Sosiolinguistik Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup berkelompok

xlvi 5 Faktor-faktor penyebab yang kurang mendukung peningkatan kemampuan berbahasa Jawa krama murid-murid SD dan SMP di Kodia Surakarta adalah sebagai berikut: 1 buku-buku bacaan dan majalah berbahasa Jawa, baik di sekolah maupun di rumah kurang tersedia, 2 keteladanan dalam hal pemakaian bahasa Jawa krama yang baik dan benar dari para orang tua dan guru kurang, 3 kurang adanya motivasi yang kuat dalam diri para murid untuk mempelajari bahasa Jawa secara intensif. B. Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya adalah teori sosiolinguistik dan teori tingkat tutur. Pembahasan kajian teori selanjutnya akan berkaitan dengan hal-hal yang terdapat dalam rumusan masalah.

1. Sosiolinguistik Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup berkelompok

bersama dengan ”species”nya. Dalam tiap kegiatan kelompok itu, manusia selalu berurusan dan bergantung dengan bahasa dalam arti selalu menggunakan bahasa. Manusia setiap kali menggunakan bahasa selalu dalam bentuk berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Dengan demikian, beragam-ragam tingkah laku manusia selalu berhubungan dengan pemakaian atau penggunaan bahasa. ”Pemakaian atau penggunaan bahasa oleh penutur-penutur tertentu dalam keadaan-keadaan yang sewajarnya untuk tujuan-tujuan tertentu di dalam masyarakat menjadi bahan kajian sosiolinguistik” Nababan, P.W.J., 1984:20. xlvii Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakaiannya di dalam masyarakat. Ini berarti bahwa sosiolinguitik memandang bahasa pertama-tama sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Sementara itu, yang dimaksud dengan pemakaian bahasa atau penggunaan bahasa language use adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi kongkret menurut Appel dalam Suwito, 1985:2. Di dalam masyarakat seseorang tidak lagi dipandang sebaga individu yang terpisah dari yang lain. Ia merupakan anggota dari kelompok sosialnya. Oleh karena itu, bahasa dan pemakaian atau penggunaan bahasanya tidak diamati secara individual, tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatannya di dalam masyarakat. Dengan kata lain bahasa dipandang sebagai gejala indvidual dan juga merupakan gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian atau penggunaan bahasa ditentukan oleh faktor-faktor linguistik dan faktor-faktor nonlinguistik, antara lain faktor-faktor sosial. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian atau penggunaan bahasa, misalnya status sosial, tingkat pendidikan, usia, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya. Di samping itu, pemakaian atau penggunaan bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu siapa yang berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa seperti yang dirumuskan oleh Fishman dalam Suwito, 1985:3 ”Who speaks what language to whom and when”. jadi, sosiolinguistik ialah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Atau dengan kata lain xlviii sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan variasi yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan sosial Nababan P.W.J.,1984:2. Setiap bidang ilmu tentu mempunyai kegunaan dalam kehidupan praktis. Begitu juga dengan sosiolinguistik. Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak. Pertama, sosiolinguistik dapat dimanfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada pemakai bahasa dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus digunakan jika berbicara dengan orang tertentu. Kedua, sosiolinguistik bermanfaat dalam pengajaran bahasa di sekolah.

2. Variasi Bahasa Berkenaan dengan variasi bahasa, Soepomo Poedjasoedarma 1975:31-41