commit to user
44
K. Kerangka Pemikiran
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
Dari skema kerangka pemikiran tersebut, dapat diketahui bahwa model dalam penelitian ini adalah meneliti mengenai pengaruh
institusiona l ownership, free ca sh flow, growth opportunities, fina ncia l levera ge
dan
firm size
terhadap kebijakan dividen dengan menempatkan kebijakan dividen sebagai variabel dependen dan
institusiona l ownership, free ca sh flow, growth opportunities, fina ncia l levera ge
dan
firm size
sebagai variabel independen.
Kebijakan Dividen
Free Ca sh Flow
Growth Opportunities Institusiona l
Ownership
Fina ncia l Levera ge
Firm Size
commit to user
45
L. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan kerangka
penelitian tersebut, hipotesis-hipotesis yang dibentuk dalam penelitian ini bersumber pada penelitian terdahulu.
Pengaruh
Institusional Ownership
Terhadap Kebijakan Dividen
Adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan para pemegang saham menyebabkan adanya konflik keagenan. Hal ini terjadi karena manajer
berusaha untuk mengutamakan kepentingan pribadinya yang tidak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Konflik ini dapat dikurangi dengan
adanya suatu sistem pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan- kepentingan yang berbeda antara manajer dan pemegang saham. Tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan pengawasan yang lebih besar dari investor institusional sehingga menghalangi perilaku
opportunistik manajer. Adanya kepemilikan institusional dimaksudkan untuk mengawasi manajemen agar dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan
kepentingan pemegang saham dan dana berlebih yang tersedia di perusahaan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi manajer. Selain itu,
monitoring agent
memainkan peranan secara aktif dan konsisten di dalam melindungi investasi saham yang mereka pertaruhkan di dalam perusahaan.
Menurut Chasanah 2008, kepemilikan saham institusi akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen,
sehingga manajemen akan menunjukkan kinerja yang baik yang akan dapat
commit to user
46 meningkatkan keuntungan perusahaan. Kenaikan keuntungan ini berdampak
pada peningkatan dividen, sehingga kepemilikan institusional yang meningkat akan meningkatkan
dividend pa yout ratio.
Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
dividend pa yout ratio.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Istiqomah 2006 yang menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen. Istiqomah 2006 menyatakan bahwa investor institusional cenderung menyukai dividen yang tinggi daripada
ca pita l gain
. Adanya arah hubungan yang positif antara
institusiona l ownership
dan kebijakan dividen tersebut sesuai dengan teori “
bird in the ha nd”
yang menyatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan
yang diharapkan dari keuntungan modal
ca pita l gain
karena komponen hasil dividen risikonya lebih kecil dari komponen keuntungan modal
ca pita l gain
. Penelitian lain yang dilakukan oleh Han, Lee dan Suk 1999 dan Short,
Zhang dan Keasey 2002 dalam Kouki dan Guizani 2009 juga menemukan bahwa
institusiona l ownership
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha
1
:
Institusional Ownership
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
commit to user
47
Pengaruh
F ree Cash F low
Terhadap Kebijakan Dividen
Menurut Sartono
2001:293, posisi
kas perusahaan
harus dipertimbangkan manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan
dividen. Dividen merupakan
cash outflow
, sehingga semakin besar posisi kas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibagikan. Meskipun
perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi namun apabila posisi kas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik, perusahaan mungkin tidak
dapat membayar dividen. Misalnya, apabila perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai investasinya atau perusahaan tersebut
sedang tumbuh sehingga sebagian besar dananya tertanam dalam aktiva tetap dan modal kerja, maka kemampuannya untuk membayar dividen kas pun
sangat terbatas. Menurut Rosdini 2009, posisi kas yang benar-benar tersedia bagi pemegang saham akan tergambar pada
free ca sh flow
yang dimiliki oleh perusahaan.
Sesuai teori keagenan, apabila perusahaan mempunyai
free ca sh flow,
manajer perusahaan mendapat tekanan dari pemegang saham untuk membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan untuk mencegah
pihak manajemen menggunakan
free ca sh flow
untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan cenderung merugikan para pemegang saham.
Oleh karena itu, pihak manajemen membagikan
free ca sh flow
agar dapat menekan biaya agensi atau
a gency cost.
Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa
free ca sh flow
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Yaitu semakin besarnya
free
commit to user
48
ca sh flow
aliran kas bebas yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi jumlah dividen yang dibagikan kepada investor. Penelitian yang dilakukan oleh
Mollah, Keasey dan Short 2000 juga Holder, Langrehr dan Hexter 1998, menemukan bahwa
free ca sh flow
berpengaruh positif terhadap
dividend pa yout ratio.
Hasil penelitian-penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosdini 2009 yang juga menemukan bahwa
free ca sh flow
berpengaruh positif terhadap
dividend pa yout ratio
. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
Ha
2
:
F ree Cash F low
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengaruh
Growth Opportunities
Terhadap Kebijakan Dividen
Higgins 1972 dalam Amidu dan Abor 2006 menunjukkan bahwa
dividend pa yout ratio
berhubungan secara negatif dengan kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai kesempatan pertumbuhannya. Perusahaan yang
memiliki kesempatan pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan dana investasi yang lebih besar sehingga akan cenderung mengurangi pembayaran
dividen karena pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk membiayai keperluan investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi kesempatan pertumbuhan
perusahaan, maka semakin kecil jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini sesuai dengan argumen Riyanto 1994 yang
menyatakan bahwa semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, semakin besar kebutuhan dana di waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya. Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk
commit to user
49 menahan pendapatannya daripada dibayarkan sebagai dividen dengan
mengingat batasan-batasan biayanya. Penelitian yang dilakukan oleh Saxena 1999, Amidu dan Abor
2006, Holder, Langrehr dan Hexter 1998 menemukan bahwa
growth
berpengaruh negatif terhadap
dividend pa yout ratio
. Hasil penelitian- penelitian tersebut mendukung hasil penelitian Rozeff 1982 yang
menemukan bahwa
pa st growth da n future growth
berpengaruh negatif terhadap
dividend pa yout ratio
. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
Ha
3
:
Growth opportunities
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh
F inancial Leverage
Terhadap Kebijakan Dividen
Menurut Sartono 2001:120,
fina ncia l levera ge
menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya. Jika perusahaan
menggunakan hutang semakin banyak, maka semakin besar beban tetap yang berupa bunga dan angsuran pinjaman pokok yang harus dibayar. Apabila
perusahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari
pendapatannya untuk keperluan tersebut, sehingga hanya sebagian kecil pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Rozeff 1982
menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
fina ncia l levera ge
yang tinggi
commit to user
50 cenderung membayar
dividend pa yout ratio
yang rendah untuk mengurangi biaya transaksi yang berkaitan dengan pendanaan eksternal.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nuringsih 2005, Jensen, Solberg dan Zorn 1992 serta Gugler dan Yurtoglu 2003, menemukan
bahwa hutang berpengaruh negatif terhadap
dividend pa yout ratio
. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar proporsi
hutang yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin rendah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham.
Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha
4
:
F inancial Leverage
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh
F irm Size
Terhadap Kebijakan Dividen
Menurut Chang dan Rhee 1990 dalam Nuringsih 2005, perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang besar daripada perusahaan kecil.
Suatu perusahaan besar dan sudah mapan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal. Kemudahan akses ke pasar modal ini cukup berarti bagi
fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana yang lebih besar sehingga dapat membayar dividen yang besar kepada pemegang saham.
Sebaliknya, perusahaan dengan skala kecil tidak mudah melakukan penambahan modal karena terbatasnya informasi dan akses ke pasar modal.
Oleh karena itu, perusahaan kecil memandang laba ditahan merupakan sumber dana terbaik yang dapat dihimpun untuk memenuhi tambahan modal baru.
commit to user
51 Sehingga perusahaan kecil cenderung membayar dividen yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Hatta 2002, Crutchley dan Hansen 1989 dalam Nuringsih 2005, Holder, Langrehr dan Hexter 1998 menemukan
bahwa
firm size
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
Ha
5
:
F irm size
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
commit to user
52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis pengaruh
institusiona l ownership, free ca sh flow, growth opportunities, fina ncia l
levera ge
dan
firm size
terhadap kebijakan dividen, maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian penjelasan
expla na tory resea rch
. Penelitian penjelasan
expla natory resea rch
yaitu penelitian yang memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji
hipotesis yang dirumuskan.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu Indriyanto dan Supomo,
1999:115. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2006-
2009.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan diselidiki dan dianggap dapat mewakili populasi. Perusahaan yang