Ketentuan Umun Paket Manfaat BPJS Kesehatan

2.5.3. Ketentuan Umun Paket Manfaat BPJS Kesehatan

1. Pelayanan Konferehensif JKN memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara konferehensif sesuai dengan kebutuhan medis peserta. Artinya, upaya pelayanan yang diberikan kepada peserta meliputi: a Promotif peningkatan status kesehatan; b Preventif pencegahan penyakit; c Kuratif pengobatan; d Rehabilitatif pengembalian bekas penderita ke masyarakat. 2. Pelayanan Berjenjang JKN menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis peserta. Pelayanan kesehatan terdiri atas: a Pelayanan kesehatan tingkat pertama di puskesmas, klinik, praktek dokter, atau rumah sakit kelas D pratama. b Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan di klinik spesialis, rumah sakit umum, rumah sakit khusus. 3. Aspek perluasan peserta Perluasan kepesertaan yang akan dikelola BPJS Kesehatan dan penyetaraan paket layanan yang dijamin dilakukan dengan tahapan sebagai berikut Situmorang, 2013: 254-256: a Peserta Askes PNS dan pensiunan PNS akan berganti nama menjadi peserta JKN, karena sebelumnya secara sik sudah dikelola oleh PT. Askes Persero berubah menjadi BPJS Kesehatan. Universitas Sumatera Utara b Penduduk miskin dan tidak mampu peserta JAMKESMAS yang mendapat bantuan iuran dari pemerintah yang sebelumnya dikelola oleh kementrian kesehatan akan dikelola oleh BPJS Kesehatan. Peserta tidak membayar iuran, tetapi mendapat bantuan iuran dari pemerintah yang dibayarkan kepada BPJS. c Seluruh pegawai negeri anggota TNI dan POLRI yang sebelumnya dikelola oleh dinas kesehatan masing-masing angkatan akan dikelola oleh BPJS Kesehatan. d Pemberi kerja swasta yang sebelumnya mendaftarkan diri dan pekerjanya ke PT Persero Jamsostek, mulai Januari 2014 mendaftarkan ke BPJS Kesehatan. e Penegakan hukum bagi pemberi kerja agar menjamin kesehatan pekerjanya beserta anggota keluarga akan dilakukan secara bertahap sampai tahun 2019. Dalam periode ini akan terjadi penambahan peserta yang dikelola oleh BPJS Kesehatan dengan tahapan sebagai berikut: 1 Peserta Jamkesda baik yang sebelumnya dikelola oleh PT. Askes dengan nama Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum PJKMU ataupun yang dikelola dengan skema lain harus bergabung menjadi peserta BPJS Kesehatan paling lambat tahun 2016. 2 Penegakan hukum dengan sanksi administratif dan sanksi layanan publik akan dilakukan secara bertahap. Penegakan hukum ditujukan terlebih dahulu kepada pemberi kerja Universitas Sumatera Utara dengan jumlah karyawan besar yang belum menjamin karyawan pekerjanya. Sementara pemberi kerja yang sebelumnya telah menyediakan jaminan kesehatan melalui asuransi komersial atau menjamin sendiri self-insured mendapat masa tunggu wait and see sampai awal tahun 2019. Pemberi kerja ini dapat mendaftarkan pekerjanya kapan saja selama tahun 2014-2019. Penegakan hukum dilakukan secara sistematik mulai dari pemberi kerja dengan jumlah pekerja lebih dari 100 orang, menyusul pemberi kerja dengan jumlah pekerja 50-100 orang dan seterusnya sampai pemberi kerja dengan pekerja satu orang termasuk rumah tangga mendaftarkan pekerjanya kepada BPJS Kesehatan di tahun 2019. 3 Pekerja mandiri bukan penerima upah yang mendapatkan penghasilan dari usaha sendiri mendaftarkan diri kapan saja selama tahun 2014-2019. 4 Di tahun 2019, tidak boleh lagi ada pekerja yang tidak terdaftar dalam BPJS Kesehatan. 4. Aspek paket manfaat dan iuran Paket manfaat yang dijamin adalah semua layanan yang berindikasi medis. Artinya, jika dokter mendiagnosis ada penyakit yang harus diobati, maka pengobatan itu dijamin. Namun karena pemerintah membayar iuran bagi penduduk miskin dan tidak mampu masih berbeda Universitas Sumatera Utara dengan rata-rata besaran iuran untuk pekerja penerima upah, untuk tahap awal kelas perawatan masih berbeda. Penerima bantuan iuran PBI, penduduk miskin dan tidak mampu berhak mendapat perawatan di kelas III Rumah sakit pemerintah maupun swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sedangkan yang membayar iuran berhak dirawat di kelas II atau kelas I, tergantung besaran upah atau golongan pangkat pegawai negeri. Ketika pemerintah sudah membayar iuran sebesar rata-rata iuran per orang pekerja penerima upah dan rumah sakit sudah siap memberikan layanan standar, maka kelas perawatan akan disamakan untuk semua. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak perlu lagi menyediakan dana operasional bagi puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. Jadi kewajiban pemerintah dialihkan dari penyediaan langsung layanan ke pembayaran iuran bagi penduduk miskin dan tidak mampu diperkirakan dicapai 2019. Tim ahli Dewan Jaminan Sosial Nasional DJSN, Universitas Indonesia, Universitas lain, BANK Dunia, Tim ASKES, Tim JAMSOSTEK dan tim Nasional Percepatan dan penangulangan kemiskinan TNP2K mengusulkan besaran iuran sementara yang harus dibayar oleh pemerintah untuk penduduk miskin dan tidak mampu adalah Rp.27.000 per orangbulan. Besaran iuran ini masih mempertimbangkan RS milik pemerintah masih mendapat dana APBNAPBD. Sedangkan besaran iuran untuk pekerja penerima upah berkisar antara 5-6 dari upah. Porsi iuran pekerja dan pemberi kerja diusulkan antara 2-3 pekerja dan Universitas Sumatera Utara 3-4 pemeberi kerja. Dengan kontribusi iuran oleh pekerja, maka diharapkan pekerja memiliki daya kontrol kepada BPJS. Besaran iuran nominal bagi pekerja bukan penerima upah diperhitungkan sama dengan rata-rata besaran iuran per orang per bulan yang diterima 5-6 upah sebulan. Besaran iuran tambahan per orang bagi pekerja yang memiliki anak lebih dari tiga orang atau ingin menjamin orang tua adalah 1 dari upah per orang per bulan. Besaran iuran bagi pekerja penerima upah diperkirakan sebesar 100 rata-rata iuran per orang per bulan. Selama masa transisi dua besaran iuran yaitu setara 100 penerima upah untuk perawatan kelas II dan 125 untuk perawatan di kelas I. Dengan demikian terjadi sistem yang berkeadilan dimana semua penduduk bertanggungjawab atas dirinya dengan mengiur yang porsinya terhadap penghasilan yang relatif sama. Yang berpenghasilan rendah mengiur dengan nilai nominal lebih kecil dan yang berpenghasilan tinggi mengiur dengan nominal yang lebih besar, tetapi presentasi upahpenghasilan relatif sama. Dengan demikian terjadi subsidi silang atau kegotong royongan nasional antara mereka yang lebih kaya kepada yang lebih miskin, yang muda kepada yang tua, dan yang sehat kepada yang sakit. Universitas Sumatera Utara 5. Prosedur Pelayanan Kesehatan Bagan 2.1 PROSEDUR UMUM Peserta Fasilitas kesehatan tingkat pertama Puskesmas Klinik Praktek dokter umum gigi RS kelas D Pratama Membawa kartu peserta BPJS Kesehatan Fasilitas kesehatan tingkat kedua Rujuk balik Klinik spesialis RS umumkhusus Membawa: - kartu peserta BPJS kesehatan - rujukan dari Faskes tingkat pertama Gawat Darurat diperbolehkan langsung ke Feskes tingkar lanjutan Bagan 2.2 PROSEDUR PELAYANAN RAWAT JALAN DI FASKES TINGKAT PERTAMA Peserta Membawa kartu BPJS Kesehatan Klinik Puskesmas Praktek Dokter -Faskes memberikan pelayanan kesehatan - Pesertakeluarga menandatangani surat bukti pelayanan Pulang Surat rujukan ke Faskes tingkat lanjut Universitas Sumatera Utara Bagan 2.3 PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN DI FASKES RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN Peserta - Membawa kartu BPJS Kesehatan - Surat rujukan dari faskes tingkat pertama BPJS Kesehatan Centre di Faskes Tingkat Lanjut BPJS Kesehatan Centre menerbitkan Surat Jaminan Pelayanan SJP Pulang Rujuk Balik ke Faskes Tingkat Pertama Klinik Spesialis RS UmumRS Khusus - Pelayanan Kesehatan - Peserta Keluarga menandatangani Surat Bukti Pelayanan Bagan 2.4 PROSEDUR PELAYANAN OBAT • Faskes Tingkat Pertama Puskesmasklinik Dokter memberikan resep Apotik PuskesmasKlinik Jejaring -Pengkajian resep, menyiapkan dan menyerahkan obat kepada Peserta - Peserta menandatangani bukti penerimaan obat Pulang Universitas Sumatera Utara • Faskes Tingkat Lanjutan Klinik SpesialisRS Dokter memberikan resep Peserta - Memberikan resep - Kartu BPJS Kesehatan - Bukti pelayanan Pulang Apotik Klinik SpesialisRSJejaring - Verifikasi resep dan bukti pendukung -Mengkaji resep dan memberikan obat kepada peserta -Peserta menandatangani bukti penerimaan obat

2.5.4. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan