Leksikon Krama Leksikon Bahasa Jawa dari Segi Bentuk

lxiv kriyin ‘dahulu’, caket ‘dekat’, kiyambak ‘sendiri’, kiyambake ‘dia’, dan sebagainya.

c. Leksikon Krama

”Leksikon krama sebenarnya merupakan bentuk halus dari leksikon ngoko” Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, 2004:31. Pemakaian leksikon krama ini sama dengan pemakaian leksikon ngoko dan madya, yaitu dapat dipakai oleh O1, O2, dan O3 seperti contoh di bawah ini. 32 Kula badhe dhateng Madiun. ‘Saya akan ke madiun’. 33 Panjenengan badhe dhateng Madiun? ‘Kamu akan ke Madiun?’ 34 Piyambakipun badhe dhateng madiun? ‘Dia akan ke madiun?’ Kata badhe ‘akan’ dan dhateng ‘ke’ pada kalimat 32--34 tergolong leksikon krama yang dapat digunakan oleh orang pertama kula ‘saya’ pada kalimat 32, oleh orang kedua panjenengan ‘kamu’ seperti pada kalimat 33, dan oleh orang ketiga piyambakipun ‘dia’ seperti pada kalimat 34. Kata kula, panjenengan, dan piyambakipun dalam contoh di atas tergolong leksikon krama. Leksikon krama merupakan bentuk halus dari leksikon ngoko. Semua leksikon krama pasti mempunyai leksikon ngoko. Misalnya Krama Ngoko Makna jene kuning ‘kuning’ inggil dhuwur ‘tinggi’ nembe mentas ‘baru’ pajeng payu ‘laku’ lxv Menurut Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka 2004:32 ”bentuk leksikon krama dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1 leksikon krama yang bentuknya sama sekali berbeda dengan bentuk ngoko dan 2 leksikon krama yang bentuknya merupakan perubahan leksikon ngoko.” Leksikon krama yang bentuknya sama sekali berbeda dengan bentuk ngoko tampak seperti contoh di bawah ini. Krama Ngoko Makna ageng gedhe ‘besar’ selo watu ‘batu’ ajrih wedi ‘ takut’ lingsem isin ‘malu’ Leksikon krama yang bentuknya merupakan perubahan leksikon ngoko tampak seperti contoh berikut ini. Krama Ngoko Makna bibar bubar ‘selesai’ bingkar bungkar ‘bongkar’ nyobi nyoba ‘mencoba’ dereng durung ‘belum’ kilak kulak ‘beli untuk dijual’

d. Leksikon Krama Inggil