commit to user
19 d.
Pengawasan terhadap perusahaan Variabel penting lainnya adalah
control
atau pengawasan terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan
hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber internal
saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil
penjualan saham baru akan melemahkan
control
dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula jika perusahaan
membiayai ekspansi dengan menggunakan hutang maka risiko finansialnya akan lebih besar. Mempercayakan pada pembelanjaan
internal dalam rangka usaha mempertahankan
control
terhadap perusahan, berarti mengurangi
dividend pa yout ratio
nya.
3. Berbagai Macam Kebijakan Dividen
Menurut Riyanto 1994:204, terdapat berbagai macam kebijakan
dividen yang dilakukan oleh perusahaan, antara lain:
a. Kebijakan dividen stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap
tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang
stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan
commit to user
20 tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya
dividen per lembar saham dinaikkan. Alasan-alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain:
1. Kebijakan dividen stabil yang dijalankan oleh suatu perusahaan
akan memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa-masa mendatang.
Apabila pendapatan suatu perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi dividen yang dibayarkan, maka
kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan apabila dividennya dikurangi. Dengan demikian,
manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor dengan melalui politik dividen yang stabil.
2. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang
diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil. Mereka lebih senang
membayar harga ekstra bagi saham yang akan dapat memberikan dividen yang sudah dapat dipastikan jumlahnya.
3. Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar modalnya
bahwa organisasi atau yayasan-yayasan sosial, perusahaan- perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dan lain-lain hanya
diizinkan menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen
stabil.
commit to user
21 b.
Kebijakan dividen yang penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih
baik, perusahaan akan membayarkan dividen ekstra atas jumlah minimal tersebut. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah
dividen yang minimal setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi di lain pihak apabila keadaan
keuangan perusahaan baik, maka pemodal akan menerima dividen minimal tersebut ditambah dengan dividen tambahan. Apabila keadaan
keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen yang minimal saja.
c. Kebijakan dividen dengan penetapan
dividend pa yout ratio
yang konstan.
Perusahaan menjalankan kebijakan ini menetapkan
dividend pa yout ratio
yang konstan, misalnya 50. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan
berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba bersih yang diperoleh setiap tahunnya.
d. Kebijakan dividen yang fleksibel
Yaitu penetapan
dividend pa yout ratio
yang fleksibel, yang besarnya setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan
kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
commit to user
22
4. Teori Kebijakan Dividen