Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, ada beberapa faktor penyebab terjadinya perkawinan di bawah umur, yakni kurangnya pencegahan dari orang tua; kurangnya efektifitas UU Perkawinan dan kurangnya kesadaran hukum masyarakat; kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua; faktor kemiskinan dan ekonomi; faktor kebiasaan dan turun-temurun dan hamil di luar nikah. 2. Perkawinan di bawah umur ini tentu saja menimbulkan dampak kepada pelakunya, mulai dari dampak negatif sampai dampak positifnya juga ada. Dampak negatif dari perkawinan di bawah umur ini adalah kesulitan mereka dalam menata ekonomi dan keuangan keluarga seringnya terjadi perselisihan dalam rumah tangga karena kurangnya komunikasi yang buruk dan egoisme antar pasangan; pendidikan mereka menjadi terbengkalai dan kesulitan dalam mengurus anak-anak. Selain itu, dari sudut pandang kedokteran, perkawinan di bawah umur ini juga mempunyai dampak negatif baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan, diantaranya : kehamilan prematur premature pregnancy, kematian ibu maternal mortality dan problem kesehatan health problem lainnya seperti kerusakan tulang panggul cepalopelvic, Universitas Sumatera Utara 110 Vesicovaginal fistulas, kekurangan nutrisi malnoutrished dan hubungan seksual yang tidak aman. Perkawinan di bawah umur juga menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga abuse and violence. Selain dampak negatif dari perkawinan di bawah umur juga terdapat dampak positifnya yakni masa depan anak mereka lebih terjamin dan terhindar dari perzinahan. Tapi perkawinan di bawah umur ini lebih banyak dampak negatifnya dari pada dampak negatifnya. 3. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya perkawinan di bawah umur antara lain dengan membuat kebijakan-kebijakan strategis nasional seperti pemerintah perlu membuat komitmen politik political will dan pernyataan yang tegas clear expression untuk menghentikan praktek-praktek tradisi yang berbahaya the harmful tradition practices, meratifikasi dan menerapkan secara efektif instrumen-intsrumen international, khususnya semua yang terkait dengan perlindungan terhadap perempuan dan anak serta melakukan reformasi undang-undang perkawinan, antara lain dengan menghapus institusi dispensasi nikah, rekonsepsi perwalian untuk menghindari kawin paksa ijbar, serta menetapkan usia minimum untuk menikah bagi anak laki-laki dan perempuan secara sama dan lebih tinggi dari sebelumnya, yakni 18 tahun. Selain itu semua pihak juga diharapkan untuk menanggulangi dan mencegah agar perkawinan anak di bawah umur ini tidak terulang kembali, yakni pengubahan perilaku hukum masyarakat melalui program sadar hukum, perluasan akses pendidikan yang Universitas Sumatera Utara 111 terjangkau, sosialisasi program pendidikan seks dan kesehatan reproduksi serta perbaikan manajemen dan administrasi perkawinan. D. Saran 1. Perlu ditingkatkan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan- penyuluhan hukum, sehingga tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum setiap warga masyarakat meningkat. 2. Perlunya penyesuaian terhadap beberapa aturan yang tumpang tindih seperti yang ada dalam Pasal 2 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 3. Perlunya dilakukan sebuah usaha sistematis yang terarah dalam rangka pengawasan yang menyangkut perkawinan agar tidak terjadi lagi kasus perkawinan terhadap anak di bawah umur . Selain itu semua pihak harus melakukan pembinaan terhadap anak. Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran orang tua, keluarga, masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan , organisasi sosial, dunia usaha, media massa atau lembaga pendidikan. Universitas Sumatera Utara 19

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP HUKUM PERKAWINAN