commit to user 99
satu kelompok, memainkan benda, melamun saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari prasiklus sampai dengan siklus III, minat siswa di setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perkembangan positif siswa mendapat nilai 4 baik; 14 siswa mendapat nilai 3 sedang, 2 siswa mendapat nilai 2 kurang; siklus I tercatat 14
siswa mendapat nilai 4 baik; 12 siswa mendapat nilai 3 sedang, dan 3 siswa mendapat nilai 2 kurang; siklus II 16 siswa mendapat nilai 4
baik; 13 siswa mendapat nilai 3 sedang; siklus III tercatat 16 siswa mendapat nilai 5 sangat baik, 6 siswa mendapat nilai 4 baik; 6 siswa
mendapat nilai 3 sedang.
2. Kualiatas Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Penerapann metode pembelajaran investigasi kelompok juga mampu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan narasi pada
siswa kelas V SD. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator berikut:
a. Isi gagasan yang dikemukankan
Siswa mampu
menentukan ide
tulisan, gagasan
dan mengembangkannya dengan cara bekerja sama dengan kelompok. Hal
ini menjadikan isi tulisan siswa lebih berbobot. Gagasan atau ide tersebut dapat digali atau diperoleh dari berbagai sumber, antara lain
pengalaman, pengamatan, imajinasi, serta pendapat dan keyakinan. Topik siap dijadikan bahan tulisan manakala rancangan topik tersebut
dipusatkan pada hal-hal yang memang diketahui serta telah terbatas pada segi yang spesifik. Hal ini menjadi dasar bagi guru dalam
menentukan metode investigasi kelompok untuk diterapkan pada siswa dalam pembelajaran menulis narasi.
Pada setiap siklus, aspek ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I, skor terendah siswa dalam aspek ini adalah 15; sedangkan skor terendah siswa pada siklus
III adalah 17.
commit to user 100
b. Pengorganisasian Tulisan
Hasil kerja siswa berupa tulisan narasi pada setiap siklus menunjukkan bahwa siswa sudah mampu mengorganisasikan tulisan
dengan baik. Hal itu menjadikan tulisan siswa mudah dipahami oleh pembaca meskipun masih ada beberapa siswa yang memiliki tulisan
dengan gagasan yang meloncat-loncat tidak sistematis. Peningkatan kemampuan pada aspek ini tampak dalam skor
capaian siswa. Pada saat pretes, kemampuan siswa dalam mengorganisasikan tulisan masih tergolong rendah, dengan kisaran skor
7-18. Masih banyak diantara mereka yang kurang lancar dalam menuangkan ide, terpotong-potong dalam menyusunnya sehingga
pembaca sulit memahami maknanya. Pada saat postes, kisaran skor tersebut mengalami peningkatan hingga mencapai skor maksimal 19
dan skor minimal 13.
c. Pemanfaatan Kosakata
Dalam tulisan narasi yang dibuat, siswa sudah mampu memanfaatkan potensi kata. Siswa sudah mampu menggunakan
ungkapan-ungkapan yang memperindah karangan narasi. Hal ini menjadikan karangan narasi siswa tidak lagi membosankan untuk
dibaca.
d. Penggunaan Kaidah Bahasa Tulis