tertentu dari pasien yang telah mampu beradaptasi dengan program pengobatannya.
Menurut Horne dalam Noor 2009 mengenai hal yang memengaruhi kepatuhan dalam minum obat, yaitu perilaku responden misal, keyakinan, sikap
dan harapan yang akhirnya memengaruhi motivasi pasien untuk mulai dan menjaga perilaku minum obat, adanya hubungan interaksi dan komunikasi antara
dokter dan pasien dan intervensi agar kepatuhan minum obat terjadi misal petugas meminta pasien mengingat tentang aturan minum obat.
5.6 Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral
Pengaruh dukungan sosial terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi antiretroviral dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p=0,018 dimana nilai p0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H
ditolak dan H
a
diterima, artinya ada pengaruh antara dukungan terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi
antiretroviral di Puskesmas Teladan Kota Medan. Dukungan sosial merupakan motivasi dan bantuan yang diterima responden
dari orang terdekat dalam kehidupannya. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan peneliti diperoleh dari tabel 4.14. bahwa dukungan sosial di
Puskesmas Teladan Kota Medan sebagian besar responden memiliki dukungan sosial yang buruk sebesar 80,0. Dukungan sosial yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah ada dua yaitu dukungan sosial yang berasal dari keluarga pasien dan dukungan dari teman atau LSM. Dukungan keluarga yang dimaksud
Universitas Sumatera Utara
dari hasil penelitian ini yaitu keluarga senantiasa memberikan saranteguran apabila tidak memakan obat secara teratur, mengingatkan pasien tentang tujuan,
manfaat dan efek dari aturan makan obat serta mendampingi pasien pergi ke Puskesmas. Sedangkan dukungan dari teman atau LSM masih dalam hal
membantu pasien untuk mengatasi masalah saat menjalani ARV, berkumpul atau berjumpa dalam membicarakan masalah kondisi mereka dan membantu
meningkatkan kepercayaan diri pasien ketika berinteraksi dengan orang lain. Untuk mendapatkan dukungan sosial yang tinggi diperlukan bantuan dari
banyak pihak yaitu keluarga dekat, teman atau sahabat ODHA dan orang-orang terdekat untuk membantu mengingatkan ODHA dalam mengonsumsi obat sesuai
dengan jadwal yang ditentukan dan terus memberikan dukungan dalam hal apapun sehingga mereka merasa bahwa mereka diperdulikan dan disayangi.
Namun dilihat dari hasil penelitian sebanyak 25 responden yang sudah membuka diri kepada keluarga, sedangkan yang 75 responden lainnya belum
mencertikatakan dan memberitahukan kepada keluarga. Sehingga dukungan keluarga masih kurang, bagaimana orang ingin memberikan dukungan, teguran
dan motivasi untuk patuh dalam menjalani terapi antiretroviral sedangkan mereka tidak tahu. Padahal dukungan keluarga yang paling utama dibutuhkan untuk
meningkatkan kepatuhan dalam menjalani setiap kegiatan apapun apalagi terhadap pengobatan yang sedang dijalanin oleh pasien.
Faktor dukungan sosial dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan, nilai serta membantu menentukan program
pengobatan yang dapat diterima mereka. Namun, kebanyakan pasien HIVAIDS
Universitas Sumatera Utara
yang ada di Puskesmas Teladan mengakui bahwa kebanyakan dari keluarga mereka tidak mengetahui kalau responden mengidap penyakit tersebut. Sehingga,
kebanyakan dukungan sosial yang berasal dari keluarga buruk. Menurut Nursalam dalam Mahardining 2010, beberapa pendapat
mengatakan bahwa dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang sangat akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan keluarga merupakan sumber
dukungan yang paling penting. Menurut Niven 2002 terdapat pengaruh dukungan sosial terhadap
kepatuhan. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga lain merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap
program-program medis. Keluarga dapat mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan dapat mengurangi godaan terhadap ketidaktaatan atau
ketidakpatuhan. Sumber-sumber dukungan sosial menurut Khan Antonoucci dalam Siregar 2009 terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :
a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu yang selalu ada sepanjang hidupnya, yang selalu bersama dan mendukungnya. Misalnya keluarga dekat,
pasangan suamiistri dan teman-teman dekat. b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan
dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai dengan waktu. Sumber ini meliputi teman kerja, tetangga, keluarga dan sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan sosial dan memiliki peran yang sangat cepat berubah.
Universitas Sumatera Utara
Sumber dukungan yang dimaksud meliputi supervisor, tenaga ahliprofesional dan keluarga jauh.
Menurut asumsi peneliti, dalam penelitian ini yang menjadi dukungan sosial terdapat dalam kategori yang pertama pada jenis sumber dukungan sosial
diatas yaitu didukung oleh keluarga dekat, pasangan suamiistri dan teman-teman dekat atau sesama penderita HIVAIDS.
Hal ini sejalan dengan penelitian Velisitas Lumbanbatu mengenai faktor- faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ODHA dalam menjalani terapi
antiretroviral di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012. Dimana secara statistik nilai p=0,047 bahwa ada hubungan bermakna antara dukungan sosial khususnya
keluarga keluarga dekat, pasangan suamiistri atau teman-teman dekat terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi antiretroviral.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan