Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

xciii Penyediaan data dilakukan dengan menggunakan teknik rekam.Teknik rekam yang dipakai dengan merekam penggunaan bahasa dengan alat perekam tape recorder kecil. Pelaksanaan perekaman ini dilakukan di rumah responden dan di rumah peneliti dilakukan di rumah peneliti hanya dua responden untuk melengkapi data yang belum terekam. Setelah itu, peristiwa tutur yang direkam itu kemudian ditranskripsikan secara ortografis ke dalam tulisan latin ke dalam kartu data yang sudah disediakan agar lebih mudah dilakukan analisis data

E. Metode Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan pendekatan kontekstual- sosiolinguistik, artinya perlu mempertimbangkan konteks sosial yang ada di luar bahasa, seperti penutur siapa yang berbicara, kepada siapa mitra tutur, waktu, tempat, usia, dan hal yang dituturkan, dan khususnya dengan menggunakan konsep komponen tutur sebagai dasar ancangannya dari Soepomo Poedjasoedarma 1985 dan Hymes 1974, serta konsep pepenget atau faktor yang dikemukakan oleh Haryana Harjawiyana dan Th. Supriya 2001:13. Menurut Haryana Harjawiyana dan Th. Supriya 2001:13-14 untuk menghormati orang lain dalam unggah-ungguhing basa perlu memperhatikan ”pepenget atau faktor yang meliputi faktor usia, faktor peprenahan, faktor drajat pangkat, faktor drajat semat, fsaktor darah, faktor kualitas pribadi faktor tetepangan”. Faktor peprenahan Suwito 1985:6 menyebutnya dengan istilah pernah atau kapernah, yaitu ”hubungan perkerabatan dalam tata masyarakat Jawa”. Selanjutnya Konsep komponen tutur yang dimaksud adalah dimunculkan oleh Dell Hymes 1974 dan Soepomo Poedjasoedarmo 1985. xciv Komponen tutur menurut Soepomo Poedjasoedarmo 1985:80-99 adalah a pribadi penutur atau orang pertama O1; b anggapan penutur terhadap kedudukan sosial dan relasinya dengan orang yang diajak bicara O2; c kehadiran orang ketiga O3; d maksud dan kehendak si penutur; e warna emosi si penutur; f nada suasana bicara; g pokok pembicaraan; h urutan bicara; i bentuk wacana; j sarana tutur; k adegan tutur; l lingkungan tutur; m. norma kebahasaan lain. Adapun komponen tutur yang diperhitungkan untuk menganalisis data adalah 1 penutur atau pembicara O1, 2 mitra tutur atau lawan tutur atau lawan bicara O2, 3 situasi tutur atau situasi bicara, 4 tujuan tutur, dan 5 hal yang dituturkan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1 Menentukan siapa penuturnya Penutur sebagai orang pertama O1 yang berbicara kepada mitra tutur O2 akan mempertimbangkan keberadaan mitra tuturnya mempertimbangkan corak hubungan antara penutur dan mitra tutur. Hal ini berkaitan dengan pemilihan bentuk bahasa Jawa yang digunakan oleh pentur kepada mitra tutur; 2 Menentukan siapa mitra tuturnya Mitra tutur sebagai O2 yang diajak berbicara akan menyesuaikan diri dengan penuturnya. Artinya mitra tutur akan mempertimbangkan bagaimana corak hubungan antara mitra tutur dengan penutur, yaitu apakah mereka akrab atau tidak akrab, kenaltidak kenal, lebih muda tua. Hal ini berkaitan dengan pemilihan bentuk bahasa Jawa yang digunakannya; 3 Menetukan situasi tutur xcv Situasi tutur berkaitan dengan waktu dan tempat. Kapan dan di mana tuturan itu berlangsung akan menetukan bentuk pemilihan bahasa Jawa yang digunakan oleh penutur maupun oleh mitra tutur; 4 Menentukan tujuan tutur; 5 Menentukan hal yang dituturkan Hal yang dituturkan dapat berupa benda, manusia, dan sebagainya. Manusia sebagai pihak ketiga atau orang yang dibicarakan O3 dapat hadir ataupun tidak hadir. Untuk menentukan pihak ketiga O3 perlu dipertimbangkan corak hubungan antara penutur dan mitra tutur dengan dengan pihak tiga O3, yaitu apakah mereka akrab, O3 lebih tuamuda dari O1 dan O2, status sosial O3. Kehadiran pihak ketiga O3 berkaitan dengan pemilihan bentuk bahasa Jawa yang digunakan oleh O1O2. 6 Menentukan faktor usia Orang yang usianya lebih muda menghormati orang yang usianya lebih tua. Hali ini berkaitan dengan pemilihan bentuk bahasa Jawa yang akan digunakan oleh O1 maupun O2. 7 Menentukan faktor peprenahan kekerabatan Orang yang lebih muda menghormati saudara yang lebih tua. Adik menghormati kakak. Anak menghormati orangtua. Cucu menghormati kakek dan nenek. Kemenakan menghormati paman dan bibi. Hal ini berkaitan dengan pemilihan bahasa Jawa yang akan digunakan oleh O1 maupun O2. 8 Menentukan faktor drajat pangkat status sosial Murid menghormati guru. Pegawai menghormati pimpinan. hal ini berkaitan dengan pemilihan bahasa Jawa yang akan digunakan oleh O1 maupun O2. xcvi 9 Menentukan faktor keakraban Hubungan antara penutur dengan mitra tutur belum saling mengenal cenderung menggunakan bahasa Jawa krama. Hymes 1974:53:62 mengemukakan 16 komponen tutur yang terdiri dari 1 message form, 2 message content, 3 setting, 4 scene, 5 speaker atau sender, 6 addresser, 7 hearer, atau receiver, atau audience, 8 addressee, 9 purposes, atau outcomes, 10 purposesgoals, 11 key, 12 channels, 13 forms of speach, 14 norms of interaction, 15 norms of interpretation, dan 16 genres. Hymes dalam Wardhaugh, 1988:238:241 mengusulkan formulasi mnemonik SPEAKING yang merupakan kependekan dari setting dan scene S, participant P, ends E, act sequence A, key K, instrumentalities I, norms of interaction N, dan yang terakhir genre G. Misalnya: perhatikan ilustrasi berikut dan tuturan di bawah ini.. 1 Pada siang hari seorang ibu datang ke rumah orang tua Anita. Ibu tersebut ingin bertemu dengan ibu Anita. Kebetulan pada waktu itu ibu Anita masih tidur. Yang ada Anita kemudian ia mengatakan kepada tamu tersebut demikian. Penutur: Mangga Bu, pinarak. Madosi sinten?Buke taksih sare. ’Mari Bu, silakan duduk. Mencari Siapa? Ibu masih tidur?’ 2 Ketika adiknya dicari teman sebayanya dan adiknya masih tidur waktu itu, dia kemudian mengatakan seperti di bawah ini. Penutur : Adhik isih turu. ’Adik masih tidur’. xcvii 3 Pada waktu ibu Anita sedang membuat roti ada yang mencarinya. Yang mecari itu usianya sebaya dengan ibunya. Anita kemudian mengatakan seperti di bawah ini.dicari Penutur: Ibu taksih ndamel roti. ‘Ibu masih membuat roti.’ 4 Yang mencari ibunya itu usianya sebaya dengan dirinya, Anita kemudian mengatakan demikian. Penutur: Ibu isih nggawe roti. ’Ibu masih membuat roti.’ Berdasarkan data 1, 2, 3, dan 4 penutur dapat menerapkan unggah- ungguhing basa atau tingkat tutur ngoko, krama dengan baik. Penutur mengerti dengan siapa ia berbicara, lawan bicaranya itu usianya lebih muda atau lebih tua.

F. Metode Penyajian Hasil Analisis Data