7
9 6
3 42
Tidak Tuntas 2
Trisya Dinda A. 18 12 13
11 2
56 Tidak Tuntas
3 Wahyu Erianto
16 13 12 11
4 56
Tidak Tuntas 4
Alaina Gurnika 19 10 14
15 3
61 Tidak Tuntas
5 Anisa Purnamasari
19 14 14 13
4 64
Tuntas 6
Adi Cahyo Nugroho 16 10
8 6
3 43
Tidak Tuntas 7
Ahmad Gusali 18 14 14
14 3
63 Tuntas
8 Aditya Yudistira
16 11 10 13
3 53
Tidak Tuntas 9
Fitri Rusyana 18 13 12
12 3
58 Tidak Tuntas
10 Fery Dwi O.
16 12 10 12
3 53
Tidak Tuntas 11
Guntur Lenata D. 18 13 12
11 2
56 Tidak Tuntas
12 Ilham Soleil B.
17 13 10 11
4 55
Tidak Tuntas 13
Kristiyani S. 17 15 14
13 4
63 Tuntas
14 Lely Widyasari
16 14 14 15
4 63
Tuntas 15
Muhammad Daffa R. 17 15 14
14 3
63 Tuntas
16 Nur’aini Fitria
15 11 8
6 3
43 Tidak Tuntas
17 Nicko Pradwimas S.
16 11 10 10
3 50
Tidak Tuntas 18
Novia Desta S. 17 12 10
9 3
51 Tidak Tuntas
19 Pradipta Barly P.
15 10 10 11
3 49
Tidak Tuntas 20
Putriana W. 16 12 10
10 3
51 Tidak Tuntas
21 Puspa Dwiyanti
18 14 14 15
4 65
Tuntas 22
Yuaninda Ajeng P. 16 13 13
12 3
57 Tidak Tuntas
23 Yustizia Kusuma R.
18 13 11 12
2 56
Tidak Tuntas 24
Andi Abdullah 15 11 10
12 2
50 Tidak Tuntas
25 Diki Hardinata
15 11 13 12
3 54
Tidak Tuntas 26
Nehemia Koes Januar 15 12 11
12 3
53 Tidak Tuntas
27 Intan
15 12 12 14
2 55
Tidak Tuntas 28
Ferdian R. 16 15 16
16 3
66 Tuntas
29 Aviandra Nazarika
17 10 9
12 2
50 Tidak Tuntas
TOTAL 1599
≤63 = 22 siswa
≥63 = 7 siswa
RATA-RATA 55,13
Ket I : Isi V : Mekanik
II : Organisasi III : Kosakata
IV : Pengembangan Bahasa
commit to user 67
Berdasar pada analisis di atas, dapat dikemukakan dua hal pokok yang perlu diatasi, yaitu pembelajaran menulis narasi yang konvensional serta
kemampuan menulis narasi siswa yang rendah. Implikasinya, tindakan perlu dilakukan untuk mengatasi dua hal tersebut. Untuk itulah peneliti berdiskusi
dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya pada J um’at, 30 April
2010.
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian